Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 66
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُواْ مِن دِيَارِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلاَّ قَلِيلٌ مِّنْهُمْ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka : "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
Menurut riwayat Ibnu Jarir yang dinukil oleh Jalaluddin Assuyuti bahwa setelah turun ayat ini, maka terjadi pembicaraan antara orang Yahudi dengan seorang sahabat Nabi yang bernama Sabit bin Qais bin Syammas. Yahudi itu berkata (dengan perasaan bangga): "Demi Allah, Allah telah mewajibkan kepada kami (umat Yahudi) membunuh diri sebagai kafarat (denda) dari dosa menyembah anak sapi, dan kami laksanakan perintah itu dengan patuh". Mendengar itu Sabit bin Qais membalas dengan katanya: "Demi Allah andaikata Tuhan menyuruh kami membunuh diri untuk kafarat atau bertobat dari dosa, kami pasti melaksanakannya".
Menurut Ibnul Arabi dan Syihabuddin Al Alusi: bahwa setelah Nabi Muhammad saw mendengar ucapan Sabit bin Qais tersebut di atas dan juga ucapan yang serupa dari para sahabat Nabi yang lainnya, maka beliau bersabda yang maksudnya: "Pada umatku banyak terdapat orang-orang yang imannya lebih kuat tertanam dalam lubuk hatinya dari pada tertanamnya gunung-gunung di atas permukaan bumi".
Pada ayat ini Allah menjelaskan berbagai sikap manusia pada umumnya dalam mematuhi perintah Allah SWT. Kebanyakan mereka apabila diperintahkan hal-hal yang berat, mereka enggan bahkan menolak untuk melaksanakannya seperti halnya orang-orang munafik dan orang-orang yang lemah imannya.
Adapun orang-orang yang benar-benar beriman selalu menaati segala yang diperintahkan Allah bagaimanapun beratnya perintah itu, walaupun perintah itu meminta pengorbanan jiwa, harta atau meninggalkan kampung halaman. Hal ini terbukti dari sikap kaum muslimin di waktu diperintahkan berhijrah ke Madinah dan di waktu diperintahkan berperang melawan musuh yang amat kuat, berlipat ganda jumlahnya dan lengkap persenjataannya. Inilah yang digambarkan oleh Nabi Muhammad saw dalam sabdanya yang tersebut di atas. Sebenarnya kalau manusia itu melaksanakan apa yang disuruh oleh Allah dan meninggalkan apa yang di larang Nya, itulah yang lebih baik bagi mereka, karena dengan demikian iman mereka bertambah kuat dan akan menumbuhkan sifat-sifat yang terpuji pada diri mereka.
Asbabun Nuzul Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 66
Ibnu Jarir mengetengahkan dari As-Saddiy, dia mengatakan bahwa ketika turun ayat, "Dan sungguh, sekiranya Kami perintahkan kepada mereka, 'Bunuhlah dirimu atau keluarlah dari negerimu, maka mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka,' (Q.S. An-Nisa 66) maka Tsabit bin Qais bin Syammas dan seorang laki-laki Yahudi membangga-banggakan diri mereka. Kata si Yahudi, 'Demi Allah sungguh Allah telah memerintahkan kepada kami, 'Bunuhlah diri kamu,' maka kami mengerjakannya.' Dan kata Tsabit pula, 'Sekiranya Allah memerintahkan kami supaya membunuh diri kami, tentulah kami akan melakukannya.' Maka Allah pun menurunkan, 'Dan sekiranya mereka melakukan apa yang dinasihatkan kepada mereka, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan keimanan mereka.'" (Q.S. An-Nisa 66)
terima kasih telah menjelaskan surah an nisa aya 66 :)
BalasHapus