Tafsir Surah Al-Anfal 65

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al Anfaal 65


يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِن يَكُن مِّنكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُواْ مِئَتَيْنِ وَإِن يَكُن مِّنكُم مِّئَةٌ يَغْلِبُواْ أَلْفًا مِّنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَفْقَهُونَ

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. [623]

[623] Maksudnya: mereka tidak mengerti bahwa perang itu haruslah untuk membela keyakinan dan mena'ati perintah Allah. Mereka berperang hanya semata-mata mempertahankan tradisi jahiliyah dan maksud-maksud duniawiyah lainnya.

Kemudian pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya supaya mengobarkan semangat kaum muslimin untuk berperang menghadapi musuh dan menegaskan bahwa kekuatan pasukan Islam yang benar-benar beriman dan penuh tawakal kepada Allah itu akan dapat mengalahkan kekuatan musuh meskipun sepuluh kali lipat banyaknya. Andaikata suatu pasukan dari mereka hanya terdiri dari dua puluh orang prajurit, mereka dapat mengalahkan pasukan musuh yang terdiri dari dua ratus orang. Dan jika sebuah pasukan mereka terdiri dari seratus orang mereka apat mengalahkan pasukan yang terdiri dari seribu orang dan demikinalah seterusnya. Setiap prajurit Islam dapat mengalahkan sepuluh musuh. Ini adalah satu perbandingan kekuatan yang tidak ada taranya dalam sejarah karena cara peperangan di masa itu bukan seperti peperangan di masa kini.

Peperangan di masa sekarang sangat tergantung kepada kekuatan persenjataan dan kesempurnaannya. Sepasukan yang kecil jumlah orangnya yang diperlengkapi dengan senjata modern yang ampuh dapat aja dengan mudah mengalahkan pasukan besar tetapi hanya mempunyai senjata biasa saja.

Peperangan di masa itu benar-benar mengadu kekuatan dan kecakapan karena alat-alat perang yang dipergunakan boleh dikatakan sama macam dan mutunya. Tidaklah mungkin rasanya suatu pasukan kecil akan dapat menang atas pasukan besar yang jumlahnya sepuluh kali lipat. Tetapi inilah yang ditegaskan Allah atau diperintahkan-Nya kepada kaum Muslimin. Mereka tidak boleh merasa gentar dan takut menghadapi lawan yang berlipat ganda karena mereka adalah orang-orang beriman yang berjuang bukan untuk kepentingan diri sendiri atau untuk mencari harta benda dan kemegahan duniawi tetapi mereka adalah tentara Allah yang berjuang untuk membela kebenaran untuk meninggikan kalimat Allah dan untuk kejayaan agama yang telah diridai-Nya. Bila mereka gugur dalam pertempuran, mereka akan mati syahid yang balasannya di sisi Allah tidak ternilai besarnya. Lawan-lawan mereka adalah orang-orang kafir yang hanya ingin mempertahankan kedudukan, pangkat dan harta benda. Mereka tidak mempunyai tujuan hidup yang tinggi dan mulia karena mereka tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak percaya kepada hari berbangkit. Hidup mereka adalah untuk berbangga-bangga dan mengutamakan harta benda belaka. Adapun orang Yahudi di Madinah meskipun percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa tetapi mereka tidak dapat lagi melihat kebenaran karena mata mereka telah disilaukan oleh kesenangan dunia. Mereka ingin hidup kalau dapat seribu tahun, mereka telah karam dalam dunia kebendaan, tak dapat luput dari sifat loba dan serakah. Kedua golongan ini benar-benar telah sesat dari jalan yang hak tidak dapat lagi membedakan mana yang hak, mana yang batil, mereka tidak tahu lagi jalan yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Orang-orang yang demikian sifatnya bila dihadapkan kepada pertempuran yang dahsyat mereka akan lari tunggang-langgang karena lebih mengutamakan hidup daripada mati. Hal ini dijelaskan Allah dengan firman-Nya:

لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِمْ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ (13)

Artinya:
Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti.
(Q.S Al Hasyr: 13)

Jadi kalau Allah memerintahkan supaya kaum muslimin harus berani menghadapi musuh Islam yang berjumlah sepuluh kali jumlah mereka dan menyatakan bahwa mereka akan menang, maka kemenangan itu adalah suatu yang pasti meskipun tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Karena itu mereka tidak boleh melarikan diri atau mundur dalam pertempuran dan harus bertempur mati-matian sampai tercapai kemenangan. Inilah suatu derajat yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh kaum muslimin.

Asbabun Nuzul Surah Al-Anfaal Ayat 65


Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.