Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 163
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإْسْحَقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepada Nabi Muhammad saw, seperti memberi wahyu kepada Nabi Nuh dan nabi-nabi yang diutus kemudian. Wahyu itu mempunyai empat pengertian.
1. Isyarat, seperti dalam Firman Allah:
Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepada Nabi Muhammad saw, seperti memberi wahyu kepada Nabi Nuh dan nabi-nabi yang diutus kemudian. Wahyu itu mempunyai empat pengertian.
1. Isyarat, seperti dalam Firman Allah:
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Artinya:
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka "Hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang"
(Q.S. Maryam: 11)
2. Ilham seperti dalam Firman Allah:
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka "Hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang"
(Q.S. Maryam: 11)
2. Ilham seperti dalam Firman Allah:
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ
Artinya:
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, susuilah dia"
(Q.S. Al Qasas: 7)
3. Insting (naluri) seperti dalam Firman Allah:
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, susuilah dia"
(Q.S. Al Qasas: 7)
3. Insting (naluri) seperti dalam Firman Allah:
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
Artinya:
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia"
(Q.S. An Nahl: 68)
4. Bisikan ha1us, seperti dalam Firman Allah:
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia"
(Q.S. An Nahl: 68)
4. Bisikan ha1us, seperti dalam Firman Allah:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
Artinya:
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).
(Q.S. Al-An'am: 112)
Wahyu yang dimaksud dalam ayat ini, ialah pengertian yang asli yaitu pengertian makrifat yang didapati oleh seorang nabi di dalam hatinya dengan penuh keyakinan, bahwa pengertian itu datangnya dari Allah SWT, baik langsung maupun memakai perantaraan. Allah telah mewahyukan Alquran ini kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana Allah telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang datang kemudiannya. Allah SWT, tidak pernah menurunkan sebuah kitab dari langit secara terang-terangan disaksikan oleh pancaindera sebagaimana yang dimintakan oleh orang-orang Yahudi kepada Nabi Muhammad saw karena wahyu itu adalah semacam pengumuman yang datangnya cepat lagi sembunyi. Di antara nabi-nabi yang menerima wahyu itu pertama sekali ialah Nabi Nuh, karena beliau termasuk Nabi yang tertua setelah Adam, dan karena beliau dipandang sebagai Adam kedua, yang menurunkan mat manusia setelah terjadinya banjir besar (topan).
Dan Allah telah mewahyukan pula kepada Ibrahim yang diberi julukan Abul Ambiya (ayah dari para nabi) dan Ismail sebagai nenek moyangnya orang Arab dan Ishak dan Ya'kub sebagai nenek moyangnya Bani Israel (Yahudi).
Yang dimaksud dengan "Asbat" ialah anak cucu Nabi Yakub sebanyak 12 orang. Pemakaian kata-kata "Asbat" di kalangan Bani Israel sama dengan pemakaian kata-kata "kabilah" di kalangan orang-orang Arab turunan Ismail.
Dan Allah telah mewahyukan pula kepada Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman, dan telah memberikan Zabur kepada Nabi Daud. Menurut Imam Qurtubi, kitab Zabur itu berisi 150 surat yang tidak mengandung hukum hukum, hanya berisi: nasihat-nasihat hikmah, pujian dan sanjungan kepada Allah SWT.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).
(Q.S. Al-An'am: 112)
Wahyu yang dimaksud dalam ayat ini, ialah pengertian yang asli yaitu pengertian makrifat yang didapati oleh seorang nabi di dalam hatinya dengan penuh keyakinan, bahwa pengertian itu datangnya dari Allah SWT, baik langsung maupun memakai perantaraan. Allah telah mewahyukan Alquran ini kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana Allah telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang datang kemudiannya. Allah SWT, tidak pernah menurunkan sebuah kitab dari langit secara terang-terangan disaksikan oleh pancaindera sebagaimana yang dimintakan oleh orang-orang Yahudi kepada Nabi Muhammad saw karena wahyu itu adalah semacam pengumuman yang datangnya cepat lagi sembunyi. Di antara nabi-nabi yang menerima wahyu itu pertama sekali ialah Nabi Nuh, karena beliau termasuk Nabi yang tertua setelah Adam, dan karena beliau dipandang sebagai Adam kedua, yang menurunkan mat manusia setelah terjadinya banjir besar (topan).
Dan Allah telah mewahyukan pula kepada Ibrahim yang diberi julukan Abul Ambiya (ayah dari para nabi) dan Ismail sebagai nenek moyangnya orang Arab dan Ishak dan Ya'kub sebagai nenek moyangnya Bani Israel (Yahudi).
Yang dimaksud dengan "Asbat" ialah anak cucu Nabi Yakub sebanyak 12 orang. Pemakaian kata-kata "Asbat" di kalangan Bani Israel sama dengan pemakaian kata-kata "kabilah" di kalangan orang-orang Arab turunan Ismail.
Dan Allah telah mewahyukan pula kepada Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman, dan telah memberikan Zabur kepada Nabi Daud. Menurut Imam Qurtubi, kitab Zabur itu berisi 150 surat yang tidak mengandung hukum hukum, hanya berisi: nasihat-nasihat hikmah, pujian dan sanjungan kepada Allah SWT.
Asbabun Nuzul Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 163
Ibnu Ishak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa Addiy bin Zaid telah berkata, "Kami belum pernah mengetahui bahwa Allah swt. telah menurunkan sesuatu (wahyu) kepada seorang pun sesudah Musa." Kemudian Allah swt. menurunkan ayat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.