Tafsir Surah Al-Anfal 5

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al Anfaal 5


كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِن بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقاً مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ

Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran[596], padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,

[596] Maksudnya: Menurut Al Maraghi: Allah mengatur pembagian harta rampasan perang dengan kebenaran, sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah) untuk berperang ke Badar dengan kebenaran pula. Menurut Ath-Thabari: Keluar dari rumah dengan maksud berperang.

Allah swt. menjelaskan bahwa Dia mengatur pembagian harta rampasan perang itu secara adil sebagaimana juga Allah swt. memerintahkan kepada mereka pergi untuk bertempur untuk membela agama Allah secara adil pula. Timbullah perselisihan pendapat mereka mengenai harta rampasan perang sama halnya dengan perselisihan pendapat mereka sewaktu mereka dibawa pergi untuk menghadapi kafilah yang dipimpin Abu Sufyan atau pasukan kafir Quraisy yang datang dari Mekah untuk membela kafilah Abu Sufyan itu.

Maka apabila ada sebagian orang yang tidak menyukai ketetapan Allah mengenai pembagian harta rampasan perang, maka hal itu adalah tanda bahwa iman mereka belum benar sebagaimana juga halnya yang demikian itu terjadi pada saat menjelang perang Badar. Mereka itu tidak mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya enggan meninggalkan rumah untuk bertempur ke medan perang, karena mereka masih belum menjadi orang mukmin yang benar.

Di akhir ayat Allah swt. menjelaskan bahwa sebagian dari orang mukmin ada yang tidak senang akan keputusan Nabi Muhammad saw. untuk menyerang musuh ke luar kota. Hal ini disebabkan karena persiapan perang mereka belum lengkap. Namun anggapan serupa ini adalah tidak benar, karena betapa pun juga kesulitan yang akan mereka hadapi, semestinya mereka tidak boleh mengelak lagi, karena hal itu telah menjadi keputusan.

Perselisihan yang terjadi di antara mereka ini dapat diperhatikan dalam riwayat tersebut di bawah ini:

"Setelah Rasulullah mendengar berita bahwa Abu Sufyan bin Harb membawa rombongan unta dari Syam, Nabi menggerakkan kaum Muslimin untuk menghadangnya. Nabi bersabda: "Kafilah ini membawa harta benda (barang dagangan), maka pergilah kamu untuk menghadapinya boleh jadi Allah menjadikan harta benda itu sebagai rampasan perang bagi kamu." Maka bergeraklah para sahabat. Di antara kaum muslimin itu ada yang tidak merasa keberatan, dan ada pula yang merasa keberatan, hal ini karena mereka tidak meyakini bahwa Rasulullah saw. akan menghadapi peperangan sedang Abu Sufyan pada ketika mendekati Hijaz telah mengerahkan orang-orang yang memata-matai untuk memperoleh keterangan dengan jalan menanyakan kepada orang-orang yang berkendaraan yang ditemuinya, sehingga ia memperoleh berita dari mereka itu bahwa Muhammad telah mengerahkan para sahabatnya untuk menghadapi kafilahnya. Maka Abu Sufyan mengupah Damdam bin Amr Al-Giffari untuk pergi ke Mekah dan menyuruhnya supaya menemui orang-orang Quraisy agar mereka menggerakkan orang-orang melindungi harta mereka dan agar disampaikan berita bahwa Muhammad telah menghadang harta benda itu. Sesudah itu pergilah Damdam bin Amr dengan segera ke Mekah, dan Rasul pun pergi bersama para sahabatnya sehingga sampai ke lembah yang disebut Zafran. Setelah beliau sampai di wadi itu, sampailah berita keberangkatan orang-orang Quraisy kepada beliau untuk melindungi kafilah mereka. Karena itu Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabatnya. Lalu Abu Bakar bangkit dan berkata mengemukakan tanggapan yang baik pula. Sesudah itu Miqdad bin Amir bangkit dan berkata: "Ya Rasulullah! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah, kami selalu menyertaimu. Demi Allah, kami tidak akan berkata kepadamu seperti apa yang telah dikatakan Bani Israil kepada Musa "pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanyalah duduk menanti di sini saja", tetapi pergilah engkau bersama-sama Tuhanmu, maka sungguh kami akan menyertaimu. Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar! Andaikata kamu pergi membawa kami ke Barkil Gimad (sebuah kota di Habasyah) niscaya kami tetap bersamamu menuju kota itu, sehingga engkau sampai ke sana." Kemudian Rasulullah saw. mengucapkan tanggapan yang baik dan berdoa untuknya dengan doa yang baik pula. Sesudah itu Rasulullah saw. bersabda: "Wahai manusia, berilah pertimbangan kepadaku!" Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Ansar. Hal ini karena mereka telah berbaiat kepada Nabi di Aqabah. Mereka berkata: "Hai Rasulullah! Sebenarnya kami telah melindungi engkau hingga engkau tiba di negeri kami, maka apabila engkau telah sampai kepada kami, engkau telah berada di bawah perlindungan kami. Kami melindungi engkau sebagaimana kami melindungi anak-anak kami dan istri-istri kami." Rasulullah saw. sebenarnya khawatir bahwa orang-orang Ansar tidak merasa perlu membantunya, terkecuali apabila musuh menyerang ke dalam kota, dan mereka tidak merasa berkewajiban membela Nabi apabila Nabi menyerang. Maka setelah Rasulullah saw. mengatakan demikian, Sa'ad bin Mu'az berkata: "Demi Allah! Rupanya yang engkau maksud ialah kami (para Ansar)." Nabi menjawab: "Ya." Kemudian Sa'ad berkata: "Sebenarnyalah kami telah beriman kepadamu dan telah membenarkan agamamu, serta menyaksikan bahwa apa yang engkau bawa itu telah memberikan perjanjian untuk dipatuhi, maka laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah. Maka demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, andaikata engkau mengajak kami menyeberang lautan, tentulah kami akan menyeberanginya, tidak ada seorang pun di antara kami yang berkeberatan dan tidak pula yang mengingkari apabila engkau mengajak kami menghadap musuh esok pagi. Sebenarnya kami ini adalah orang-orang yang tabah dalam peperangan serta ikhlas menghadapi musuh. Semoga Allah menampakkan kepadamu apa yang menyenangkan hatimu. Maka pergilah bersama kami di bawah lindungan Allah." Sesudah itu Rasulullah merasa gembira dengan pendapat Sa'ad dan ketangkasannya menghadapi perang. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Pergilah kamu di bawah lindungan Allah dan bergembiralah bahwa Allah telah menjanjikan kemenangan di antara dua barisan musuh. Demi Allah seolah-olah kami melihat musuh dalam keadaan tersungkur."
(H.R Ibnu Ishak dari Ibnu 'Abbas)

Asbabun Nuzul Surah Al-Anfaal Ayat 5


Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Ayyub Al-Anshari r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika kami berada di Madinah, Rasulullah saw. telah menerima berita, bahwa kafilah Abu Sofyan telah kembali, maka Rasulullah saw. bersabda kepada kami, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang kafilah tersebut, semoga Allah menjadikannya sebagai barang ganimah buat kita dan menyelamatkan kita." Maka kami keluar dan melakukan perjalanan selama satu atau dua hari. Lalu Rasulullah saw. bersabda, "Apakah yang telah kalian lihat mengenai keadaan mereka?" Kami berkata, "Wahai Rasulullah! Kami tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi kaum itu. Karena sesungguhnya kami keluar hanya untuk menghadang kafilah perdagangan." Lalu kala itu Al-Miqdad berkata, "Janganlah kalian mengatakan seperti apa yang telah dikatakan oleh kaum Musa, 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.'" (Q.S. Al-Maidah 24). Maka ketika itu turunlah firman-Nya, "Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya." (Q.S. Al-Anfaal 5). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Abdullah bin Abbas r.a.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.