Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 137
وَكَذَلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلاَدِهِمْ شُرَكَآؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُواْ عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ وَلَوْ شَاء اللّهُ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya [509]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
[509] Sebahagian orang Arab itu adalah penganut syariat Ibrahim. Ibrahim u pernah diperintahkan Allah mengorbankan anaknya Isma'il. Kemudian pemimpin-pemimpin agama mereka mengaburkan pengertian berkorban itu, sehingga mereka dapat menanamkan kepada pengikutnya, rasa memandang baik membunuh anak-anak mereka dengan alasan mendekatkan diri kepada Allah, padahal alasan yang sesungguhnya ialah karena takut miskin dan takut ternoda.
Dalam ayat ini Allah menjelaskan pula bagaimana pula sewenang-wenangnya pemimpin-pemimpin dan pemuka-pemuka agama kaum musyrikin Mekah dengan menganjurkan kepada pengikut-pengikutnya agar tidak berkeberatan membunuh anak-anak perempuan mereka sendiri dengan alasan yang tidak pasti dan tidak berarti. Padahal membunuh anak perempuan sendiri itu bertentangan dengan naluri manusia, dan bertentangan pula dengan cita-cita pembinaan keluarga yang harmonis dan dengan sendirinya bertentangan dengan pembinaan umat yang amat kokoh dan kuat karena kokoh dan kuatnya sesuatu tergantung kepada kuat dan kokohnya keluarga-keluarga yang membentuk umat tersebut. Anjuran mereka itu hanya berdasarkan tiga hal:
Pertama: Karena kemiskinan atau takut akan ditimpa kemiskinan. Hal ini diterangkan Allah dalam firman-Nya:
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
Artinya:
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.
(Q.S Al An'am: 151)
Dan dalam firman-Nya lagi:
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
Artinya:
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
(Q.S Al Isra': 31)
Kedua: Karena takut akan mendapat malu di belakang hari. Mereka membunuh anak-anak mereka yang perempuan dengan menguburkannya hidup-hidup karena anak-anak itu apabila besar nanti mungkin melakukan perbuatan tercela, dirampas menjadi tawanan dan diperbudak, atau kawin dengan laki-laki yang tidak sekufu atau lebih rendah derajatnya dari derajat bapaknya.
Dalam hal ini Allah berfirman:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ(58)يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ(59)
Artinya:
Apabila dari seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padam) mukanya, ia sangat marah, ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.
(Q.S An Nahl: 58-59)
Ketiga: Karena mereka bernazar kepada berhala, bahwa mereka akan mengorbankan anak mereka untuk mendekatkan diri kepada berhala-berhala itu. Atau karena alasan yang bukan nazar, misalnya kebiasaan mereka bahwa mereka telah mendapat sejumlah anak seperti yang pernah dilakukan Abdul Mutalib kakek Nabi Muhammad saw. ketika dia bersumpah akan mengorbankan anaknya apabila ia diberi sepuluh orang anak. Demikianlah anjuran kaum musyrikin itu kepada pengikutnya sehingga mereka memandang baik membunuh anak mereka sendiri dan merusak tabiat dan naluri mereka sebagai manusia yang mempunyai rasa cinta dan kasih sayang kepada anak dan akhirnya sifat yang mulia ini berbalik menjadi sifat ganas dan kejam dan tidak segan-segan membunuh anaknya jantung hati sendiri. Demikianlah mereka mengelabui mata dan hati kaumnya sehingga mereka tidak dapat lagi membedakan antara yang baik dan yang buruk, dan mana peraturan agama yang sebenarnya yang harus diikuti dan dilaksanakan. Jika Allah menghendaki, tentulah Dia dapat menahan mereka dari perbuatan-perbuatan merusak itu dan mereka tidak akan melakukannya. Oleh sebab itu Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar membiarkan mereka membuat-buat peraturan yang merusak dan sekehendak hati mereka, karena dengan demikian mereka akan menjadi lemah dan kehilangan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.