Tafsir Indonesia Depag Surah Ali 'Imran 18
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 3:18)
Allah SWT menyatakan ke Esaan Nya dengan menegakkan dalil-dalil dan bukti ciptaan Nya pada alam dan diri manusia, serta menurunkan ayat-ayat yang menjelaskannya. Para malaikat menyatakan pula hal keesaan Allah itu dan menyampaikannya kepada nabi-nabi. Para nabi-nabi menyatakan kesaksian yang diperkuat oleh ilmu yang sudah tertanam dalam jiwa mereka yang lebih tinggi dari pada ilmu-ilmu lainnya yang diperoleh dengan pengalaman-pengalaman. Demikian pula para ahli ilmu, turut menyatakan ke Esaan Allah dan menjelaskannya. Mereka menyaksikan Allah dengan kesaksian yang disertai bukti-bukti dan alasan ilmiyah. Ayat ini menunjukkan martabat yang tinggi dari para ulama karena mereka telah disejajarkan dengan malaikat yang mulia yaitu sama-sama dapat menyaksikan ke Esaan Allah SWT.
"Menegakkan keadilan" dalam ayat ini ialah menegakkan keseimbangan dalam i'tikad, karena tauhid itu merupakan suatu kepercayaan yang Iurus, tauhid yang murni yang tidak dicampuri sedikitpun oleh keingkaran kepada Allah dan mempersekutukan Nya. Juga menegakkan keseimbangan di dalam ibadat, budi pekerti dan amal perbuatan, artinya menegakkan keseimbangan antara kekuatan rohani, dan kekuatan jasmani. Allah memerintahkan kita melakukan ibadan salat dan ibadah lainnya untuk menyucikan rohani. Allah menyuruh kita makan makanan yang baik adalah untuk memelihara tubuh. Dan Allah melarang kita berlebih-lebihan di dalam beragama dan keterlaluan dalam mencintai dunia.
Demikian pula, Allah meletakkan hukum keseimbangan pada alam ini. Barang siapa memperhatikan hukum alam ini dan tata tertibnya yang teliti, maka nampak jelas baginya hukum keseimbangan itu paling sempurna. Allah menegakkan keseimbangan yang sempurna pada alam ini, adalah sebagai bukti nyata atas kebenaran kebijaksanaan Nya. Kesatuan tata tertib pada alam ini menunjukkan ke Esaan pencipta Nya.
Di akhir ayat ini Allah menguatkan lagi keesaan zat Nya dalam sifat ke Tuhanan."Tak ada Tuhan melainkan Dia, yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana". Sifat "Maha Kuasa" dalam ayat ini memberi pengertian kesempurnaan KodratNya dan sifat "Maha Bijaksana" menunjukkan kesempurnaan ilmu Nya. Suatu kekuasaan tidak dapat sempurna kecuali dengan adanya hak yang mutlak dalam bertindak. Dan keadilan (keseimbangan) juga tidak akan dapat sempurna, kecuali dengan mengetahui segala keadaan dan kemaslahatan. Maka barang siapa yang kesempurnaannya sudah sampai demikian, tidak seorangpun dapat mempengaruhinya dalam menjalankan keseimbangan itu dan tidak ada satu makhlukpun yang keluar dari hikmahnya.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah SWT menyatakan ke Esaan Nya dengan menegakkan dalil-dalil dan bukti ciptaan Nya pada alam dan diri manusia, serta menurunkan ayat-ayat yang menjelaskannya. Para malaikat menyatakan pula hal keesaan Allah itu dan menyampaikannya kepada nabi-nabi. Para nabi-nabi menyatakan kesaksian yang diperkuat oleh ilmu yang sudah tertanam dalam jiwa mereka yang lebih tinggi dari pada ilmu-ilmu lainnya yang diperoleh dengan pengalaman-pengalaman. Demikian pula para ahli ilmu, turut menyatakan ke Esaan Allah dan menjelaskannya. Mereka menyaksikan Allah dengan kesaksian yang disertai bukti-bukti dan alasan ilmiyah. Ayat ini menunjukkan martabat yang tinggi dari para ulama karena mereka telah disejajarkan dengan malaikat yang mulia yaitu sama-sama dapat menyaksikan ke Esaan Allah SWT.
"Menegakkan keadilan" dalam ayat ini ialah menegakkan keseimbangan dalam i'tikad, karena tauhid itu merupakan suatu kepercayaan yang Iurus, tauhid yang murni yang tidak dicampuri sedikitpun oleh keingkaran kepada Allah dan mempersekutukan Nya. Juga menegakkan keseimbangan di dalam ibadat, budi pekerti dan amal perbuatan, artinya menegakkan keseimbangan antara kekuatan rohani, dan kekuatan jasmani. Allah memerintahkan kita melakukan ibadan salat dan ibadah lainnya untuk menyucikan rohani. Allah menyuruh kita makan makanan yang baik adalah untuk memelihara tubuh. Dan Allah melarang kita berlebih-lebihan di dalam beragama dan keterlaluan dalam mencintai dunia.
Demikian pula, Allah meletakkan hukum keseimbangan pada alam ini. Barang siapa memperhatikan hukum alam ini dan tata tertibnya yang teliti, maka nampak jelas baginya hukum keseimbangan itu paling sempurna. Allah menegakkan keseimbangan yang sempurna pada alam ini, adalah sebagai bukti nyata atas kebenaran kebijaksanaan Nya. Kesatuan tata tertib pada alam ini menunjukkan ke Esaan pencipta Nya.
Di akhir ayat ini Allah menguatkan lagi keesaan zat Nya dalam sifat ke Tuhanan."Tak ada Tuhan melainkan Dia, yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana". Sifat "Maha Kuasa" dalam ayat ini memberi pengertian kesempurnaan KodratNya dan sifat "Maha Bijaksana" menunjukkan kesempurnaan ilmu Nya. Suatu kekuasaan tidak dapat sempurna kecuali dengan adanya hak yang mutlak dalam bertindak. Dan keadilan (keseimbangan) juga tidak akan dapat sempurna, kecuali dengan mengetahui segala keadaan dan kemaslahatan. Maka barang siapa yang kesempurnaannya sudah sampai demikian, tidak seorangpun dapat mempengaruhinya dalam menjalankan keseimbangan itu dan tidak ada satu makhlukpun yang keluar dari hikmahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.