Al-A'raf 145

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 145


وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الأَلْوَاحِ مِن كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَتَفْصِيلاً لِّكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُواْ بِأَحْسَنِهَا سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ

Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh [566] (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya [567], nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik [568].

[566] Luh ialah: kepingan dari batu atau kayu yang tertulis padanya isi Taurat yang diterima Nabi Musa u sesudah munajat di gunung Thursina. [567] Maksudnya: utamakanlah yang wajib-wajib dahulu dari yang sunat dan mubah. [568] Maksudnya: Allah mmeperlihatkan kampung orang-orang fasik seperti Fir'aun, 'Aad, Tsamud dan sebagainya yang kampung-kampung itu hancur bersama mereka akibat kejahatan dan kefasikan mereka.

Allah swt. menerangkan dalam ayat ini bahwa Dia telah menurunkan kepada Musa a.s. beberapa keping lauh yang berisi petunjuk-petunjuk dan pengajaran-pengajaran, janji dan ancaman pokok-pokok agama berupa pokok-pokok akidah, budi pekerti dan hukum-hukum.

Pendapat para ahli berbeda-beda tentang yang dimaksud dengan lauh itu termasuk bagian Kitab Taurat, dan ada yang berpendapat bahwa lauh diturunkan sebelum Kitab Taurat diturunkan. Dari pendapat-pendapat itu yang kuat ialah pendapat yang mengatakan bahwa lauh itu adalah wahyu pertama diturunkan kepada Musa a.s. karena itu ia memuat hukum-hukum, akidah, dan keterangan-keterangan yang bersifat umum dan global. Kemudian diturunkan wahyu lain untuk menjelaskan secara berangsur-angsur sesuai dengan keperluan, keadaan masa, dan tempat.

Dalam pada itu para ahli tafsir berbeda pendapat pula tentang jumlah lauh yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Ada yang mengatakan sepuluh dan sebagainya. Tidak ada suatu nas yang tegas menerangkan jumlah lauh yang diturunkan itu.

Di dalam Al-Kitab, Wasiat Lama, Kitab Keluaran, diterangkan keadaan lauh dan jumlahnya yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.

Allah swt. memerintahkan agar Musa berpegang teguh dengan pokok-pokok agama yang telah diturunkan kepadanya, melaksanakan segala petunjuk-petunjuk dan hukum-hukumnya agar berbahagia hidup di dunia dan di ahirat nanti. Dan Allah swt. memerintahkan agar Musa dan kaumnya berpegang teguh kepada ajaran-ajaran, petunjuk-petunjuk, dan hukum-hukum yang ada di dalam lauh itu. Dengan demikian Bani Israil akan baik budi-pekertinya, baik ibadatnya sehingga tertutuplah pintu-pintu tempat pengaruh syirik. Jika kamu dan kaummu tidak mengambil dan memegang teguh apa yang telah Kami turunkan dengan sesungguhnya, maka kamu akan menjadi fasik seperti yang telah dialami oleh kaum `Ad, Samud, dan kaum Firaun dan sebagainya, atau Kami akan memperlihatkan kelak apa yang dialami orang-orang yang tidak mau taat kepada-Ku.

Dari ayat-ayat di atas dapat diambil iktibar-iktibar sebagai berikut:

1. Wajib menyampaikan ajaran-ajaran dengan sesungguh-sungguhnya sesuai dengan risalah yang dibawa Rasul agar dengan demikian tercapailah pembentukan umat yang baru, penuh kedamaian di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Pengampun. Hal ini dapat dilihat pada perbuatan Rasulullah saw. sendiri. Beliau merupakan suri teladan bagi umatnya dalam mengamalkan perintah-perintah Allah. Hal ini dapat dilihat pada perkataan, perbuatan-perbuatan, dan tindakan-tindakannya. Karena itu orang Arab tertarik kepada agama yang dibawanya sehingga dalam waktu yang sangat pendek, penduduk Jazirah Arab telah menganut agama Islam. Cara-cara yang dilakukan oleh Rasulullah ini telah dilakukan pula oleh para sahabat dan beberapa khalifah yang terkenal dalam sejarah, maka mereka pun telah berhasil pula sebagaimana Rasulullah telah berhasil. Dalam pada itu ada pula di antara kaum muslimin yang telah berbuat kesalahan.

2. Kita lihat dalam sejarah bahwa Bani Israil menjadi bangsa yang besar dan berkuasa di saat mereka melaksanakan dengan baik agama Allah, dan mereka menjadi bangsa terjajah, hidup sengsara di saat mereka memandang enteng dan mengingkari agama Allah.

3. Demikianlah halnya kaum Muslimin, menjadi kuat dan besar di saat mereka melaksanakan dengan baik agama Allah, di saat timbul persaudaraan yang kuat sesama kaum Muslimin, dan mereka menjadi lemah di saat mereka tidak mengacuhkan lagi agama Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.