Tafsir Surah An Nisaa 88

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 88


فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللّهُ أَرْكَسَهُم بِمَا كَسَبُواْ أَتُرِيدُونَ أَن تَهْدُواْ مَنْ أَضَلَّ اللّهُ وَمَن يُضْلِلِ اللّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً

Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan [328] dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah [329] ? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.

[328] Maksudnya : golongan orang-orang mu'min yang membela orang-orang munafik dan golongan orang-orang mu'min yang memusuhi mereka.
[329] Pengertian disesatkan Allah lihat not. 34.

Ayat ini menyingkapkan suatu kenyataan yang terjadi pada masa Rasulullah saw, bahwa ada segolongan kaum munafik yang selalu bermuka dua terhadap Rasulullah dan kaum muslimin dalam menghadapi peperangan Mereka itu pura-pura membantu dan menyokong Rasulullah saw dan kaum muslimin, padahal yang sebenarnya mereka itu enggan memberikan bantuan, bahkan mereka dengan sembunyi-sembunyi membantu musuh kaum muslimin. Dalam menghadapi orang-orang munafik ini, ternyata kaum muslimin terpecah menjadi dan golongan. Golongan pertama berpendapat bahwa orang orang munafik itu harus ditindak dan dibasmi; sedang golongan kedua ingin membela mereka, karena mereka dianggap sebagai penolong kaum muslimin.

Maka Allah SWT mengoreksi kaum muslimin, mengapa mereka terpecah belah dan tidak bersatu padu menghadapi kaum munafik itu. Allah SWT menyebut orang-orang munafik itu sebagai "orang-orang yang telah dibalikkan-Nya kepada kekafiran" disebabkan tindak-tanduk mereka sendiri, dan sebagai "orang-orang yang telah disesatkan-Nya" dengan arti: mereka telah menjadi sesat karena keingkaran dan mereka tidak mengindahkan lagi petunjuk-petunjuk Allah SWT.

Dengan nada bertanya Allah SWT melarang kaum muslimin untuk mencoba memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan-Nya Allah SWT berfirman yang artinya: "Apakah kamu berusaha untuk memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah" Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa tidak ada jalan bagi kaum muslimin dan bagi siapapun juga, untuk memberikan petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah lantaran keingkaran dan kefasikan mereka. Dari ayat ini dapat diambil pengertian bahwa kaum muslimin tidak boleh ragu-ragu dalam menghadapi orang-orang munafik itu. Perintah Allah SWT untuk berperang dan membela agama-Nya harus dilaksanakan dan semua penghalang haruslah disingkirkan. Kaum muslimin harus bersatu padu dalam sikap dan perbuatannya untuk menghadapi orang-orang munafik serta musuh-musuh Islam yang lain.

Asbabun Nuzul Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 88

Bukhari dan Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bahwa Rasulullah saw. berangkat menuju Uhud. Sebagian di antara orang-orang yang turut bersamanya tadi kembali pulang. Maka para sahabat Nabi saw. terbagi atas dua golongan dalam menghadapi orang-orang yang kembali atau kaum munafik ini. Sebagian mengatakan, "Kita bunuh mereka itu," sedang sebagian lagi mengatakan, "Tidak." Karena itu Allah menurunkan, "Maka kenapa kamu menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik?" (Q.S. An-Nisa 88). Said bin Manshur dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Said bin Mu'adz, katanya, "Rasulullah saw. berpidato di hadapan manusia, sabdanya, 'Siapa yang bersedia membantuku menghadapi orang-orang yang menyakitiku dan yang mengumpulkan di rumahnya orang-orang yang menyakitiku?' Maka kata Saad bin Mu'adz, 'Jika dia dari warga Aus kami bunuh dia, dan jika dia dari warga Khazraj, Anda dapat mengeluarkan perintah kepada kami dan kami akan menaatinya.' Mendengar itu maka Saad bin Ubadah berdiri lalu katanya, 'Betapa Anda akan menaati perintah Nabi saw. hai Ibnu Mu'adz, padahal Anda telah mengetahui bahwa orang yang dimaksud bukanlah dari warga Anda!' Lalu berdiri pula Usaid bin Hudhair, katanya, 'Hai Ibnu Ubadah, kamu ini seorang munafik dan mengasihi orang-orang munafik.' Ketika itu tampil pula Muhammad bin Maslamah, kataya. 'Diamlah tuan-tuan, hai manusia! Bukankah di kalangan kita ini ada Rasulullah dan beliau berhak memerintah kita hingga perintahnya itu harus dilaksanakan?' Karena itu Allah pun menurunkan, 'Maka kenapa kamu menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 88) Ahmad mengetengahkan dari Abdurrahman bin Auf bahwa suatu kaum dari bangsa Arab datang menemui Rasulullah saw. di Madinah. Mereka pun masuk Islam, lalu ditimpa oleh wabah kota Madinah dan penyakit demamnya hingga mereka berbalik surut dan keluar meninggalkan kota Madinah. Sebagian sahabat menemui mereka, lalu menanyai mereka, "Kenapa kamu kembali?" Jawab mereka, "Kami ditimpa oleh wabah Madinah." Kata mereka pula, "Tidakkah Rasulullah itu dapat menjadi contoh yang baik bagi kamu?" Kata sebagian sahabat lagi, "Mereka ini rupanya orang-orang munafik!" Kata lainnya, "Tidak, mereka bukan orang-orang munafik." Maka Allah pun menurunkan, "Maka kenapa kamu menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik...sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 88) Dalam isnadnya terdapat pemalsuan dan bagian yang terputus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.