Tafsir Surah Al An'am 57

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 57


قُلْ إِنِّي عَلَى بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي وَكَذَّبْتُم بِهِ مَا عِندِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ

Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quraan) dari Tuhanku [479], sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik".

[479] Maksudnya: Nabi Muhammad  mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.

Allah swt. memerintahkan kepada Nabi saw. agar menyampaikan kepada orang-orang musyrik itu, bahwa dia dan pengikut-pengikutnya tidak mengikuti ajakan mereka, karena agama yang disampaikannya disertai dengan dasar-dasar, dalil-dalil dan keterangan-keterangan yang kuat, berdasarkan yang diwahyukan Allah yang terdapat di dalam Alquran. Adapun orang-orang musyrik itu mereka mengajak Nabi dan kaum muslimin mengikuti agama mereka. tetapi mereka tidak mengemukakan dalil-dalil dan keterangan-keterangan yang dapat menguatkan dasar kepercayaan mereka, agar dengan demikian timbul keyakinan pada diri seseorang yang mereka ajak itu akan kebenaran agama mereka.

Di antara sebab mereka mengingkari dan mendustakan Alquran dan kenabian Muhammad adalah karena Allah swt. tidak memperkenankan permintaan mereka, agar kepada mereka diturunkan azab, seperti yang telah diturunkan kepada umat Nabi-nabi yang dahulu, sebagai bukti kerasulan Muhammad, sebagai yang diterangkan Allah swt dalam firman Nya:

وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Artinya:
Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, "Ya Allah! Jika betul (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih".
(Q.S Al Anfal: 32)

Telah diketahui, bahwa yang menetapkan dan menentukan segala sesuatu itu hanyalah Allah swt. tidak ada yang lain selain Dia. Hanya Dialah yang mengetahui hikmah terjadi atau tidak terjadinya sesuatu di alam ini. Dalam menentukan terjadinya sesuatu atau tidak terjadinya, Dia mempunyai aturan-aturan dan hukum-hukum. Terjadinya sesuatu adalah sesuai aturan-aturan dan hukum-hukum-Nya itu, sebagaimana firman Allah swt:

وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ

Artinya:
Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya".
(Q.S Ar Ra'd: 8)

Allah swt menerangkan bahwa segala sesuatu yang tersebut di dalam Alquran adalah benar dan benar-benar akan terjadi, sesuai dengan firman-Nya:

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

Artinya:
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu".
(Q.S Al Hajj: 47)

Dan firman Allah swt:

لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Artinya.
Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
(Q.S Yunus: 49)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.