Tafsir Surah Al An'am 80

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 80


وَحَآجَّهُ قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللّهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلاَ أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلاَّ أَن يَشَاء رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلاَ تَتَذَكَّرُونَ

Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?"

Allah swt. menerangkan bahwa ajakan-ajakan Nabi Ibrahim a.s. kepada jalan yang benar itu, mendapat tantangan yang berat dari kaumnya.

Ibrahim a.s. dibantah oleh kaumnya pada waktu beliau menyampaikan agama tauhid. Mereka membantah oleh karena Nabi Ibrahim a.s. mengemukakan kebatilan agama mereka yaitu menyembah berhala dan mendewakan bintang bintang.

Bukti-bukti yang dikemukakan oleh Ibrahim a.s. itu melemahkan, bahkan membatalkan akidah mereka, karena akidah mereka hanyalah didasarkan pada taqlid kepada nenek moyang mereka. Itulah sebabnya Ibrahim a.s. menanyakan kepada mereka mengapa mereka itu membantah dalam hal tauhid, padahal Ibrahim a.s. telah mengemukakan dalil-dalil kebenaran agama tauhid itu sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah dan keyakinan Ibrahim a.s. sendiri. Bukankah mereka mengetahui bahwa patung-patung dan bintang-bintang yang mereka puja itu mempunyai kekurangan sedang Yang Maha Sempurna ialah Pencipta jagat raya dan isinya. Maka seharusnyalah mereka tidak menyembah tuhan yang mempunyai sifat kekurangan itu. Kemudian Nabi Ibrahim a.s. menegaskan pendiriannya terhadap bantahan mereka itu yaitu beliau tidak gentar menghadapi malapetaka dan akibat-akibat dari mengingkari berhala-berhala dan bintang-bintang yang disembah itu. Karena sembahan-sembahan mereka itu adalah benda-benda mati yang tidak dapat menolak mudarat dan tidak dapat pula memberikan manfaat. Tantangan Nabi Ibrahim a.s. itu adalah merupakan jawaban terhadap sikap orang-orang musyrik dan menakut-nakuti Ibrahim a.s. akan mendapat bencana sebab mengingkari sesembahan mereka, seperti dialami Nabi Hud a.s. pada ketika menghadapi kaumnya, firman Allah:

إِنْ نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوءٍ

Artinya
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan-sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.
(Q.S Hud: 54)

Betapa sembahan-sembahan mereka akan menimpakan bencana kepadanya padahal sembahan-sembahan itu tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat menjadi perantara dan juga tidak dapat memberikan syafaat, terkecuali apabila Allah menghendaki bencana yang timbul karena patung itu, kalau memang demikian berhala-berhala dan bintang-bintang itu niscaya memberikan pengaruh jelek terhadap seseorang. Akan tetapi bukan karena pengaruh dari berhala-berhala dan bintang-bintang itu melainkan semata-mata hanya karena kekuasaan Allah. Segala bencana yang menimpa manusia walaupun dari mana datangnya hanya karena kehendak Allah dan ilmu-Nya.

Pada akhir ayat ini Allah swt. memberikan alasan dan pengecualian yang terdapat dalam ayat ini yaitu Allah swt. mempunyai pengetahuan yang sangat luas, meliputi benda-benda yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.