Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 85
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ فَأَوْفُواْ الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلاَ تَبْخَسُواْ النَّاسَ أَشْيَاءهُمْ وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan [552] saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali- kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
[552] Mad-yan adalah nama putra Nabi Ibrahim u kemudian menjadi nama kabilah yang terdiri dari anak cucu Mad-yan itu. Kabilah ini diam di suatu tempat yang juga dinamai Mad-yan yang terletak di pantai Laut Merah di tenggara gunung Sinai.
Allah swt. menceritakan bahwa kaum Madyan, yaitu kaum Nabi Syuaib tidaklah bersyukur kepada swt. mereka di samping mereka mempersekutukan-Nya. Akhlak mereka sangat merosot sekali sehingga kehidupan mereka bergelimang dalam penipuan sampai kepada urusan takar-menakar, timbang-menimbang. Menurut suatu riwayat jika orang asing datang berkunjung, mereka sepakat menuduh bahwa uang yang dibawa orang asing itu palsu, dengan demikian mereka menukarnya dengan harga (kurs) yang rendah sekali. Kepada kaum ini Allah swt. mengutus Nabi Syuaib supaya dia menunjukkan kepada mereka berupa jalan benar meninggalkan kezaliman terutama yang berupa pengurangan hak manusia yang mereka lakukan dengan cara khianat dalam takaran dan timbangan.
Sebagaimana biasanya setiap nabi, Allah perkuatkan kenabiannya dengan mukjizat sebagaimana diketahui dari hadis dari Abu Hurairah yaitu:
ما من الأنبياء نبي إلا أعطي من الآيات مثلها آمن عليه البشر وإنما كان الذي أوتيت وحيا أوحى الله إلي فارجون أن أكون أكثرهم تابعا يوم القيامة
Artinya:
Tidak seorang nabi pun dari kalangan nabi-nabi kecuali diberikan kepadanya tanda-tanda kenabiannya yang menjadikan manusia percaya kepadanya. Sesungguhnya yang diberikan kepadaku ialah wahyu yang disampaikan kepadaku yaitu (Alquran). Maka aku mengharap bahwa aku akan mempunyai pengikut yang lebih banyak daripada pengikut-pengikut nabi-nabi pada hari kiamat.
(H.R Bukhari dan Muslim)
Akan tetapi tidak terdapat satu ayat pun dalam Alquran yang menerangkan tentang mukjizat yang diberikan kepada Nabi Syuaib. Fakhrul Razi dalam tafsirnya mengemukakan pendapat "Al-Kasyisyaf" bahwa di antara mukjizat Nabi Syuaib yaitu dia memberikan tongkatnya kepada Nabi Musa. Tongkat itu membinasakan ular-ular besar. Juga dia berkata kepada Nabi Musa bahwa kambing-kambing ini akan beranak semuanya lelaki yang bulunya hitam putih kemudian ternyata benar sebagaimana yang diucapkannya itu.
Madyan adalah nama kabilah yang terdiri dari anak-anak dari keturunan Madyan. Madyan ini adalah anak Nabi Ibrahim dari Siti Qaturah, demikian menurut Taurat. Syuaib adalah orang yang terbaik dari kalangan kabilah Madyan. Syuaib anak Mikil a.s. bin Yasijab bin Madyan istri Yasifar adalah putri Nabi Lut a.s., demikian menurut Taurat Muhammad bin Ishak, Syuaib meskipun matanya buta ia adalah seorang orator (ahli pidato) sehingga mendapat julukan "Khatibul Anbiya" (orator terkemuka dari kalangan nabi-nabi).
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Syuaib kepada kaum Madyan. Setelah itu Syuaib menjalankan tugasnya menyampaikan amanat-amanat Tuhannya kepada kaumnya supaya mereka meninggalkan kemusyrikan dan hendaklah mereka menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Nabi Syuaib meyakinkan kaumnya bahwa dia adalah utusan Allah supaya mencabut seruannya. Setelah dikemukakan kepada mereka tentang akidah ketuhanan maka Nabi Syuaib memulai pula memperbaiki kebobrokan masyarakatnya dengan mengajak mereka supaya jujur dalam menimbang dan menakar supaya tidak mengurangi hak manusia dalam jual beli begitu juga menyeru mereka supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merusak masyarakat setelah berjalan dengan baik umpamanya perbuatan kerusakan berupa sogokan, memakan harta orang lain dengan jalan batil, mengerjakan perbuatan yang keji dan membiarkan kerusakan akhlak.
Nabi Syuaib selalu mengakhiri seruannya bahwa apa yang disampaikannya kepada mereka itu adalah hal yang paling baik untuk mereka karena akan membawa kebahagiaan bagi mereka di dunia dan di akhirat jika mereka benar-benar beriman kepada kerasulannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.