Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 174
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءكُم بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).
Pada ayat ini Allah menyeru semua manusia di atas dunia dan menyatakan bahwa telah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas dari Tuhan, dikuatkan oleh dalil-dalil dan alasan-alasan yang nyata dan benar, yang dibawa oleh seorang Nabi dan Rasul-Nya, yang "ummi" yang tidak tahu tulis baca. Keadaan buta huruf itu saja sudah merupakan bukti yang kuat atas kenabian dan kerasulannya alas kebenaran agama yang dibawanya yang cukup mempunyai peraturan-peraturan dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan memberikan petunjuk berupa ibadah dan amal saleh untuk mencapai kebahagiaan di akhirat.
Bagaimana seorang ummi yang tidak pernah belajar di sekolah apalagi untuk membaca buku-buku, dan tidak pernah di masa kanak-kanak dan di masa mudanya mengikuti langkah-langkah dan kebiasaan-kebiasaan anak dan pemuda-pemuda di masanya, tidak pernah menghadiri malam-malam senda gurau, malam-malam panjang dl mana mereka bercerita dan bercengkerama mengenai adat-istiadat, sejarah nenek moyang, dan kejadian-kejadian penting di kalangan mereka, seperti peperangan, permusuhan dan lain sebagainya dapat menceritakan sesuatu yang berharga dan tinggi nilainya? Bagaimana seorang ummi yang demikian halnya akan dapat membawa suatu kitab (Alquran) yang di dalamnya terdapat syariat yang mulia dan amat tinggi nilainya, dibawakan dengan gaya bahasa yang amat tinggi pula mutunya yang tidak dapat ditiru dan ditandingi oleh pujangga-pujangga bagaimanapun besarnya. Ini adalah suatu tanda dan bukti atas kebenaran agama yang dibawanya, bahkan tidak ada orang yang dapat membantah bahwa Alquran itu adalah suatu mukjizat yang abadi yang selalu dapat menguatkan dan membenarkan agama yang dibawanya itu. Maka Allah menamakan Alquran itu cahaya yang terang benderang yang memberi petunjuk kepada manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik kepada cahaya iman dan menegakkan dasar-dasar tauhid yang telah menjadi tugas para Rasul sebelum Muhammad saw. Para Rasul sebelumnya telah menyeru umatnya dengan bersungguh-sungguh kepada agama tauhid dan telah banyak pula pengikut mereka. Tetapi ternyata sesudah mereka meninggal, para pengikut itu telah merusak dasar-dasar tauhid itu dengan mencampur adukkannya dengan beraneka ragam kemusyrikan seperti menyembah berhala, menyembah binatang dan matahari bahkan menyembah arwah-arwah dengan memujanya dan memanjatkan doa kepadanya. Akhirnya manusia terjerumus ke lembah syirik dan hanyut dibawa arus berbagai macam paham yang sesat dan menyesatkan sehingga mereka kehilangan pedoman dan tidak tahu lagi mana yang baik mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Dalam keadaan gelap gulita seperti inilah Alquran diturunkan sebagai cahaya yang menerangi mereka sehingga manusia dapat berpikir kembali dan menyadari bahwa jalan yang mereka tempuh selama ini adalah jalan salah yang membawa kepada kerusakan dan keruntuhan.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya:
"Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Alquran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu"
(Q.S. Al-Hadid: 9)
Dengan demikian jelaslah bahwa Nabi Muhammad saw. yang ummi (buta huruf) pembawa suatu syariat yang sempurna untuk kebahagiaan dunia dan akhirat tidak mungkin kalau dia bukan seorang Nabi dan utusan Allah. Dan jelas pulalah bahwa Alquran yang diturunkan kepadanya bukan buatannya, tetapi benar-benar wahyu dari Tuhan semesta Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.