Ali Imran 5

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Ali 'Imran 5

Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.(QS. 3:5)


إِنَّ اللّهَ لاَ يَخْفَىَ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاء

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...

Tafsir Al-Azhar Surah Ali 'Imran 1-6

Maka tersebutlah dalam beberapa banyak tafsir, bahwasanya pada tahun ke-9 Hijriyah, setelah masyarakat dan pemerintahan Islam terbentuk dengan kokohnya, terutama setelah Makkah dapat ditaklukkan, dan garis-garis demarkasi yang membatasi Makkah dengan Madinah tidak ada lagi, bahwa utusan ­utusan dari setiap pelosok Tanah Arab telah datang ke Madinah untuk menyatakan tunduk atau menyatakan pengakuan atas berdirinya kekuasaan Islam itu.

Di antara utusan yang amat penting ialah utusan kaum Nasrani dari Najran, terdiri dari 60 orang. Di antara yang enampuluh orang itu terdapat 14 pemuka agama dan orang-orang berpengaruh. Mereka datang dengan pakaian-pakaian resmi menurut agama mereka, ada yang berdokohkan salib , berpakaian kebesaran pendeta. Mereka disambut dengan baik sekali di Madinah, di pekarangan Mesjid Nabi. Setelah datang waktunya mereka hendak sembahyang menghadap ke Timur, karena di Madinah tidak ada gereja Nasrani, mereka dipersilahkan oleh Nabi saw melakukan upacara sembahyang menurut agama mereka di dalam Mesjid Madinah (Lihat Sirah Ibnu Hisyam)

Peraturan Islam terhadap Ahlul-Kitab telah ada. Paksaan dalam agama tidak ada. Tetapi tidak ada halangan jika diadakan pertukaran-pertukaran pikiran. Mereka mengetahui kelapangan dada Rasulullah saw, sebab itu mereka mengajak juga mengadakan pertukaran pikiran dalam hal kepercayaan. Untuk menjawab inilah hampir separuh dari ayat-ayat surat Ali Imran diwahyukan Tuhan. Menurut riwayat, ialah dari ayat pertama sampai ayat 83. Di dalam ayat 83 ayat itu dapatlah kita merenungkan dasar itikad dalam Islam dan penolakannya atas kepercayaan bahwa Nabi Isa Almasih anak Allah. Sejak ayat permulaan telah dijelaskan kebesaran dan keesaanNya.

الم
"Alif-Lam-Mim" (Ayat 1).
Sebagai kebiasaan kita, arti dari huruf-huruf ini kita serahkan saja kepada ilmu Allah Ta'ala.

اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia." (pangkal ayat 2).

Tunggal Dia dalam kekuasaan dan kebesaranNya, tidak ia beranak dan tiada ia diperanakkan, dan tidak ada yang menyerupai atau menandingi Dia sesuatu juapun. Tidak ada yang patut disembah dan dipuja, hanyalah Dia saja.

هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْ
"Yang Berdiri SendiriNya." (ujung ayat 2).

Mustahil bersekutu yang lain dengan Dia. Sebab yang lain itu adalah makhluk dan ciptaanNya belaka. Tidaklah masuk di akal bahwa Allah itu tiga di dalam satu, ataupun satu di dalam tiga; atau beranak.

نَزَّلَ عَلَيْكَ
"Dia telah menurunkan kepada engkau (pangkal ayat 3 )

DitujukanNya sabdaNya kepada utusanNya,

الْكِتابَ بِالْحَقِّ
"sebuah kitab dengan kebenaran,"

yaitu kebenaran yang dapat diuji dan dibanding, yang datang dari Tuhan, disampaikan oleh malaikat utusan Tuhan yang bernama Jibril, yang kadang-kadang disebut juga Ruhul-Qudus.

مُصَدِّقاً لِما بَيْنَ يَدَيْهِ
"Menyetujui (isi kitab) yang ada di hadapannya." Dijelaskan lagi:

وَ أَنْزَلَ التَّوْراةَ وَ الْإِنْجيلَ
"Dan Dia telah menurunkan Taurat dan Injil." (ujung ayat 3).

مِنْ قَبْلُ
" Terlebih dahulu." (pangkal ayat 4).

Yaitu bahwa sebelum kitab al-Qur'an itu diturunkan kepada rasul-Nya yang penghabisan, Muhammad saw, terlebih dahulu telah diturunkan pula Taurat dan Injil. A1-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad saw membenarkan atau mengakui isi wahyu dari kedua kitab itu.

Semua kitab itu, Taurat dan Injil dan al-Qur'an, semuanya diturunkan dari alam ghaib yang tertinggi di dalam alam syahadah kita ini. Disebut diturunkan sebab maqam Ilahi adalah maqam yang mulia. Sedangkan perintah raja yang disampaikan kepada rakyat yang diperintahnya disebut juga perintah baginda telah turun, padahal tempat raja bersemayam bukanlah di atas gunung, dan rakyat bukanlah di dalam lurah.

هُدىً لِلنَّاسِ
"Petunjuk bagi manusia."
Artinya segala kitab-kitab suci yang diturunkan dari maqam yang mulia itu, baik Taurat ataupun Injil, ataupun al-Qur'an bertujuan satu saja, yaitu memberi petunjuk dan bimbingan bagi manusia, terutama bagaimana supaya mereka kenal hubungan mereka dengan Tuhan, al-Khaliq Pencipta alam dan Pencipta manusia, supaya manusia itu dapat berbakti kepadaNya.

وَ أَنْزَلَ الْفُرْقانَ
"Dan dia turunkan al-Furqan."

Al-Furqan diambil dari kata al-farq, artinya pembatas, pembeda, penyisihkan di antara yang benar dengan yang salah, yang hak dan yang batil, jalan yang lurus denganjalan yang bengkok berbelit-bel'at. Oleh sebab itu maka al-Qur'an sendiripun disebut juga al-Furqan, bahkan Taurat pun disebut juga al-Furqan. Maka menurut tafsir Ibnu Jarir, yang dimaksud dengan al-Furqan di sini ialah akal manusia sendiri. Artinya rasul-rasul diutus, kitab-kitab diturunkan dan buat menampung wahyu Ilahi itu manusia pun diberi akal buat membedakan yang benar dari yang salah. Oleh sebab itu maka dengan adanya al-Furqan, akal itu jika rnanusia menganut suatu kepercayaan, hendaklah yang benar-benar sesuai dengan akal mereka sendin.

Sedang wahyu yang datang dari Tuhan pun tidak mungkin berbeda dari intisari akal murni itu. Maka kedatangan rasul-rasul dan turunnya kitab-kitab adalah menuntun al-Furqan manusia , atau akal murni manusia tadi, di dalam menuju keridhaan Tuhan. Tidak mungkin orang yang teratur caranya berpikir akan menolak kebenaran Tuhan. Sebab itu berkata Tuhan pada lanjutan ayat:

إِنَّ الَّذينَ كَفَرُوا بِآياتِ اللهِ لَهُمْ عَذابٌ شَديدٌ
" Sesungguhnya orang-orangyang tidak mau percaya kepada ayat-ayatAllah, bagi mereka azab yang sangat."

Azab itu ada dua macam, pertama azab dunia, yaitu azab kekacauan fikiran, azab karena tidak dapat memperbedakan di antara buruk dengan baik, azab hidup yang sebagai 'menghasta kain sarung," berputar-putar di sana-sana juga, tidak bertemu ujung. Dan azab yang kedua ialah di akhirat.

Ayat-ayat yang patut dipercaya oleh akal yang murni itu amat banyak. Di sekeliling kita banyaklah ayat-ayat, tanda kebesaran Tuhan. Di antaranya yang terpenting ialah lahirnya seorang manusia, bernama Isa Almasih, sampai berbeda dengan kelahiran manusia biasa. Dia lahir tidak dengan hubungan kelamin laki-laki dengan perempuan. Hal yang demikian tidak mustahil pada akal; sebab kekuasaan Allah meliputi sebab dan akibat. Maka kejadian yang demikian itu, patutlah menambah iman manusia kepada Allah yang Tunggal dalam keln~asaanNya.

Maka kalau ada orang yang tidak mau percaya kejadian itu, durhakalah dia kepada Allah dan padamlah suluh akalnya yang murni, sebab itu tersiksalah dia. Di dunia dengan kekacauan fikiran dan di akhirat dengan siksaan neraka.

وَ اللهُ عَزيزٌ
'Dan Allah adalah Maha Gagah."

Berlaku seluruh apa yang Dia kehendaki, tidak ada siapa-siapapun yang dapat memerintah Allah, supaya Allah menuruti apa yang dia kehendaki.

ذُو انْتِقامٍ
"Mempunyai siksaan." (ujung ayat 4). Kepada setiap orang yang mencoba menentang Allah.

إِنَّ اللهَ لا يَخْفى‏ عَلَيْهِ شَيْ‏ءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّماءِ
"Sesunguhnya Allah itu, tidak ada yang tersembunyi atasNya sesuatu juapun di langit dan di bumi." (Ayat 5).

Allah yang Maha Kuasa, Maha Gagah Perkasa, dan menyediakan siksaan itu, demikian luas kekuasaanNya, sehingga tidak ada yang tersembunyi sesuatu, baik di bumi maupun di langit. Berjuta-juta bintang di langit, setiap bintang diketahuiNya keadaannya. Setiap angin yang berembus adalah atas kehendakNya. Setiap awan yang mengejuju di udara adalah atas ketentuanNya. Baik di bumi, dengan bintang-bintang dan tumbuhtumbuhannya atau lautan dengan segala macam isinya dan ikannya. Atau di bawah kulit bumi dengan logam dan minyak tanahnya, Dia. al-Hayyu, yang Hidup dan Al-Qayyum, Yang Berdiri dengan SendiriNya, Yang mengetahui semuanya.

Tidaklah seorang juapun makhluk yang dapat menandingi menyamai atau mendekati sekalipun kekuasaan dan pengetahuan yang maha luas. Dan ini sudah suatu bayangan kepada utusan Najran, bahwasanya Isa Almasih, makhluk dan utusan Allah itupun tidaklah mempunyai pengetahuan seluas itu, meliputi seluruh langit dan bumi. Sebab dia bukan Tuhan.

هُوَ الَّذِيْ يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ
"Dialah yang memberimu rupa di dalam kandungan-kandungan sebagaimana yang dikehendakiNya " (Pangkal ayat 6).

Sudah beribu-ribu tahun manusia ditakdirkanNya hidup dalam dunia ini, sudah beribu juta manusia yang mati dan 3.000.000.000 (tiga milyar) manusia yang ada sekarang, dan inipun akan mati dan akan datang lagi berjuta juta manusia sampai hari kiamat, namun tidak ada dua orang yang serupa, baik bentuk muka atau bentuk suara ataupun sidik jari (rajah tangan).

Semuanya itu Dia yang telah membentuknya, sejak lagi di alam rahim ibu, bahkan sejak lagi masih setetes mani. Tidak ada kekuasaan lain yang menandingi itu, dan tidakpun Isa Almasih, sebab dia hanya makhluk.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ
" Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Gagah Perkasa."

Sehingga dari kegagah-perkasaanNya manusiapun lahir ke dunia tidak atas kehendak manusia itu sendiri. Mau ataupun tidak mau mesti lahir.

الْحَكِيْم
" Yang Bijaksana," (ujung ayat 6) sehingga selama hayat manusia masih dikandung badannya, tersedialah dengan cukup penyambutan atas hidupnya.

Dengan inilah Tuhan memberikan persediaan atas RasulNya menyambut utusan-utusan dari Najran, pun guna menetapkan dasar dari tauhid pegangan manusia. Dijelaskan terlebih dahulu bahwa rasul-rasul datang adalah dalam satu rangka tujuan , dan kitab-kitab diturunkanpun untuk maksud yang sama. Sebab itu maka Islam mengakui adanya Taurat dan adanya Injil, bersama adanya al-Qur'an.

Perlu kita jelaskan lagi bagaimana i'tikad Islam tentang Taurat dan Injil dan bagaimana perbedaannya dengan kepercayaan Yahudi dan Nasrani tentang kedua kitab itu. Taurat adalah bahasa Ibrani (Hebrew), kadang-kadang disebutkan juga Tautet. Artinya ialah syariat atau peraturan. Menurut ahlul-kitab (Yahudi dan Nasrani), kitab Taurat itu terdiri dari lima kitab yang menurut mereka Musa sendiri yang menulisnya atau menyuruh tulisnya, yaitu:

1. Kitab Kejadian
2. Kitab Keluaran
3. Kitab Imamat Orang Lewi
4. Kitab Bilangan
5. Kitab Ulangan

Menurut orang Yahudi kelima kitab inilah yang Taurat. Tetapi orang Nasrani mempunyai pendirian bahwasanya segala kitab Nabi-Nabi, dan sejarah Raja-raja dan Hakim-hakim Bani Israil yang sebelum lahir Isa Almasih, itulah dia yang Taurat, dan mereka namai juga Perjanjian Lama atau Wasiat Yang Lama.

Adapun menurut pengertian yang ditunjukkan oleh al-Qur'an, yang Taurat ialah wahyu Allah yang diturunkanNya kepada RasulNya Musa a.s. untuk petunjuk bagi Bani Israil. Di dalam salah satu kitab yang menurut kepercayaan mereka termasuk Taurat itu, yaitu Kitab Ulangan fasal 31, ayat 9, ada tertulis:

"Bermula, maka oleh Musa disuratkanlah Taurat ini, lalu diberikannya kepada imam-imam orang Lewi yang mengusung Tabut Perjanjian Tuhan dan kepada segala tua-tua Bani Israil."

Pada lanjutan dari ayat itu, ke atasnya, diterangkan bahwa Nabi Musa memerintahkan kepada kaumnya supaya Taurat yang telah beliau tuliskan itu senantiasa dibaca dan diulang-ulang. Tetapi pada ayat 16 dan 17 disebutkanlah bahwa Tuhan Allah berfirman kepada Musa, bahwa setelah dia meninggal dunia kelak, mereka akan menuruti jalan yang salah sehingga akan ditimpa oleh murka Tuhan.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa al-Qur'an memberi petunjuk bahwa Nabi Musa memang ada menerima suatu kitab wahyu bernama Taurat. Keterangan al-Qur'an ini bertemu pula jejaknya di dalam Kitab Ulangan fasal 31 ayat 9 itu.

Tetapi ahli ahli penyelidik sejarah menjelaskan pula bahwa Kitab Taurat yang ditulis Nabi Musa dan diletakkan dekat Tabut Perjanjian Allah itu telah terbakar takkala Nebukadnezar datang menjarah dan membakari Jerusalem dan membungi-hanguskan Baitul Maqdis.

Kemudian sekali, setelah kerajaan Nebukadnezar hancur dan Bani Israil dapat dibebaskan pulang ke Jerusalem oleh Raja Persia bernama Korusy, baginda perintahkanlah membangun imam yang lain menyusun kembali pesan-pesan pusaka Musa dan sejarah Bani Israil sejak keluar dari Mesir. Dan disusun juga pesan orang tua tua turun-temurun tentang kejadian alam dalam 6 hari, tentang kejadian Adam dan selanjutnya. Sejak itulah muncul Taurat yang baru, dengan himpunan kelima kitab yang disebutkan tadi.

Ahli-ahli theologi dalam kalangan Nasrani pun mengakui bahwasanya naskah ahli Taurat tulisan Nabi Musa itu tidak ada lagi.

Al-Qur'an pun memberikan isyarat; tersebut di dalam surat 5 (al-Maidah) ayat 13 bahwasanya mereka telah merubah-rubah kalimat Allah dari tempatnya.

"Mereka telah merubah-rubah kalimat Allah dari tempatnya, dan mereka tinggalkan sebahagian dari (isikitab) yang telah dijadikan peringatan untuk mereka. " (al-Maidah: 13)

Demikian tentang Taurat. Sekarang tentang Injil.

Injil adalah bahasa Yunani, artinya "kabar selamat". Setengah mereka mengartikannya pelajaran yang baru. Menurut orang Kristen, yang Injil itu ada empat buah:

1. Injil karangan Matius
2. Injil karangan Markus
3. Injil karangan Luka
4. Injil karangan Yahya (Yohannes), ditambah dengan Kitab Kisah Perjalanan segala Rasul, dan Surat-surat Paulus, Surat-surat Petrus , Surat Yohannes, Surat Ya'kub dan Wahyu Yohannes.

Adapun Injil-injil yang empat itu adalah masing-masing penulisnya itu menulislcan Kisah Kehidupan Nabi Isa Almasih dan ajaran-ajaran beliau, bukan semasa beliau hidup, tetapi setelah beliau meninggal.

Injil pertama, menurut ahli-ahli sejarah Nasrani sendiri; kata satu riwayat, ditulis pada tahun 37. Kata satu riwayat lagi ditulis tahun 64, kata riwayat lagi tahun 98. Dan ada juga riwayat lain lagi. Pendeknya setelah kitab-kitab itu dibawa ke dalam pencernaan ilmiah, timbullah berbagai ragam penyelidikan yang kalau dibaca oleh orang Kristen sendiri, dengan sendirinya menimbulkan keraguan mereka.

Menurut keterangan Paulus sendiri yang dipandang sebagai pembina utama dari agama Kristen sebagai yang sekarang di zarnan hidupnya sudah terdapat banyak Injil yang palsu. Kemudian Majlis Tinggi para pendeta mengambil ketetapan bahwa yang disahkan hanya yang empat itu saja.

Adapun Injil yang dita'rifkan oleh al-Qur'an ialah wahyu yang diturunkan Allah kepada RasulNya Isa al-Masih as. Diantara "kabar selamat" yang lagi seorang Rasul Tuhan menyempurnakan ajaran beliau.

Perbedaan di antara pencatatan Taurat dengan Injil ialah, bahwa Taurat memang dituliskan oleh Nabi Musa sendiri dan banyak orang Yahudi menghafalnya. Tetapi naskah asli telah hilang. Kemudian hari, hafalan imam-imam itu dikumpulkan kembali oleh Imam dan Nabi yang bernanna 'Izra ( Uzair menurut al-Qur'an ).

Tetapi Injil tidaklah ada keterangan bahwa Nabi Isa ada mencatatnya. Tetapi meskipun beliau tidak mencatat, banyaklah pengajarannya diingat oleh rnurid-muridnya, diantaranya ialah khotbah beliau di gunung yang terkenal itu. setelah beliau meninggal barulah dicatat riwayat perjalanan hidup beliau

bersamaan dengan pengajaran-pengajaran beliau , tetapi yang disahkan kemudian hanyalah catatan-catatan atau karangan dari empat orang Matius~ Markus, Lukas dan Yohannes.

Di dalam al-Qur'an surat al-Maidah ayat 14, diterangkan pula bahwa orang Nasrani pun sebagaimana diperingatkan tentang orang Yahudi di ayat 13 tadi, banyak lupa pula isi kitab yang diperingatkan kepada mereka itu, sehingga di antara golongan-golongan mereka sendiri timbullah perselisihan, permusuhan dan berbenci-bencian sampai hari kiamat.

Yang sekarangpun kita lihat betapa jauh perbedaan kepercayaan misalnya di antara Katolik Yunani dan Katolik Roma, di antara Katolik dengan Protestan dan di antara satu sekte dengan sekte lain, yang beratus-ratus banyaknya.

Lantaran itu dapatlah diambil kesimpulan bahwa al-Qur'an memberi ingat kita bahwa Nabi Musa ada menenma Taurat dan Nabi Isa ada menerima Injil. Tetapi apa yang di zaman sekarang dinamai Taurat dan dinamai Injil oleh pemeluk kedua agarna itu, tidaklah kita terima dengan sekaligus, bahkan Nalbi kita memesankan: "Jangan langsung dibenarkan dan jangan langsung didustakan."

Sesuai dengan penyelidikan ilmiah ahli-ahli dan sarjana. Apatah lagi isi-isi asli dari kedua kitab itu telah tersimpan dalam al-Qur'an, yaitu mengakui bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dengan keyakinan pula bahwasanya kepercayaan yang mengatakan bahwa ummat Bani Israil adalah ummat yang paling tinggi dan terpilih di dunia ini, sangat kita tolak sebab tidak sesuai dengan ajaran asli dari Tuhan.

Demikianpun pengakuan bahwa Nabi Isa adalah anak Allah atau diapun Allah juga. Kita percaya ajaran asli Nabi Isa tidaklah ada yang begitu itu; baru timbul setelah beliau meninggal dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.