Al-A'raf 88

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 88


قَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُواْ مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ

Pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami". Berkata Syu'aib: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?"

Allah swt. menerangkan dalam ayat ini, bahwa orang-orang yang terkemuka di kalangan pengikut Nabi Syuaib itu berkata kepadanya, bahwa mereka akan mengusir bersama para pengikutnya dari negeri mereka, apabila Nabi Syuaib tidak mau kembali kepada agama yang diterima dari nenek mereka, serta menghentikan dakwahnya.

Dengan perkataan lain, mereka menyuruh Nabi Syuaib dan para pengikutnya untuk memilih apakah mereka akan tetap dalam agama baru dan melanjutkan dakwah tetapi diusir dari negeri mereka, ataukah bersedia kembali kepada agama nenek moyang dan menjadi anggota masyarakat dari kaumnya yang musyrik itu. Jika mereka memilih yang kedua ini sudah tentu Nabi Syuaib dan para pengikutnya harus meninggalkan agama mereka, dan kembali menjadi orang-orang yang musyrik seperti kaumnya.

Perlu diketahui bahwa kata-kata "kembali kepada agama nenek moyang" memberi kesan seolah-olah Nabi Syuaib sendiri sebelum diangkat menjadi rasul sebagai diungkapkan oleh mereka pernah menjadi penganut agama kaumnya, dan tentu pernah juga turut menyembah sembahan yang mereka sembah. Hal ini tidaklah benar karena para nabi dan rasul Allah swt. senantiasa terhindar dari dosa-dosa besar termasuk dosa yang disebabkan kemusyrikan kepada Allah swt.

Pada akhir ayat tersebut diterangkan bahwa Nabi Syuaib menjawab tantangan mereka dengan mengajukan pertanyaan, apakah mereka akan tetap memaksanya dengan para pengikutnya untuk kembali kepada agama mereka atau mengusirnya dengan para pengikutnya dari negeri Madyan bila ia menolak anjuran itu.

Nabi Syuaib menegaskan kepada kaumnya bahwa ia dan para pengikutnya tidak merasa gentar untuk diusir dari negeri mereka, dan mereka akan tetap dalam agama Allah serta melanjutkan dakwah mereka. Kecintaan kepada agama Allah adalah lebih tinggi daripada kecintaan kepada tumpah darah yang penduduknya ingkar kepada Allah swt. Ia dan para pengikutnya lebih mengutamakan hidup dalam keridaan Allah swt. sehingga mereka benar-benar dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan agama serta keimanan itu adalah urusan hati yang tidak dapat dipaksakan bagaimana pun juga. Ia dan para pengikutnya benci kepada kemusyrikan, karena kemusyrikan itu adalah dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah sedikitpun juga.

Seorang rasul yang berkewajiban menyiarkan agama Allah tidaklah segan-segan meninggalkan tanah tumpah darahnya apabila suasana dan keadaan di tempat itu tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas. Seperti diketahui, Nabi Ibrahim a.s. telah melakukan hijrah meninggalkan tanah tumpah darahnya yaitu kota Ur di Kaldania demi untuk agama Allah. Demikian pula Nabi Muhammad saw. telah berhijrah dari Mekah ke Madinah karena kecintaannya kepada agama Allah adalah melebihi kecintaan kepada tanah air dan lain-lainnya. Orang-orang yang enggan hijrah karena Allah, ia akan ditimpa kemurkaan Allah swt. sebagaimana firman Allah swt.:

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?" Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
(Q.S An Nisa': 97-99)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.