Tafsir Indonesia Depag Surah Al Baqarah 143
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.(QS. 2:143)
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Umat Islam adalah umat yang mendapat petunjuk dari Allah swt. sehingga mereka menjadi umat yang adil dan pilihan dan akan menjadi saksi atas keingkaran orang-orang yang kafir. Umat Islam harus senantiasa menegakkan keadilan dan kebenaran serta membela yang hak dan melenyapkan yang batil.
Mereka dalam segala aspek persoalan hidup berada di tengah-tengah antara orang-orang yang mementingkan kebendaan dalam penghidupannya seperti orang-orang Yahudi, musyrikin serta orang-orang yang tidak beragama, dan orang-orang yang hanya mementingkan kerohanian saja seperti orang-orang Nasrani, Sabi'in dan orang-orang Hindu.
Dengan demikian maka umat Islam menjadi saksi yang adil dan terpilih atas keterlaluan orang-orang yang bersandar pada kebendaan itu, yang melupakan hak-hak ketuhanan dan cenderung kepada memuaskan hawa nafsu dan jadi saksi pula terhadap orang-orang yang berlebih-lebihan dalam soal agama sehingga melepaskannya dari segala kenikmatan jasmani dengan menyiksa diri dan menahan dirinya dari kehidupan yang wajar. Maka umat Islam menjadi saksi atas mereka semuanya karena sifatnya yang adil dan terpilih dan dalam melaksanakan hidupnya sehari-hari selalu menempuh jalan tengah.
Demikian pula Rasulullah saw. menjadi saksi bagi umatnya bahwa umatnya itu sebaik-baik umat yang diciptakan untuk memberi petunjuk kepada manusia dengan amar makruf dan nahi mungkar. Kemudian Allah menjelaskan bahwa perubahan kiblat dari Baitul Makdis ke Kakbah itu adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang benar-benar beriman dan mengikuti pedoman Rasul dan siapa pula yang lemah imannya serta membelok dari jalan yang lurus. Memang pemindahan kiblat itu dirasakan sangat berat oleh orang yang fanatik kepada kiblat yang pertama, karena manusia pada umumnya sulit untuk merubah dan meninggalkan kebiasaannya. Tetapi orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah dengan mengetahui hukum-hukum agamanya dan rahasia syariatnya, mereka insaf bahwa melaksanakan ibadat dengan menghadap kiblat itu adalah semata-mata karena perintah Allah bukan karena sesuatu rahasia yang tersembunyi pada tempat itu sendiri dan bahwasanya penempatan kiblat itu untuk menghimpun manusia sehingga menjadi kesatuan yang bulat.
Untuk menghilangkan keragu-raguan dari sebagian kaum muslimin tentang pahala salatnya selama mereka menghadap ke Baitul Makdis dulu, maka Allah menerangkan bahwa Dia sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan iman dan amal orang-orang yang mematuhi Rasul karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.