Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 46
مِّنَ الَّذِينَ هَادُواْ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِن لَّعَنَهُمُ اللّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya [302]. Mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya [303]. Dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa- apa [304]. Dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina" [305], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
[302] Maksudnya : mengubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
[303] Maksudnya mereka mengatakan : "Kami mendengar", sedang hati mereka mengatakan : "Kami tidak mau menuruti".
[304] Maksudnya mereka mengatakan : "Dengarlah", tetapi hati mereka mengatakan : "Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli)".
[305] Lihat not 80.
Di antara Ahli kitab yang tersebut di atas ada pula yang mengubah kalimat-kalimat yang ada pada kitab mereka dan memindahkannya dari tempat semula ke tempat yang lain, sehingga kitab itu menjadi kacau dan tidak dapat lagi dijadikan pedoman. Mereka menafsirkan bahwa kedatangan Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw adalah tidak benar dan mereka masih menunggu kedatangan Isa dan Muhammad yang diutus dari kalangan mereka. Orang-orang Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad saw:
سمعنا وعصينا
(kami mendengar ucapanmu akan tetapi kami tidak akan taat kepada perintahmu).
Mereka juga berkata kepada Nabi Muhammad saw:
اسمع غير مسمع
(dengarlah Muhammad saw semoga engkau tidak dapat mendengar/tuli.
Demikian juga mereka berkata kepada Nabi Muhammad saw:
راعنا
(kiranya engkau memperhatikan kami). Di kala para sahabat menghadapkan kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata ini terhadap Rasulullah. Padahal yang mereka maksud dengan
راعنا
itu ialah "kebodohan yang sangat sebagai celaan kepada Rasulullah saw. Semua pemakaian kata-kata yang tidak benar itu dimaksudkan untuk memutar balikkan panggilan dan untuk mencela agama. Termasuk pula pemutaran lidah mereka terhadap Nabi Muhammad saw ialah bila mereka bertemu dengan Nabi, mereka mengucapkan kata-kata
السام
("mudah-mudahan kamu mati") maka ucapan itu oleh Nabi dijawab:
عليكم
(mudah-mudahan kamulah yang mati.)
Jika sekiranya orang-orang Yahudi itu tidak mengucapkan kata-kata yang sejelek itu tetapi mengganti ucapannya kepada Muhammad dengan kata-kata:
سمعنا وأطعنا واسمع وانظرنا
("kami mendengarkan ucapanmu dan menaati segala perintahmu, dengarkanlah ucapan kami dan perhatikanlah kami",)maka pastilah perkataan-perkataan itu akan membawa akibat yang sangat baik bagi mereka. Akan tetapi karena kekafiran mereka, mereka mendapat laknat Allah dan mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis yang tidak dapat membawa mereka kepada kebahagiaan yang hakiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.