Tafsir Surah Ali Imran 98

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Ali 'Imran 98

Katakanlah:` Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan? `.(QS. 3:98)

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا تَعْمَلُونَ

Dengan ayat ini Allah mencela para ahli kitab yang tetap tidak membenarkan kenabian Muhammad saw, padahal bukti-bukti atas kenabian itu sudah cukup banyak dan cukup jelas. Dengan keingkaran dan kekafiran itu mereka selalu berusaha memecah-belah kaum muslimin dan melemahkan posisi mereka.

Ayat ini diturunkan sekaligus bersama ayat 99 dan sebab turunnya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam dari Ibnu Yazid, bahwa:

"Seorang yang bernama Syas bin Qais yang sangat ingkar dan selalu menyerang agama Islam, lewat di hadapan beberapa orang sahabat Rasulullah yang terdiri Kabilah 'Aus dan Khazraj. Mereka sedang duduk bersama-sama membicarakan beberapa persoalan.

Hal ini sangat menjengkelkan hati orang itu, karena dilihatnya kaum muslimin amat kuat persatuan mereka dan amat dalam rasa kasih sayang antara sesama mereka, meskipun mereka dahulunya bermusuhan di masa Jahiliah. Ia berkata dalam hatinya: Kabilah ini (`Aus dan Khazraj) telah bersatu padu di negeri ini. Demi Allah kami tidak akan tenteram selama mereka mempunyai persatuan yang kokoh itu. Lalu ia menyuruh seorang pemuda Yahudi yang kebetulan berada di sampingnya supaya duduk bersama sahabat-sahabat Nabi itu dan membicarakan perang Bu'as yang terjadi antara kabilah `Aus dan Khazraj dan dimenangkan oleh kabilah `Aus. Di samping membangkitkan permusuhan lama antara kedua kabilah itu, pemuda itu mengucapkan pula beberapa bait syair peperangan yang pernah diucapkan mengenai perang Bu'as itu. Akhirnya timbullah pertentangan di antara para sahabat Nabi dan tampillah dua orang mereka, yaitu `Aus bin Qaizi; salah seorang dari Bani Harisah dari kalangan `Aus dan Jabbar bin Sakhr salah seorang dari Bani Salamah dari kalangan Khazraj. Masing-masing melemparkan kata-kata yang menyakitkan sehingga salah seorang dari mereka mengatakan; kalau kamu mau marilah kita hidupkan kembali peperangan itu, akhirnya memuncak kemarahan mereka dan masing masing golongan meneriakkan "marilah bersiap untuk memanggul senjata", dan berjanji akan bertempur di suatu tempat namanya Azzahirah di luar kota Madinah.

Maka berkumpullah kaum Khazraj demikian pula kaum 'Aus bersiap untuk bertempur sebagaimana mereka lakukan di masa Jahiliah. Peristiwa ini segera disampaikan kepada Rasulullah dan beliau pergi ke tempat mereka berkumpul bersama orang-orang Muhajirin dan mengucapkan kata-kata sebagai berikut:

"Hai kaum muslimin! Kenapa kamu mengucapkan kata-kata di antara sesamamu seperti ucapan-ucapanmu di masa Jahiliah ? padahal aku berada di tengah-tengah kamu? Kamu sudah mendapat petunjuk dari Allah untuk menganut agama Islam dan Allah telah memuliakan kamu dengan agama itu dan memutuskan hubunganmu dengan masa Jahiliah dan telah membebaskan kamu dari kekafiran dan telah mempersatukan hati kamu dengan rasa kasih sayang. Apakah kamu ingin menjadi kafir kembali?

Mendengar ucapan Rasulullah ini sadarlah mereka bahwa mereka terperdaya oleh bisikan setan dan masuk ke dalam perangkap tipu daya musuh-musuh Islam, lalu mereka melemparkan senjata dan menangis tersedu-sedu, masing-masing kaum `Aus dan Khazraj itu berpeluk-pelukan dan bubarlah mereka kembali ke tempat masing-masing karena patuh dan taat kepada perintah Rasul dan padamlah api kemarahan yang dibangkit-bangkitkan oleh Syas bin Qais, musuh Islam itu".

Maka turunlah ayat ini dan ayat berikutnya sebagai celaan atas tingkah laku orang-orang kafir.

Khusus mengenai `Aus bin Qaizi bersama beberapa orang dari kalangan kabilah `Aus dan Jabbar bin Sakhr bersama beberapa orang dari kabilah Khazraj yang ikut dalam peristiwa persengketaan tersebut turun pula ayat 100 surat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.