Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 129
قَالُواْ أُوذِينَا مِن قَبْلِ أَن تَأْتِينَا وَمِن بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الأَرْضِ فَيَنظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang [556]. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu [557].
[556] Mereka mengeluh kepada Musa u bahwa nasib mereka sama saja; baik sebelum kedatangan Musa u untuk menyeru mereka kepada agama Allah dan melepaskan mereka dari perbudakan Fir'aun, maupun sesudahnya. Ini menunjukkan kekerdilan jiwa dan kelemahan daya juang pada mereka. [557] Maksudnya: Allah akan membalas perbuatanmu, yang baik dibalas dengan yang baik, dan yang buruk dibalas dengan yang buruk.
Mereka mengeluh kepada Musa a.s. bahwa nasib mereka sama saja, baik sebelum kedatangan Musa a.s. untuk menyeru mereka kepada agama Allah dan melepaskan mereka dari perbudakan Firaun sesudahnya, mereka merasa tidak mendapat faedah dari kedatangan Nabi Musa itu. Dahulu mereka diazab dan diperbudak oleh Firaun, anak-anak mereka dibunuh, mereka disuruh kerja paksa, sekarangpun demikian. Keluhan ini menunjukkan kekerdilan jiwa dan kelemahan daya juang dan tidak adanya kesabaran pada mereka.
Mendengar keluhan ini, maka Nabi Musa berkata, "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kamu dan menjadikan kamu khalifah di bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu", maksudnya, biarpun yang terjadi demikian akan tetapi adalah menjadi harapan bahwa Allah akan membinasakan musuh-musuhmu dan menjadikan kamu berkuasa di bagian bumi yang telah dijanjikan Tuhanmu, yaitu sekarang Firaun melarang kamu pergi ke sana. Maka Tuhan akan melihat bagaimana tindakan kamu nanti bila kamu telah berkuasa.
Ucapan Nabi Musa ini selain menimbulkan harapan tentang pertolongan Allah serta rahmat-Nya untuk membebaskan mereka dari kekejaman Firaun serta menjadikan Bani Israel sebagai penguasa di belakang hari di bagian bumi yang telah dijanjikan Tuhan kepada mereka, juga mengandung suatu peringatan yang sangat penting bagi kaumnya, yaitu apabila di belakang hari mereka menjadi penguasa janganlah berbuat sewenang-wenang seperti Firaun dan para pembesarnya, karena Allah senantiasa mengawasi perbuatan dan tindak tanduk dari setiap makhluk-Nya. Oleh sebab itu, apabila mereka berkuasa dan melakukan kelaliman pula, pastilah Allah mendatangkan azab kepada mereka.
Ayat ini mengandung pelajaran yang sangat berharga tentang sikap manusia pada waktu ia sedang menghadapi penderitaan tersebut atau sebelum mereka memperoleh rahmat Allah dan pada waktu setelah memperoleh rahmat tersebut. Sikap yang amat tercela ialah berkeluh-kesah dan memohon pertolongan Allah pada waktu memperoleh kesusahan dan kemudian mengingkari atau melupakan rahmat Allah setelah memperolehnya.
Sedang sikap yang seharusnya ialah sabar dan tawakal serta memohon pertolongan Allah pada waktu menghadapi kesukaran dan mensyukuri rahmat Allah setelah diperoleh kebahagiaan. Mensyukuri rahmat Allah, tidak hanya dengan ucapan, melainkan yang terpenting ialah melaksanakan dengan perbuatan. Sebab itu, apabila seseorang beroleh kekuasaan, kemudian kekuasaan-Nya digunakan untuk berbuat kelaliman atau memperkaya diri sendiri atas kerugian orang lain, maka ini berarti bahwa ia tidak mensyukuri rahmat Allah yang diperolehnya, yaitu pangkat dan kekuasaan karenanya, sepatutnyalah bila Allah menimpakan azab kepadanya.
Di dalam ucapan kepada kaumnya, Nabi Musa a.s. memakai ungkapan "mudah mudahan". Ia memakai ungkapan tersebut untuk tidak memastikan datangnya pertolongan dan rahmat Allah kepada mereka. Sebab andai kata ia menggunakan ungkapan yang memastikan, boleh jadi umatnya akan mengabaikan kewajiban kewajiban yang perlu mereka lakukan untuk memperoleh pertolongan Allah, karena pertolongan Allah kepada hamba-Nya tidaklah diberikan begitu saja, melainkan tergantung kepada usaha-usaha yang dilakukan umat yang bersangkutan, misalnya: kesungguhan, disiplin, persatuan dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.