Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 163
واَسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعاً وَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُونَ لاَ تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُم بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri [578] yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu [579], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
[578] Yaitu kota Eliah yang terletak di pantai laut Merah antara kota Mad-yan dan bukit Thur. [579] Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk beribadat.
Ayat ini diturunkan di Mekah di saat agama Islam mulai disiarkan dan disampaikan Nabi Muhammad saw. yang waktu beliau belum pernah berhubungan langsung dengan ulama-ulama Yahudi, dan beliau adalah seorang yang tidak tahu menulis dan membaca sebagaimana firman Allah swt.:
وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ
Artinya:
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Alquran) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).
(Q.S Al Ankabut: 48)
Oleh karena itu ayat ini menunjukkan kemukjizatan Alquran yang menerangkan berita, peristiwa-peristiwa, atau kejadian yang telah terjadi pada masa yang lalu, tanpa seorang pun yang memberikan beritanya selain dari Tuhan Yang Maha Tahu.
Ayat ini diterangkan dan ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. agar beliau menerangkan kepada orang-orang Yahudi di Madinah pada waktu itu tentang tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka dahulu, yang selalu mengingkari seruan para nabi, walau bukti-bukti apa pun yang telah dikemukakan kepada mereka. Yang menyatakan tentang tindakan dan sikap nenek moyang mereka itu adalah Nabi Muhammad saw. seorang nabi yang buta huruf, belum pernah berhubungan dengan orang-orang Yahudi di waktu menerima ayat ini. Apakah hal ini tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah?
Pada masa dahulu nenek moyang Bani Israil yang berdiam di Aylah, yaitu suatu kota pantai laut Merah antara kota Madyan dan Sinai yang bermata pencaharian menangkap ikan, pernah diuji dan dicoba Allah untuk menguji keimanan dan ketaatan mereka. Mereka diperintahkan melakukan ibadat-ibadat pada tiap-tiap hari Sabtu, dan dilarang menangkap ikan pada hari itu. Maka pada saat ketika banyak ikan bermunculan di permukaan air (laut) pada hari Sabtu yang nampak jinak dan mudah ditangkap. Karena itu mereka melanggar larangan Allah pada hari tersebut untuk menangkap ikan dengan tidak melaksanakan perintah Allah, yaitu melakukan ibadat sebagaimana yang diperintahkan Allah pada hari itu.
Demikianlah Allah swt. memberi ujian dan cobaan kepada Bani Israil. Mereka tidak tahan dan tidak tabah menghadapinya, bahkan mereka melanggar larangan Allah dan tidak melaksanakan perintah-Nya. Karena sikap dan tindakan mereka, maka bagi mereka berlaku sunah Allah (ketentuan Allah), yaitu barang siapa yang menaati perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya akan dianugerahi kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat. Sebaliknya barang siapa yang ingkar kepada-Nya akan sengsara hidupnya di dunia, sedangkan di akhirat mereka mendapat azab yang pedih. Tentu sunatullah ini berlaku pula terhadap orang-orang yang fasik dan orang-orang Yahudi yang berada di Madinah, sebagaimana yang telah berlaku pada nenek moyang mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.