Tafsir Surah Ali Imran 75

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Ali 'Imran 75

Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: `Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.(QS. 3:75)

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa di antara ahli kitab ada sekelompok manusia yang apabila mereka itu mendapat kepercayaan diserahi harta yang banyak ataupun sedikit mereka mengembalikannya sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Akan tetapi ada pula di antara mereka yang apabila mendapat kepercayaan diserahi sejumlah harta sedikit saja mereka tidak mau mengembalikannya kecuali apabila ditagih. Mereka baru mau menyerahkannya setelah melalui proses pembuktian.

Hal ini menunjukkan bahwa di antara ahli kitab itu ada sekelompok orang yang pekerjaannya mempersulit orang-orang Islam dan membuat tipu daya agar supaya orang Islam tidak senang memeluk agamanya dan berbalik untuk mengikuti agama mereka. Dan di antara mereka ada pula sekelompok orang yang pekerjaannya memutar balikkan hukum. Mereka menghalalkan memakan harta orang lain dengan alasan bahwa: "Kitab Taurat melarang mengkhianati amanat terhadap saudara-saudara mereka seagama. Kalau pengkhianatan itu dilakukan terhadap bangsa lain mereka membolehkannya. Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa orang-orang Bani Israel itu dapat dibagi menjadi dua golongan:

1.Ahli Kitab yang betul-betul berpegang pada kitab Tauratnya yaitu betul-betul bisa dipercaya. Sebagai contoh misalnya Abdullah bin Salam yang dititipi harta oleh orang Quraisy dalam jumlah besar kemudian harta itu dikembalikannya lagi.

2.Ahli Kitab yang tidak dapat dipercaya karena apabila mereka itu dititipi sejumlah harta walaupun sedikit mereka mengingkari dan tidak mau mengembalikannya lagi kecuali apabila dibuktikan dengan keterangan yang masuk akal atau apabila melalui proses pembuktian di muka pengadilan.

Sebagai contoh ialah: Ka'ab bin Al Asyraf yang dititipi uang satu dinar oleh orang-orang Quraisy kemudian dia mengingkari titipan itu.

Kemudian Allah SWT menerangkan sebab-sebab mereka melakukan demikian, ialah karena mereka beranggapan tidak berdosa apabila mereka tidak menunaikan amanat terhadap orang Islam karena mereka beranggapan bahwasanya tidak ada ancaman dan tidak ada dosa apabila mereka makan harta orang Islam dengan jalan yang batil.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut pendapat mereka Setiap orang selain bangsa Yahudi tidak akan diperhatikan Allah, bahkan mereka mendapat murka dari Allah. Oleh sebab itulah maka harta mereka tidak akan mendapat perlindungan. Dan mengambil harta mereka tidak dianggap sebagai dosa. Dan tidak dapat diragukan lagi bahwa anggapan serupa ini adalah termasuk pengingkaran, penipuan dan keterlaluan serta penghinaan terhadap agama.

Tentang sebab turunnya ayat ini Ibnu Jarir At Tabari meriwayatkan bahwa sebagian orang Islam menjual barang-barang dagangannya kepada orang-orang Yahudi pada zaman Jahiliah. Setelah mereka masuk Islam orang-orang Arab meminta harga barang-barang itu. Orang-orang Yahudi berkata: "Kami tidak bertanggung jawab dan kamu tidak berhak menuntut dari kami ke pengadilan karena kamu telah meninggalkan agamamu". Mereka mengatakan bahwa mereka menemukan ketentuan itu di dalam kitab Taurat.

Oleh sebab itulah maka Allah SWT menjawab pertanyaan mereka dengan firman Nya:

ويقولون على الله الكذب وهم يعلمون

Artinya:
Mereka berkata dusta kepada Allah, padahal mereka mengetahuinya.
(Q.S Ali Imran)

Maksudnya mereka mengetahui dan menyadari bahwa mereka sengaja berdusta dalam hal itu, padahal mereka telah mengetahui, bahwa dalam kitab Taurat tidak ada ketentuan sedikitpun yang membolehkan untuk mengkhianati orang-orang Arab, dan memakan harta orang Islam secara tidak sah.

Sebenarnya mereka telah mengetahui. hal itu seyakin-yakinnya akan tetapi mereka tidak berpegang kepada kitab Taurat itu, mereka lebih cenderung bertaklid kepada perkataan pemimpin-pemimpin agama mereka. dan menganggap sebagai ketentuan yang wajib mereka ikuti, padahal pemimpin-pemimpin mereka itu mengemukakan pendapatnya mengenai hal-hal yang bersangkut paut dengan agama dengan menggunakan pentakwilan dengan akal dan hawa nafsu. Mereka tidak segan-segan merubah susunan kalimat asli Taurat untuk memperkuat pendapat mereka. Merekapun betul-betul mempertahankan pendapat-pendapat itu dengan mencari-cari alasan yang dapat menguatkannya.

Diriwayatkan juga oleh Ibnul Munzir dari Sa'id bin Jubair ia berkata: Setelah turun ayat 75 ini Rasulullah bersabda:

كذب اعداء الله ما من شيء في الجاهلية إلا وهو تحت قدمي هاتين إلا الأمانة فإنها مؤداة إلى البر والفاجر.

Artinya:
"Musuh-musuh Allah (orang-orang Yahudi) telah berdusta. Tidak ada suatu ketentuan di zaman Jahiliah melainkan telah berada di bawah kedua telapak kakiku ini (telah dibatalkan) terkecuali amanat. Amanat ini diwajibkan kepada orang yang baik dan orang yang jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.