Al-A'raf 37

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 37


فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ أُوْلَـئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُم مِّنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا جَاءتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُواْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ قَالُواْ ضَلُّواْ عَنَّا وَشَهِدُواْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُواْ كَافِرِينَ

Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.

Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa mengadakan dusta terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat-Nya adalah pekerjaan yang paling zalim. Mengada-adakan dusta terhadap Allah ialah mewajibkan yang tidak diwajibkan Allah, memutar-balikkan hukum-hukum Allah yang halal dikatakan haram, yang haram dikatakan halal, yang hak dikatakan batil, yang batil dikatakan hak, atau berani mengatakan bahwa Allah beranak dan bersekutu. Mendustakan ayat-ayat Allah ialah tidak mau menerimanya, sengaja menolaknya, mempermainkan dan mengejeknya, atau lidahnya mengaku menerima pembagiannya seperti yang ditulis di dalamnya tentang nasib seseorang, baik-buruknya. Walaupun perbuatan mereka termasuk yang paling zalim, namun mereka akan menerima nasibnya di dunia, nasib baik dan nasib buruk, nasib bahagia dan nasib sengsara. Firman Allah swt.:

نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ

Artinya:
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.
(Q.S Luqman: 24)

Ketika orang yang paling zalim itu menerima nasib yang sudah ditentukan Allah semasa hidupnya di dunia, maka tiba-tiba berakhirlah nasibnya itu karena ajalnya sudah datang di saat malaikat maut telah datang mencabut nyawanya. Barulah timbul penyesalannya, ketika malaikat mengajukan pertanyaan kepadanya, manakah orang-orang yang kamu seru selama ini, kamu menyembah dan minta tolong kepadanya dan tidak mau menyembah dan minta tolong kepada Allah? Panggillah mereka itu untuk menolong kamu supaya terhindar dari bahaya api neraka yang kamu hadapi ini. Tapi apa daya, dengan sangat menyesal mereka menjawab: "Orang-orang yang kami sembah dan kami minta tolong kepadanya sudah hilang lenyap dari kami, tidak tahu kami ke mana perginya dan di mana tempatnya. Putuslah harapan kami akan mendapat pertolongan daripadanya." Maka dengan terus-terang mereka mengakui bahwa mereka telah jadi kafir tersebab menyembah dan minta tolong kepada berhala-berhala dan pemimpin-pemimpin yang mereka persekutukan dengan Allah.

Kejadian ini adalah suatu peringatan dan ancaman Allah bagi orang-orang yang masih kafir agar berhati-hati jangan bertaklid buta saja mengikuti propaganda seseorang yang akibatnya akan membawa kepada kekafiran dan kesesatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.