Al-A'raf 108

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 108


وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاء لِلنَّاظِرِينَ

Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Musa memperlihatkan mukjizat yang kedua, setelah yang pertama tadi, yaitu tangannya kelihatan bercahaya, memancarkan sinar yang terang. Setelah Ia selesai menjatuhkan tongkatnya tadi dan para hadirin telah menyaksikan ular yang menjelma dari tongkat tersebut, maka Nabi Musa memasukkan tangannya ke kantong bajunya, kemudian dikeluarkannya tangannya itu menjadi putih mengeluarkan cahaya yang kilau dan dapat dilihat dengan nyata oleh yang menyaksikan, termaksud Firaun dan pengikutnya.

Dalam kisah Nabi Musa yang terdapat dalam surah surah An Naml dan Al Qasas ditegaskan bahwa warna putih yang kelihatan pada tangan Nabi Musa ketika itu adalah warna putih yang sehat, bukan warna putih seperti disebabkan oleh penyakit sopak dan sebagainya.

Perlu diingat, bahwa dalam kitab-kitab tafsir yang mendasarkan penafsirannya riwayat-riwayat yang diterima dari orang-orang dahulu, sering terdapat kisah-kisah yang berlebih-lebihan dan sangat aneh, mengenai ular yang menjelma dari tongkat Nabi Musa tersebut. Kita harus waspada dan berhati hati dalam menerima riwayat-riwayat semacam itu, karena tidak mempunyai dasar yang kuat. Bahkan sebagian berasal dari riwayat Israiliyat, yaitu dongeng-dongeng yang datang dari orang Yahudi yang menyusup ke dalam kalangan kaum muslimin yang bertujuan untuk merusak agama Islam dari Kenyataan sejarah menunjukkan, bahwa fitnah dan kekacauan yang terjadi dalam kalangan umat Islam, bahkan pembunuhan-pembunuhan terhadap khalifah-khalifah, biang keladinya adalah para penyusup itu, seperti Ka'ab Al Ahbar dan Abdullah Ibnu Sada dari bangsa Yahudi, serta Wahab Ibnu Munabbih dari bangsa Persia yang berpura-pura masuk agama Islam, lalu mengadakan pengacauan dalam bidang akidah, politik dan sebagainya, pada masa-masa permulaan Islam.

Syukurlah bahwa dl kalangan ulama-ulama Islam telah muncul para cendekiawan yang waspada, lalu mengadakan penyelidikan mengenai riwayat tersebut dan memilih riwayat-riwayat yang mempunyai dasar yang kuat, yang tidak diinginkan kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.