Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 83
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri [322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri) [323]. Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
[322] Ialah : tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan di antara mereka.
[323] Menurut mufassirin yang lain maksudnya ialah : kalau suatu berita tentang keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan Ulil Amri, tentulah Rasul dan Ulil Amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari berita itu.
Menurut Ibnu Jabir ayat ini turunnya disebabkan adanya Sesuatu golongan yang menyembunyikan niat jahatnya terhadap kaum Muslimin dan mereka suka memberitakan sesuatu yang tidak pernah diucapkan oleh Rasul. Sikap seperti itu meskipun tanpa mengandung niat buruk, namun tanpa sadar orang akan ikut-ikut menyiarkan berita itu yang pada hakikatnya profokatif. Berita seperti itu tentulah bersumber dari sesuatu golongan tertentu untuk kepentingan tertentu.
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang yang lemah imannya dan orang-orang munafik suka menyiarkan berita-berita yang mereka ketahui terutama dalam keadaan perang yaitu berita-berita yang bocor dari pihak markas tentara yang tidak wajar diketahui oleh rakyat. umum tentang rahasia peperangan, dalam negeri atau luar negeri yang tidak wajar diketahui oleh khalayak umum.
Mereka menyiarkan berita-berita itu biasanya dengan maksud untuk mengacaukan keadaan. Tetapi kalau mereka bermaksud baik dan mereka mengembalikan berita itu kepada Rasul sebagai pimpinan tertinggi atau mereka kembalikan kepada ulil 'amri yaitu pemimpin-pemimpin dari orang-orang pemerintahan tentulah mereka akan mengetahui persoalan berita yang sebenarnya; mereka akan mendapat keterangan dari pimpinan-pimpinan itu, dan dengan demikian tidaklah terganggu keamanan umum.
Pada akhir ayat ini Allah menerangkan bahwa masyarakat ramai akan terpengaruh oleh orang yang menyiarkan berita yang sama halnya dengan setan, kecuali orang yang kuat imannya yang selamat dari berita provokasi tersebut. Dengan rahmat dan karunia Allah kaum Muslimin terpelihara dari perangkap semacam itu karena mereka patuh pada Allah dan Rasul dan mengembalikan segala urusan kepada pimpinan yang dipercayai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.