Tafsir Surah An Nisaa 164

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 164


وَرُسُلاً قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلاً لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung [381].

[381] Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa merupakan keistimewaan Nabi Musa, dan karena Nabi Musa disebut : "Kalimullah" sedang rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. Dalam pada itu Nabi Muhammad pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu mi'raj.

Ada beberapa Rasul yang telah Allah kisahkan terdahulu. kepada Muhammad saw, dan ada pula beberapa Rasul yang sengaja tidak Allah kisahkan kepadanya, karena umat-umatnya kurang dikenal. Beberapa Rasul telah dikisahkan dalam Alquran sebagaimana firman Allah:

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَى وَهَارُونَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ(84)وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِنَ الصَّالِحِينَ(85)وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ(86) 

Artinya:
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas, semuanya termasuk orang-orang yang saleh. dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).
(Q.S. Al-An'am: 84-86)

Kisah para nabi itu sebagian besar terdapat pada Surat Hud dan surat As Syu'ara. Rasul-rasul yang tidak Allah kisahkan itu kurang dikenal umatnya oleh orang Arab dan tidak dikenal pula oleh ahli kitab yang berdampingan masa dengan orang Arab, seperti yang ada di negeri Jepang, Cina, India, Eropa dan Amerika. Hikmah dari mengisahkan nabi-nabi itu ialah untuk mengambil iktibar dan pelajaran darinya, untuk menambah ketabahan hati ketika menghadapi tantangan-tantangan dan permusuhan dan untuk memperkuat kenabian Nabi Muhammad saw, sebagaimana firman Allah:

وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ 

Artinya:
"Dan semua kisah dari rasul-rasul yang Kami ceriterakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya dapat Kami teguhkan hatimu, dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman"
(Q.S. Hud: 120)

Orang-orang Yahudi beranggapan, bahwa yang diberi wahyu dan pangkat kenabian itu hanya dari golongan mereka saja, padahal beberapa ayat menunjukkan bahwa Allah SWT, telah mengutus beberapa rasul untuk setiap umat sebagai realisasi dari rahmat Allah yang tersebar luas ke seluruh dunia.

Firman Allah SWT:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ 

Artinya:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) "Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu"
(Q.S. An Nahl: 36)

Dan firman Allah:

وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ 

Artinya:
Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
(Q.S. Fathir: 24)

Dan Allah SWT, telah berbicara kepada Musa dengan pembicaraan yang langsung yaitu dengan menurunkan wahyu kepadanya sebagaimana dijelaskan Allah di dalam firman-Nya:

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ 

Artinya:
Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantara wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
(Q.S. Asy Syura: 51)

Pembicaraan Allah SWT, kepada Musa itu termasuk pembicaraan di belakang tabir, karena beliau hanya mendengar kalam Ilahi dan tidak dapat melihat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.