Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 101
تِلْكَ الْقُرَى نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَآئِهَا وَلَقَدْ جَاءتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُواْ لِيُؤْمِنُواْ بِمَا كَذَّبُواْ مِن قَبْلُ كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللّهُ عَلَىَ قُلُوبِ الْكَافِرِينَ
Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir.
Dalam ayat ini Allah swt. mengatakan kepada Nabi Muhammad saw bahwa Dia menceritakan kepadanya sebagian dari berita-berita mengenai negeri-negeri yang telah dibinasakan-Nya lantaran tingkah laku penduduknya yang ingkar dan suka berbuat kemaksiatan. Dengan mengetahui kisah tersebut maka Nabi Muhammad saw. tidak akan merasa sedih melihat tingkah laku, kemungkaran dan kesombongan umatnya, karena apa-apa yang dialaminya pada masa itu telah dialami pula oleh para Rasul terdahulu. Pola tingkah laku orang orang kafir dan musyrik itu adalah sama sepanjang masa dan sunatullah yang berlaku atas mereka tidaklah berubah.
Peristiwa yang menimpa negeri-negeri yang disebutkan itu terjadi pada masa silam yang sudah lama berlalu, berabad-abad sebelum lahirnya Nabi Muhammad saw. sehingga baik beliau maupun umatnya tidak mengetahui akibat peristiwa tersebut. Allah swt. mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa tersebut kepada Nabi Muhammad saw. melalui Alquran agar dapat menjadi pelajaran bagi umatnya.
Selanjutnya dalam ayat ini Allah swt. mengungkapkan bahwa umat-umat yang terdahulu telah didatangi oleh Rasul-rasul-Nya silih berganti membawa keterangan-keterangan dan bukti-bukti yang nyata tentang ke-Maha Esa-an Allah swt. namun mereka itu tidak juga mau beriman kepada Allah dan agama-Nya yang telah pernah juga mereka dustakan. Mereka tetap ingkar dan senantiasa dalam kemusyrikan dan berbuat macam-macam kemaksiatan.
Sebagian dari mereka itu mengetahui akan kebenaran agama yang dibawa oleh Rasul-rasul tersebut, namun mereka tetap ingkar, karena keingkaran itu memang telah menjadi watak dan tabiat mereka. Sedang sebagiannya lagi ingkar karena semata-mata taklid kepada apa yang mereka warisi dari nenek moyang mereka, tanpa mempergunakan pemikiran dan pemahaman serta penelitian mereka sendiri.
Dalam ayat lain yang senafas dengan ayat ini, Allah berfirman:
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِ رُسُلًا إِلَى قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا بِهِ مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ نَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ
Artinya:
Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa Rasul kepada kaum mereka (masing-masing). Rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang suka melampaui batas.
(Q.S Yunus: 74)
Firman Allah swt. selanjutnya dalam ayat yang kita tafsirkan ini menerangkan, bahwa demikianlah Allah mencap hati orang-orang kafir. Kata kata "mencap" mengingatkan kita pada pembuatan mata uang dan bahan-bahan lainnya dari logam. Barang tersebut dibentuk dan diukir ketika ia sedang panas dan lembut. Kemudian setelah logam itu dingin dan membeku, ia tidak lagi dapat menerima bentuk dan ukiran lainnya. Demikianlah tamsilan hati nurani orang-orang kafir itu, sudah membeku dan tertutup mati, sehingga mereka tidak mau lagi menerima pelajaran dan nasihat apapun yang dikemukakan kepada mereka. Mereka tidak mau menerima agama yang dibawa Rasul-rasul kepada mereka yang menyeru kepada akidah tauhid dan menyembah Allah Semata-mata, betapapun jelasnya keterangan dan bukti-bukti, serta alasan dan dalil-dalil yang diberikan kepada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.