Tafsir Surah Al-Anfal 27

💬 : 1 komentar

Tafsir Indonesia Depag Surah Al Anfaal 27


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

Allah swt. menyeru kaum Muslimin agar mereka tidak mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, yaitu mengabaikan kewajiban-kewajiban yang harus mereka laksanakan, melanggar larangan-larangan-Nya yang telah ditentukan dengan perantaraan wahyu. Dan tidak mengkhianati amanat yang telah dipercayakan kepada mereka, yaitu mengkhianati segala macam urusan yang menyangkut ketertiban umat, seperti urusan pemerintahan, urusan perang, urusan perdata, urusan kemasyarakatan dan tata tertib hidup masyarakat. Untuk mengatur segala macam urusan yang ada dalam masyarakat itu diperlukan adanya peraturan yang ditaati oleh segenap anggota masyarakat dan oleh pejabat-pejabat yang dipercaya mengurusi kepentingan umat. Peraturan-peraturan itu secara prinsip telah diberikan ketentuannya secara garis besar di dalam Alquran dan Hadis. Maka segenap yang berpautan dengan segala urusan kemasyarakatan itu tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Karenanya segenap peraturan yang menyangkut kepentingan umat tidak boleh dikhianati, dan wajib ditaati sebagaimana mestinya. Hampir seluruh kegiatan dalam masyarakat ini berhubungan dengan kepercayaan itu. Itulah sebabnya maka Allah swt. melarang kaum Muslimin mengkhianati amanat karena apabila amanat sudah tidak terpelihara lagi berarti hilanglah kepercayaan. Dan apabila kepercayaan telah hilang maka berarti ketertiban hukum tidak akan terpelihara lagi dan ketenangan hidup bermasyarakat tidak dapat dinikmati lagi.

Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa bahaya yang akan menimpa masyarakat lantaran mengkhianati amanat yang telah diketahui, baik bahaya yang akan menimpa mereka di dunia, yaitu merajalelanya kejahatan dan kemaksiatan yang menggoncangkan hidup bermasyarakat, ataupun penyesalan yang abadi dan siksaan api neraka yang akan menimpa mereka di akhirat nanti.

Khianat adalah sifat orang-orang munafik, sedang amanah adalah sifat orang-orang mukmin. Maka orang mukmin harus menjauhi sifat khianat itu agar tidak kejangkitan penyakit nifak yang dapat mengikis habis imannya.

Anas bin Malik berkata:

ما خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا قال: لا إيمان لمن لا عهدله ولا دين لمن لا عهدله

Artinya:
Rasulullah saw. pada setiap khutbahnya bersabda: "Tidak beriman orang yang tak dapat dipercaya dan tidak beragama orang yang tak dapat dipercaya.
(H.R Ahmad dan Ibnu Hibban dari Anas bin Malik)

Sabda Nabi saw.:

آية المنافق ثلاث: إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا ائتمن خان

Artinya:
Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. Apabila menuturkan kata-kata ia berdusta, dan apabila berjanji ia menyalahi, dan apabila diberi kepercayaan ia berkhianat.
(H.R Muslim dari Abu Hurairah)

Abdullah bin Abu Qatadah berkata:

نزلت في أبي لبابة حين حاصر رسول الله قريظة وأمرهم أن ينزلوا على حكم سعد، فاستشار قريظة من أبى لبابة فى النزول على حكم سعد، وكان أهل أبى لبابة وأموالهم فيهم، فأشار إلى حلقه -أنه الذبح-قال أبو لبابة: ما زالت قدماي حتى علمت إني خفت الله ورسوله، ثم حلف أن لا يذوق ذوقا حتى يموت أو يتوب الله عليه، وانطلق الى المسجد فربط نفسه بسارية فمكث أياما حتى كان يخر مغشيا عليه من الجهد، ثم أنزل الله توبته وحلف لا يحله إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده فحله فقال: يارسول الله إنى كنت نذرت أن تخلع من مالى صدقة، فقال: يحزيك الثلث أن تصدق به

Artinya:
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Lubabah pada ketika Rasulullah saw. mengepung suku Quraizah dan memerintahkan mereka untuk menerima putusan Sa`ad. Sesudah itu Quraizah berunding dengan Abu Lubabah tentang menerima putusan Sa'ad itu, karena keluarga Abu Lubabah dan harta bendanya berada dalam kekuasaan mereka. Kemudian Quraizah menunjuk ke lehernya (yakni sebagai tanda untuk disembelih). Abu Lubabah berkata: "Sebelum kedua telapak kakiku bergerak, aku telah mengetahui bahwa diriku telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya." Kemudian ia bersumpah tidak akan makan apa pun sehingga ia mati, atau Allah menerima taubatnya. Kemudian ia pergi ke mesjid dan mengikat dirinya ke tiang, dan tinggal beberapa hari di sana sehingga jatuh pingsan karena badannya sangat lemah. Kemudian Allah swt. menerima taubatnya. Dan ia bersumpah, bahwa dia tidak boleh dilepaskan dirinya dari ikatannya selain oleh Rasulullah sendiri. Kemudian ia berkata: "Hai Rasulullah! Saya bernazar untuk melepaskan hartaku sebagai sedekah." Rasulullah saw. bersabda: "Cukuplah bersedekah sepertiganya."
(H.R Saad bin Mansur dari Abdillah bin Abi Qatadah)

Asbabun Nuzul Surah Al-Anfaal Ayat 27


Said bin Manshur dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Abu Qattad yang telah menceritakan, bahwasanya firman Allah swt. berikut ini, yaitu, "Janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad)." (Q.S. Al-Anfaal 27) diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang dialami oleh Abu Lubabah bin Abdul Mundzir. Abu Lubabah sewaktu ditanya oleh orang-orang Yahudi Bani Quraizhah dalam perang Quraizhah, yang pertanyaannya mengatakan, "Apakah yang dimaksud dengan perkara ini (yang diminta oleh Muhammad)?" Maka Abu Lubabah memberikan isyarat dengan tangannya seraya digorokkan ke lehernya, yang artinya disembelih (dibunuh). Maka pada saat itu juga turunlah firman Allah swt. yang disebutkan di atas tadi. Setelah peristiwa itu Abu Lubabah mengatakan, "Untunglah aku masih hidup sehingga aku mengetahui bahwa diriku telah berbuat khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya." Ibnu Jarir dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Jabir bin Abdullah yang telah menceritakan, bahwa Abu Sofyan keluar dari Mekah (untuk tujuan berdagang ke negeri Syam). Maka malaikat Jibril mendatangi Nabi saw. lalu memberitahukan kepadanya, "Sesungguhnya Abu Sofyan sekarang berada di tempat ini dan itu." Maka Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Abu Sofyan sekarang berada di tempat ini dan itu, maka keluarlah kalian untuk mencegatnya dan rahasiakanlah tugas kalian ini." Akan tetapi ada seorang lelaki dari kalangan kaum munafik yang mengetahui rencana itu, lalu ia menulis surah kepada Abu Sofyan yang isinya mengatakan, "Sesungguhnya Muhammad bermaksud untuk mencegat (kafilah) kalian, maka hati-hatilah kalian." Pada saat itulah turun firman-Nya, "Janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad)." (Q.S. Al-Anfaal 27). Akan tetapi sanad hadis ini berpredikat gharib jiddan (aneh sekali) dan konteksnya masih perlu dipertimbangkan. Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula sebuah hadis melalui As-Saddi yang telah menceritakan, bahwa para sahabat telah mendengar perintah (instruksi) itu langsung dari Nabi saw. dan seterusnya. Akhirnya berita itu tersiar ke mana-mana sehingga orang-orang musyrik mendengarnya; maka pada saat itu turunlah firman-Nya yang di atas tadi.

1 komentar:

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.