Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 54
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَآ آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُم مُّلْكًا عَظِيمًا
ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia [311] yang Allah telah berikan kepadanya ? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
[311] Yaitu : kenabian, Al Qur'an, dan kemenangan.
Kalau ayat-ayat sebelumnya menerangkan sifat-sifat jelek Yahudi seperti sangkaan bahwa merekalah yang lebih baik dan menempuh jalan yang lebih benar dari orang-orang mukmin, maka pada ayat ini diterangkan sifat dengkinya mereka kepada Muhammad saw. karena kenabian jatuh kepadanya, tidak kepada orang Yahudi, dan mereka dengki kepada pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw, karena mereka percaya dan beriman kepada-Nya, terutama setelah mereka melihat kemajuan dan kemenangan yang dicapai oleh Muhammad dan sahabat-sahabatnya, dari sehari ke sehari bertambah kuat dan bertambah kuat dan makin banyak pendukung dan pengikutnya. Kedengkian orang-orang Yahudi kepada Muhammad dan pengikutnya itu, adalah suatu kekeliruan besar dari mereka dan sangat mengherankan, karena apa yang telah dicapai Muhammad dan sahabat-sahabatnya itu bukanlah hal yang baru, sebab Allah telah memberikan juga kitab, hikmah dan kerajaan kepada keluarga keturunan Nabi Ibrahim; seperti yang pernah diberikan kepada Nabi Yusuf, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.
Sifat dengki ialah perasaan tidak senang melihat orang lain memperoleh nikmat Allah, malah menginginkan nikmat itu lenyap dari pemiliknya. Sifat itu tidak saja buruk tetapi juga akan menghilangkan pahala-pahala kebajikan yang telah dikerjakan.
Nabi saw. bersabda:
إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
Artinya:
"Jauhilah sifat-dengki karena sesungguhnya dengki itu memakan (pahala) kebaikan. seperti api memakan kayu bakar". (H.R. Abu Daud dari Abu Hurairah)
Asbabun Nuzul Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 54
Ibnu Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di antara orang-orang yang mengambil prakarsa untuk menggerakkan persekutuan di antara orang-orang Quraisy dengan Gathaan dan Bani Quraizhah ialah Huyai bin Akhthab, Salam bin Abu Haqiq, Abu Rafi', Rabi' bin Abu Haqiq, Abu Imarah dan Haudzhah bin Qais, kesemua mereka dari warga Bani Nadhir. Tatkala mereka ini mengadakan kunjungan kepada orang-orang Quraisy, beberapa orang warga Mekah mengatakan, 'Mereka itu adalah pendeta-pendeta Yahudi dan para ahli mereka mengenai kitab-kitab suci yang pertama dulu. Baik tanyakan pada mereka, manakah yang lebih baik, apakah agama kamu ataukah agama Muhammad.' Lalu mereka tanyakan, dan jawabannya ialah, 'Agamamu lebih baik dari agama mereka, dan kamu lebih banyak dapat petunjuk daripadanya dan dari pengikut-pengikutnya.' Maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi Alkitab...' sampai dengan, '...kerajaan besar.'" (Q.S. An-Nisa 51-54) Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari jalur Aufi dari Ibnu Abbas, katanya, "Kata Ahli Kitab, 'Muhammad menduga bahwa apa yang telah diberikan kepadanya itu dianggapnya sederhana, padahal ia mempunyai sembilan orang istri dan tak ada minatnya selain daripada kawin. Nah, raja manakah yang lebih utama daripadanya?' Maka Allah pun menurunkan, 'Apakah mereka merasa dengki kepada manusia...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 54). Ibnu Saad mengetengahkan dari Umar Maula Afrah yang hampir sama dengan itu yaitu, "Lebih berkelapangan daripadanya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.