Tafsir Surah Ali Imran 61

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Ali 'Imran 61

Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): `Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.(QS. 3:61)

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

Kemudian di dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad bila masih ada orang yang membantah kebenaran berita tentang kejadian Isa, sesudah mendapat penjelasan hendaklah mereka diajak bermubahalah untuk membuktikan siapa yang benar dan berdoa supaya Allah SWT menjatuhkan laknat-Nya kepada orang yang berdusta. Mubahalah ini sebagai pencerminan dari kebenaran kepercayaan itu.

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, agar mengundang keluarga masing-masing baik dari pihaknya maupun dari pihak mereka, yang terdiri dari anak-anak dan isteri, untuk mengadakan mubahalah ini.

Di dalam ayat disebutkan lebih dahulu isteri dan anak-anak nabi dalam mubahalah, karena seseorang lebih mengkhawatirkan diri keluarganya dari pada dirinya sendiri. Hal ini mengandung pengertian bahwa Nabi Muhammad saw, telah percaya dengan penuh keyakinan bahwa bencana yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari muhabalah itu tidak akan menimpa keluarganya dan dirinya. Kemudian ayat ini yang dikenal sebagai ayat mubahalah.

Mengenai terjadinya ajakan mubahlah tersebut telah diriwayatkan melalui berbagai macam sumber, bahwa Nabi Muhammad saw, telah mengajak orang-orang Nasrani dari suku Najran untuk mengadakan mubahalah, tetapi mereka menolak.

Imam Bukhari dan Imam Muslim juga telah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Al 'Aqib dan As Sayid mengunjungi Rasulullah saw. Kemudian beliau berkeinginan untuk mengadakan mubahalah dengan mereka. Maka salah seorang di antara mereka berkata kepada kaumnya: "Janganlah kamu bermuhabalah dengan dia. Demi Allah apabila ia betul-betul seorang Nabi lalu dia bemubahalah dengan kita, niscaya kita tidak akan berbahagla selamanya, dan tidak akan ada generasi yang akan melanjutkan keturunaan kita. Kemudian mereka berkata kepada Nabi saw: "Kami akan memberikan apa yang engkau minta sebab itu utuslah kepada kami seorang laki-laki yang terpercaya" Kemudian Nabi saw bersabda: "Berdirilah hai, Aba Ubaidah", maka setelah ia berdiri Nabipun bersabda: "Inilah orang yang terpercaya dikalangan umat ini" .

Abu Nu'aim meriwayatkan pula sebuah hadis dari Ibnu 'Abbas dalam kitab Ad Dalail melalui sanad dari Ata'dan Ad Dahak dari lbnu Abbas bahwasanya delapan orang Nasrani dan penduduk Najran mendatangi Rasulullah saw Di antara mereka terdapat 'Aqib dan As Sayid. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat ini. Lalu mereka berkata: "Beri tangguhlah kami tiga hari". Lalu mereka pergi kepada Bani Quraizah, Bani Nadir dan Bani Qainuqa' dari kalangan orang-orang Yahudi. Kemudian mereka memberi isyarat untuk berdamai saja dan tidak mengadakan mubahalah dengan Nabi. Kemudian mereka berkata: "Dia adalah nabi yang telah diberitakan kedatangannya di dalam kitab Taurat". LaIu mereka mengadakan perdamaian dengan Nabi saw dengan perjanjian membayar 1.000 potong pakaian pada bulan Safar dan 1.000 potong lagi disertai sejumlah uang pada bulan Rajab.

Dan diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw, telah mengajukan Ali, Fatimah dan kedua putra mereka, Hasan dan Husain selain diri beliau sendiri, untuk bermuhabalah dan Nabipun keluar bersama-sama mereka seraya bersabda: "Apabila saya berdoa hendaklak kamu membaca, Amin".

Dan Ibnu `Asakir telah meriwayatkan sebuah hadis dari Ja'far dari ayahnya, bahwa setelah ayat ini turun, Nabi membawa Aba Bakar bersama-sama anak-anaknya, Umar dan anak-anaknya clan 'Usman bersama anak-anaknya. Dapat dipahami dari ayat-ayat ini bahwa Nabi Muhammad saw, telah memerintahkan untuk mengundang orang-orang yang menentang hakekat kejadian, Isa dari kalangan orang-orang ahli kitab untuk berkumpul baik lakl-laki, perempuan ataupun anak-anak, dan juga Nabi mengumpulkan orang mukminin baik laki-laki, perempuan atau anak-anak. Mereka pun mengajak bermubahalah kepada Allah SWT agar Dia melaknat orang-orang yang sengaja berdusta.

Ajakan Nabi saw untuk bermubahalah itu menunjukkan adanya keyakinan yang penuh terhadap kebenaran apa yang beliau katakan, sebaliknya keengganan orang-orang yang diajak untuk bermubahalah menunjukkan alasan dan kepalsuan kepercayan mereka.

Di dalam ayat ini terdapat suatu pelajaran bahwa wanita harus diikut sertakan untuk turut bersama-sama lelaki menghadapi persoalan yang penting. Hal ini menunjukkan kelebihan agama Islam dari agama lain. Juga terdapat suatu petunjuk bahwa menurut ajaran Islam, para wanita sama hak dan kewajibannya dengan laki-laki dalam berbagai urusan.

Asbabun Nuzul Indonesia Depag Surah Ali 'Imran 61

Baihaqi mengetengahkan dalam Dalail dari jalur Salamah bin Abdu Yasyu' dari bapaknya seterusnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. menulis surat kepada warga Najran, yakni sebelum diturunkan kepadanya surat Thasin, "Atas nama Tuhan dari Ibrahim, Ishak dan Yakub, dari Muhammad yang nabi..." Di dalamnya disebutkan, "Maka orang-orang Najran itu mengutus Syurahbil bin Wadaah Al-Hamdani, Abdullah bin Syurahbil Al-Ashbahi dan Jabbar Al-Hartsi kepada Nabi saw. Perutusan ini berangkat mendatangi Nabi saw. sehingga mereka pun saling bertanya jawab. Demikianlah tanya jawab ini terus berlangsung sampai mereka menanyakan, 'Bagaimana pendapat Anda tentang Isa?' Jawab Nabi saw., 'Sampai hari ini tak ada suatu pun pendapat saya mengenai dirinya. Tinggallah tuan-tuan di sini dulu sampai saya dapat menerangkannya!' Ternyata esok paginya Allah telah menurunkan ayat ini, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...seraya kita memohon agar laknat Allah itu ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta.'" (Q.S. Ali Imran 59-61) Ibnu Saad mengetengahkan dalam kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais, katanya, "Telah datang kepada Nabi saw. uskup negeri Najran bersama bawahannya, kepada mereka ditawarkannya agama Islam, Mereka menjawab, 'Sebelum Anda, kami telah Islam.' Jawab Nabi saw., 'Bohong! Ada tiga perkara yang menghalangi tuan-tuan masuk Islam, yakni ucapan tuan-tuan bahwa Allah mempunyai anak, memakan daging babi dan sujud kepada patung.' Tanya mereka, 'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah tidak dapat menjawab sampai Allah menurunkan, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana.' (Q.S. Ali Imran 59-62) Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.