Tafsir Indonesia Depag Surah Ali 'Imran 90
Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.(QS. 3:90)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ
Yang dimaksud dengan orang-orang kafir dalam ayat ini ialah Ahli Kitab yang beriman (percaya) akan kedatangan Nabi Muhammad yang tersebut dalam kitab-kitab mereka. Akan tetapi setelah Nabi Muhammad datang dan diangkat menjadi rasul, mereka kafir, bahkan kekafirannya berlebih-lebihan, yaitu dengan mengingkari, menentang dan memusuhinya. Orang-orang yang. semacam ini tobat mereka sekali-kali tidak akan diterima oleh Allah.
Penegasan Allah SWT bahwa tobat mereka sekali-kali tidak akan diterima dalam ayal ini, berbeda dengan penegasan dalam ayat-ayat yang lalu dan juga di ayat-ayat yang lain; dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وهو الذي يقبل التوبة عن عباده
Artinya
"Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-h6mbaNya".
(Q.S Asy Syura: 25)
Sebetulnya ayat ini tidak berlawanan dengan ayat yang sebelumnya dan juga dengan ayat-ayat yang lain, karena dalam ayat ini yang dimaksud dengan kafir ialah Ahli Kitab yang sebelumnya telah mengetahui kedatangan Nabi Muhammad saw. Kemudian setelah Nabi Muhammad diutus mereka mengingkarinya. Dan kekafiran mereka bertambah-tambah dan menjadi-jadi, sehingga tidak mungkin lagi diterima tobat mereka, seperti diterangkan oleh firman Allah:
ثم ازدادوا كفرا
Artinya:
"Kemudian bertambah-tambahlah kekafiran mereka".
(Q.S Ali Imran: 90)
Sebenarnya jiwa yang baik ialah jiwa yang mau menyesali perbuatan-perbuatan dosa, kemudian menjauhkan diri dari dosa itu. Jiwa yang demikian masih bisa diharapkan menerima ampunan. Akan tetapi jiwa yang kotor, yang telah menjadi sarang kemusyrikan dun kekafiran serta dicekam oleh dorongan-dorongan berbuat dosa, yang menyebabkan hatinya terbelenggu untuk melihat cahaya kebenaran, hingga setiap ia ingin bertobat selalu ada yang menghalang-halanginya untuk menerima kebenaran. Jiwa yang serupa ini amat sukar untuk dibersihkan kembali seperti keadaannya semula.
Kemudian Allah SWT menegaskan, bahwa mereka adalah orang-orang yang betul-betul tersesat, karena mereka telah mengingkari kebenaran. Mereka itu telah menempuh jalan yang salah, karena itu mereka tidak akan bahagia. Mereka tidak ada harapan lagi untuk mendapat petunjuk dan tidak akan mendapat pengampunan selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.