Tafsir Surah An Nisaa 48

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 48


إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia sekali-kali tidak akan mengampuni perbuatan syirik yang dilakukan oleh hamba-Nya, kecuali apabila mereka bertobat sebelum mati. Syirik adalah dosa yang paling besar, karena orang musyrik beriktikad dan mempercayai bahwa Allah SWT mempunyai sekutu dan tandingan yang disamakan derajatnya dengan Dia. Dalam Alquran disebutkan berulang-ulang dosa syirik ini. Adapun dosa-dosa selain syirik, jika dikehendaki Allah, Dia akan mengampuninya. Tentulah hal itu disesuaikan dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan menurut tata cara Sunah Nya yang berlaku. Misalnya yang berdosa itu benar-benar telah tobat dari dosanya dan mengiringi tobat itu dengan amal-amal saleh.

Allah SWT berfirman:

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك بالله فقد افترى إثما عظيما
Artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa yang selain dan (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka (sungguh) ia telah berbuat dosa yang besar"
(Q.S. An Nisa': 48)

إن من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار وما للظالمين من أنصار
Artinya:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolongpun"
(Q.S. Al-Ma'idah: 72)

Asbabun Nuzul Indonesia Depag Surah An-Nisaa' 48

Ibnu Abu Hatim dan Thabrani mengetengahkan dari Abu Ayub Al-Anshari, katanya, "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw., lalu katanya, 'Saya mempunyai seorang anak saudara laki-laki yang tidak henti-hentinya mengerjakan yang haram.' Tanya Rasulullah, 'Apa agamanya?' Jawabnya, 'Dia melakukan salat dan mengesakan Allah.' Sabda Rasulullah, 'Mintalah agamanya itu kepadanya, dan kalau dia berkeberatan, maka belilah!' Laki-laki itu pun melakukan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah tadi, tetapi keponakannya itu menolak. Maka kembalilah laki-laki itu kepada Rasulullah, katanya, 'Saya lihat ia amat fanatik sekali kepada agamanya.' Maka turunlah ayat, 'Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang mempersekutukan sesuatu dengan-Nya dan Dia akan mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.'" (Q.S. An-Nisa 48)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.