Al-A'raf 102

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-A'raf Ayat 102


وَمَا وَجَدْنَا لأَكْثَرِهِم مِّنْ عَهْدٍ وَإِن وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ

Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.

Dalam ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa Dia tidak mendapati kebanyakan umat-umat yang terdahulu itu suka menepati janji dan sesungguhnya Dia mendapati kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Mengenai janji yang dimaksud dalam ayat ini, ada bermacam-macam penafsiran para ulama Di antaranya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan janji tersebut ialah fitrah ash yang diberikan Allah kepada setiap insan, yaitu kecenderungan yang mendorong manusia untuk kembali kepada Tuhan pada waktu ia menghadapi kesulitan atau bersyukur kepada-Nya pada waktu terhindar dari kesulitan dan memperoleh kesenangan hidup. Akan tetapi mereka itu ternyata tidak demikian halnya. Kesusahan dan kesulitan hidup tidak mendatangkan keinsyafan dan kesadaran bagi mereka, melainkan mereka tetap dalam keingkaran dan kemaksiatan. Sebaliknya, kenikmatan dan kelapangan

hidup tidak pula mendorong mereka untuk bersyukur kepada Allah, bahkan mereka tidak mengakui nikmat tersebut sebagai karunia dan rahmat daripada-Nya.

Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan "janji" dalam ayat tersebut ialah sifat yang asli atau fitrah yang diberikan Allah kepada setiap manusia, yaitu kecenderungan kepada kepercayaan tauhid, iman kepada ke-Maha Esa-an-Nya dan hanya menyembah kepada-Nya semata-mata serta tidak memperserikatkan-Nya dengan sesuatupun juga. Akan tetapi kenyataannya, orang-orang kafir tersebut tidak demikian halnya. Mereka telah meninggalkan fitrah dan melemparkan kepercayaan tauhid dan mempersekutukan Allah dengan yang lain, tanpa menghiraukan seruan-seruan para Rasul serta keterangan-keterangan dan bukti-bukti yang mereka kemukakan. Mereka hanya menuruti kehendak nafsu serta bisikan setan belaka bertentangan dengan fitrahnya yang suci. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa Rasullullah saw. telah bersabda:

يقول الله: إنى خلقت عبادي حنفاء فجاءتهم الشياطين فاختالتهم عن دينهم وحرمت عليهم ما أحللت لهم

Artinya:
Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku beragama tauhid, kemudian datanglah setan lalu memalingkan mereka dari agama semula serta mengharamkan kepada mereka apa-apa yang telah dihalalkan bagi mereka".
(H.R Muslim)

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim disebut pula sabda Rasulullah saw. sebagai berikut:

كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه

Artinya:
Setiap anak dilahirkan membawa fitrah yang suci, kemudian ibu-bapaknya lah yang menjadikan ia seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi.
(H.R Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian jelaslah bahwa apabila manusia telah menyimpang dari kepercayaan tauhid, maka hal itu adalah disebabkan pengaruh-pengaruh dari luar, bukan sifat asli yang dibawanya dari kandungan ibunya, yang dikaruniakan Allah pada setiap insan.

Adapun sifat fasik yang disebut dalam ayat ini ialah tetapnya seseorang melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, tanpa menghiraukan nasihat dan ajaran agama serta hukum dan ancamannya.

Perlu diperhatikan bahwa firman Allah dalam ayat ini mengatakan bahwa kebanyakan mereka itu fasik. Ini memberi pengertian bahwa umat-umat yang terdahulu itu tidak semuanya fasik dan meninggalkan kepercayaan tauhid yang merupakan fitrah suci yang dikaruniakan Allah kepada setiap hamba-Nya. Bahkan sebagian dari mereka tetap dalam fitrah sucinya, sehingga kedatangan para Rasul yang membawa agama tauhid segera mereka sambut dengan baik dan mereka senantiasa menjauhkan diri dari segala macam kemaksiatan dan kemusyrikan. Mereka inilah yang senantiasa mendampingi para Rasul dalam menghadapi ancaman dan gangguan dari orang-orang kafir dan mereka pulalah yang selalu diselamatkan Allah bersama Rasulnya dari siksaan dan malapetaka yang ditimpakan-Nya kepada kaum yang fasik itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.