Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 36
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh [294], dan teman sejawat, ibnu sabil [295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Mengabdi dan menyembah kepada Allah dinamakan ibadah. Beribadah dengan penuh keikhlasan hati, mengakui keesaan Nya dan tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatu, itulah kewajiban seseorang kepada Allah. Melakukan ibadah kepada Allah nampak dalam amal perbuatan setiap hari seperti mengerjakan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah dan telah dicontohkannya, seperti salat, puasa, zakat. naik haji dan lain-lain yang dinamakan ibadah khusus. Kemudian ibadah umum, yaitu semua pekerjaan yang baik yang dikerjakan dalam rangka patuh dan taat kepada Allah saja, bukan karena yang lainnya, seperti membantu fakir miskin, menolong dan memelihara anak yatim, mengajar orang, menunjukkan jalan kepada orang yang sesat dalam perjalanan, menyingkirkan hal-hal yang dapat mengganggu orang di tengah jalan dan sebagainya. Dalam mengerjakan ibadah itu, harus dengan ikhlas, memurnikan ketaatan kepada Nya dan tidak mempersekutukan Nya dengan yang lain. Ada bermacam-macam pekerjaan manusia yang menyebabkan dia menjadi musyrik, di antaranya ialah, menyembah berhala sebagai perantara agar permohonannya disampaikan kepada Allah. Mereka bersembah sujud dihadapan berhala-hala itu untuk menyampaikan hajat dan maksud mereka. Perbuatan manusia yang seperti itu banyak disebutkan Allah dalam Alquran.
Firman Allah SWT:
ويعبدون من دون الله ما لا يضرهم ولا ينفعهم ويقولون هؤلاء شفعاؤنا عند الله قل أتنبئون الله بما لا يعلم في السموات ولا في الأرض سبحانه وتعالى عما يشركون
Artinya
Dan mereka menyembah selain dari pada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah" Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi ?. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)". (Q.S. Yunus: 18)
Ada pula golongan lain yang termasuk musyrik juga. sebagaimana yang disebutkan Allah dalam Alquran, yaitu orang-orang Nasrani yang menyembah Nabi Isa as, putra Maryam. Di samping mereka menyembah Allah, juga mereka mengakui Isa as sebagai Tuhan mereka.
Firman Allah SWT
اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله والمسيح ابن مريم وما أمروا إلا ليعبدوا إلها واحدا لا إله إلا هو سبحانه عما يشركون
Artinya:
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan"
Ada lagi semacam orang musyrik dan macam seperti ini banyak terdapat pada masa sekarang, yaitu orang yang memohon dan meminta syafaat dengan perantaraan orang-orang yang dianggapnya suci dan keramat, baik orang-orang yang dianggapnya suci itu masih hidup maupun sudah mati. Mereka mendatangi kuburannya, di sanalah mereka menyampaikan hajat dan doa, bahkan mereka sampai bermalam-malam di sana. Mereka berwasilah kepadanya dan dengan berwasilah itu, maksudnya akan berhasil dan doanya akan makbul. tidak jarang pula terjadi manusia berdoa meminta kepada batu, pohon kayu, roh nenek moyang, jin, hantu dan sebagainya. Semua ini digolongkan perbuatan syirik.
Maka kewajiban seseorang kepada Allah, ialah menyembah Nya dan tidak mempersekutukan Nya dengan yang lain-lain. Sabda Rasulullah saw:
عن معاذ بن جبل : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال له: يا معاذ أتدري ما حق الله على العباد وما حق العباد على الله ? قلت: الله ورسوله أعلم قال : حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا وحق العباد على الله ألا يعذب من لا يشرك به شيئا
Artinya
"Dari Mu'az bin Jabal, Rasulullah saw bersabda: "Ya Mu'az, tahukah engkau apakah hak Allah atas hamba Nya, dan apa pula hak hamba atas Allah?" Saya menjawab: "Allah dan Rasul Nya yang lebih tahu". Rasulullah berkata: "Hak Allah atas hamba N) dialah supaya hamba-Nya menyembah Nya dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Hak hamba atas Allah ialah bahwa Allah tidak akan mengazab hamba Nya yang tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatu". (H.R. Bukhari dan Muslim)
Kemudian dalam ayat ini Allah mengatur tentang kewajiban terhadap sesama manusia. Sesudah Allah memerintahkan agar menyembah dan beribadah kepada Nya saja dengan tidak mempersekutukan Nya dengan yang lain, selanjutnya Allah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu-bapak. Berbuat baik kepada ibu bapak adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Perintah mengabdi kepada Allah diiringi dengan perintah berbuat baik kepada ibu bapak adalah suatu peringatan bahwa jasa ibu bapak itu sungguh besar dan tidak dapat dinilai harganya dengan benda. Selain ayat ini ada lagi beberapa ayat dalam Alquran yang memerintahkan supaya berbuat baik kepada ibu bapak seperti Firman Allah SWT:
ووصينا الإنسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصاله في عامين ان اشكر لي ولوالديك إلي المصير
Artinya:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Ku lah kembalimu. (Q.S. Luqman: 14)
Dan firman Nya:
وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانا إما يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريما
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S. Al-Isra': 23)
Berbuat baik kepada ibu bapak itu mencakup segala-galanya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan yang dapat membikin senang hati mereka keduanya. Berlaku lemah lembut dan sopan santun kepada keduanya termasuk berbuat baik kepadanya. Mengikuti nasihatnya, selama tidak bertentangan dengan ajaran Allah juga termasuk berbuat baik. Andaikata keduanya memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah, perintahnya boleh tidak dipatuhi, tetapi terhadap keduanya tetap dijaga hubungan yang baik.
Firman Allah SWT:
وإن جاهداك على أن تشرك بي ما ليس لك به علم فلا تطعهما وصاحبهما في الدنيا معروفا واتبع سبيل من أناب إلي ثم إلي مرجعكم فأنبئكم بما كنتم تعملون
Artinya
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. Luqman: 15)
Termasuk pula berbuat baik mendoakan keduanya supaya Allah mengampuni dosanya sebab keduanya telah berjasa banyak, mendidik, memelihara dan mengasuh semenjak kecil.
Sesudah Allah menyuruh agar selalu berbuat. baik kepada ibu bapak selama hayat masih di kandung badan, karena ibu bapak itu adalah manusia yang paling berjasa, Allah menyuruh pula agar berbuat baik kepada karib kerabat. Karib kerabat adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan seseorang sesudah ibu bapak, biasa juga disebut famili, baik karena ada hubungan darah maupun karena yang lainnya.
Kalau seseorang telah dapat menunaikan kewajibannya kepada Allah dengan sebaik-baiknya dan dengan sempurna, maka dengan sendirinya akidah orang itu akan bertambah kuat dan amal perbuatannya akan bertambah baik. Kemudian bila dia telah menunaikan pula kewajibannya kepada kedua ibu bapaknya dengan ikhlas dan setia, akan terwujudlah rumah tangga yang aman dan damai dan akan berbahagialah seluruh rumah tangga itu.
Bilamana rumah tangga telah aman dan damai akan timbullah kekuatan. Kemudian dengan keluarga dan rumah tangga yang kuat itu, ia dapat melanjutkan berbuat baik kepada karib kerabat dan sanak famili. Maka akan terhimpunlah suatu kekuatan besar dalam masyarakat. Dari masyarakat yang seperti ini akan mudahlah terwujud sifat tolong-menolong dan bantu-membantu, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin, bukan didorong oleh karena ada hubungan darah dan famili, tapi. semata-mata karena dorongan perikemanusiaan yang ditumbuhkan oleh rasa iman kepada Allah.
Iman kepada Allahlah yang menumbuhkan kasih sayang menyantuni anak-anak yatim dan orang-orang miskin, sebab banyak terdapat perintah-perintah Allah di dalam Al Qur'an yang menyuruh berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin itu. Tangan siapakan lagi yang dapat diharapkan oleh mereka itu untuk menolongnya, selain dari orang-orang yang penuh dadanya dengan sifat kasih sayang, yaitu orang-orang yang beriman yang mempunyai perikemanusiaan.
Anak-anak yatim itu tidak mempunyai bapak lagi yang akan mengurus dan membelanjainya dan orang-orang miskin itu tidak mempunyai daya lagi untuk membiayai hidupnya sehari-hari. Mungkin karena lemah badannya atau oleh karena tidak cukup pendapatannya dari sehari ke sehari. Supaya mereka tetap menjadi anggota masyarakat yang baik jangan sampai terjerumus ke lembah kehinaan dan nista, setiap manusia yang mempunyai perikemanusiaan dan mempunyai rasa kasih sayang, haruslah bersedia turun tangan membantu dan menolong mereka, sehingga lambat laun derajat hidup mereka dapat dinaikkan setingkat demi setingkat.
Selain dari itu Allah juga menyuruh berbuat baik kepada tetangga yang dekat. dan tetangga yang jauh, kepada teman sejawat, ibnusabil dan hamba sahaya. Yang dimaksud dengan tetangga dekat dan yang jauh ialah orang-orang berdekatan rumahnya, sering berjumpa setiap hari, nampak setiap hari keluar masuk rumahnya.
Berbuat baik kepada tetangga adalah penting, karena pada hakikatnya tetangga itulah yang menjadi saudara dan famili. Kalau terjadi apa-apa, dialah yang paling dahulu datang memberikan pertolongannya baik siang hari, lebih-lebih di waktu malam hari.
Saudara-saudara dan sanak famili yang sebenarnya berjauhan tempat tinggalnya, belum tentu dapat diharapkan dengan cepat memberikan pertolongan di waktu di perlukan, seperti halnya tetangga itu harus dijaga hubungan yang baik dengan tetangga, jangan sampai terjadi perselisihan dan pertengkaran, walaupun tetangga itu orang beragama lain. nabi Muhammad saw pernah melayat anak tetangganya orang Yahudi. Ibnu Umar pernah menyembelih seekor kambing, lalu dia berkata kepada bujangnya: "Sudahkah engkau berikan hadiah kepada tetangga kita orang Yahudi itu ? Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
ما زال جبريل يوصيني بالجار حتى ظننت أنه سيورثه
Artinya:
"Malaikat Jibril tidak henti-henti menasihati aku, agar berbuat baik kepada tetangga. sehingga aku menyangka bahwa tetangga itu akan mewarisi aku". (H.R. Bukhari dan Muslim)
Banyak hadis yang menerangkan kewajiban bertetangga secara baik di antaranya:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فاليحسن إلى جاره
Artinya:
"Siapa-siapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya". (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dan hadis
عن جابر بن عبد الله قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الجيران ثلاثة : جار له حق واحد وهو أدنى الجيران حقا وجار حقان وجار له ثلاثة حقوق وهو أفضل الجيران حقا فأما الجار الذي له حق واحد فجار مشرك لا رحم له له حق الجوار وأما الجار الذي له حقان فجار مسلم له حق الإسلام وحق الجوار وأما الجار الذي له ثلاثة حقوق فجار مسلم ذو رحم له حق الجوار وحق الإسلام وحق الرحم
Artinya:
Dari Jabir bin Abdullah dia berkata; Telah bersabda Rasulullah saw: "Tetangga itu ada tiga macam, yaitu Tetangga yang mempunyai satu hak saja, merupakan hak yang paling ringan. Ada tetangga yang mempunyai dua hak dan ada tetangga yang mempunyai tiga hak, inilah tetangga yang paling utama haknya. Adapun tetangga yang hanya mempunyai satu hak saja, ialah tetangga musyrik, tidak ada hubungan darah dengan dia, dia mempunyai hak bertetangga. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak, ialah tetangga muslim, baginya ada hak sebagai muslim dan hak sebagai tetangga. Tetangga yang mempunyai tiga hak ialah tetangga muslim dan ada pula hubungan darah. Baginya ada hak sebagai tetangga, hak sebagai muslim dan hak sebagai famili". (H.R. Abu Bakar Al-Bazzar dari Jabir bin Abdullah)
Dan sabdanya:
والله لا يؤمن والله لا يؤمن والله لا يؤمن قيل: ومن يا رسول الله? قال : الذي لا يأمن جاره بوائقه
Artinya:
"Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah, tidak beriman "Rasulullah ditanya orang, ,Siapa ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Ialah orang yang tidak aman tetangganya dari kejahatannya".(H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Sabda Rasulullah Saw:
يا أبا ذر إذا طبخت مرقة فاكثر ماءها وتعاهد جيرانك"
Artinya:
"Ya Abu Zar, kalau engkau membuat gulai (sop) banyakkanlah kuahnya, kemudian berilah tetanggamu"
Yang dimaksud berbuat baik kepada teman sejawat, ialah teman yang sama-sama dalam perjalanan, atau sama-sama dalam belajar. atau sama-sama dalam pekerjaan yang mereka mengharapkan pertolongan. Maka kepada mereka harus diberikan pertolongan, sehingga hubungan berkawan dan berteman tetap terpelihara. Setia-kawan adalah lambang ukhuwah Islamiah. lambang persaudaraan dalam Islam.
Yang dimaksud dengan berbuat baik kepada ibnus sabil. ialah menolong orang yang sedang dalam perjalanan, atau dalam perantanan yang jauh dari sanak famili dan memerlukan pertolongan, di saat dia ingin kembali ke negerinya. Termasuk ibnus sabil ini, anak yang diketemukan yang tidak diketahui ibu bapaknya. Maka kewajiban seseorang yang berimanlah menolong anak tersebut, memeliharanya atau mencarikan di mana tempat orang tuanya atau familinya. supaya anak itu jangan terlunta-lunta hidupnya yang akibatnya akan menjadi anak yang rusak rohani dan jasmaninya.
Berbuat baik kepada hamba sahaya, ialah dengan jalan memerdekakan. Apakah tuannya sendiri yang memerdekakannya atau orang lain dengan membelinya kepada tuannya, kemudian dimerdekakan, Pada zaman sekarang ini tidak terdapat lagi hamba sahaya, sebab perbudakan itu bertentangan dengan hak asasi manusia. Agama Islampun tidak menginginkan adanya perbudakan itu. Karena itu semua hamba sahaya yang bertemu sebelum Islam datang, berangsur-angsur mereka dimerdekakan dari tuannya, sehingga akhirnya habislah perbudakan itu.
Yang dimaksud dengan orang yang sombong dan membanggakan diri dalam ayat ini, ialah orang-orang yang takabur yang dalam gerak-geriknya memperlihatkan kebesaran dirinya, begitu juga dalam pembicaraannya nampak kesombongannya, melebihi orang lain, dialah yang tinggi dan mulia, orang lain rendah dan hina. Orang yang sombong dan membanggakan diri itu tidak disukai Allah, sebab orang-orang yang seperti itu termasuk manusia yang tak tahu diri, lupa daratan dan akhirnya akan menyesal. Sifat takabur itu adalah hak Allan, bukan hak manusia. Siapa yang mempunyai sifat sombong dan takabur berarti menantang Allah. Biasanya orang yang sombong dan takabur itu kasar budi pekertinya dan busuk hatinya. Dia tidak dapat menunaikan kewajiban dengan baik dan ikhlas, baik kewajiban kepada Allah maupun kewajiban terhadap sesama manusia.
Banyak hadis-hadis yang mencela orang-orang yang sombong dan takabur, di antaranya: Sabda Rasulullah Saw:
لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر فقال رجل : إن الرجل يجب أن يكون ثوبه حسنا ونعله حسنة قال إن الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس
Artinya:
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun sedikit". Berkata seorang sabahat: "Seseorang itu ingin memakai pakaian yang bogus dan sandal yang bagus". Berkata Rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah itu indah dan senang kepada keindahan. Sifat takabur itu ialah menolak yang benar dan memandang rendah kepada orang lain". Apakah yang akan disombongkan manusia itu, padahal semua yang ada padanya adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepadanya buat sementara. Lambat laun semuanya itu akan diambil Allah kembali, berikut nyawa dan tubuhnya yang kasar itu dan semuanya itu akan dipertanggung jawabkan kepada Allah nantinya. (H.R. Abu Daud, Tirmizi, dari Ibnu Mas'ud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.