Tafsir Surah Al An'am 129

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 129


وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.

Dengan ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa hidup berkelompok dan bergolong-golongan antara orang yang sama tujuan, cita-cita dan kepentingannya terutama dalam hal yang jahat dan menyesatkan telah menjadi kebiasaan dari sebagian mereka, tidak ada bedanya antara jin dan manusia. Mereka selalu tolong menolong dan bantu membantu dalam berbagai usaha dan daya upaya agar apa yang mereka cita-citakan dan apa yang mereka perjuangkan dapat terlaksana dengan sempurna. Mereka tidak segan-segan melakukan kekerasan, kelaliman dan penganiayaan dan tidak menghiraukan lagi norma-norma kemanusiaan, keadilan, dan sifat kasih sayang, asal saja mereka selalu dapat berkuasa dan menikmati kehidupan dunia ini dengan sepuas-puasnya. Hal ini dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejarah semenjak zaman dahulu kala sampai kepada zaman sekarang ini. Betapa banyak Nabi-nabi dan Rasul-rasul membawa kebenaran, penyeru kepada akidah tauhid, mendapat tantangan yang hebat dan keras dari penyembah berhala dan penyeru kepada kebatilan dan kesesatan. Para Nabi dan Rasul itu tetap dalam pendiriannya, tetap dalam dakwahnya sehingga Allah memberi keputusan antara mereka dan kaumnya yang sesat dan durhaka itu seperti kaum Ad dan Samud. Betapa banyak bangsa bangsa yang merasa dirinya kuat dan perkasa dengan terang-terangan merampas hak bangsa-bangsa yang lemah tanpa memperdulikan rasa keadilan dan perikemanusiaan. Tetapi bangsa-bangsa yang tertindas dan terjajah itu tidak tinggal diam dan selalu berjuang dengan berbagai cara untuk mencapai dan memperoleh serta mengambil kembali kemerdekaannya. Memang telah menjadi Sunah Allah bahwa kebenaran pasti menang selama kebenaran itu tetap dibela dan diperjuangkan.

Allah berfirman:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Artinya:
"Dan katakanlah! Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap, sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap".
(Q.S Al Isra': 81)

Allah tidak menyuruh manusia atau jin agar mereka bersatu dan berkelompok untuk berbuat kejahatan, melakukan yang batil dan berbuat yang mungkar tetapi demikianlah tabiat manusia dan masyarakatnya, mereka lebih tertarik untuk bergabung dan bertolong-tolongan dengan kelompok yang sama arah dan tujuan hidupnya, walaupun hal itu ditujukan untuk melakukan kelaliman dan bertindak sewenang wenang terhadap masyarakat yang lain Allah berfirman:

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(67)

Artinya:
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah juga melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.
(Q.S At Taubah: 67)

Diriwayatkan dari Qatadah bahwa dalam menafsirkan ayat ini dia berkata: "Sesungguhnya Allah menjadikan manusia berteman akrab sesamanya dengan sebab persamaan perbuatannya; seorang mukmin adalah wali (teman akrab) bagi orang mukmin, kapan dan di mana dia berada. Seorang kafir adalah wali orang kafir lainnya, kapan dan di manapun ia berada. Iman itu bukanlah dengan angan-angan dan bukan pula dengan tanda atau pakaian. Demi umur Ku! Bila engkau taat kepada Allah, sedang engkau tidak mengenal seorangpun di antara orang yang taat kepada Nya, maka hal itu tidak membahayakan kepadamu. Dan bila engkau berbuat durhaka dan maksiat yang dilarang Allah sedang engkau berteman akrab dengan orang yang taat dan takwa kepada Nya, maka hal itu tidak akan berguna sedikit pun bagimu.

Abe Syaikhi meriwayatkan bahwa Masykur bin Abil Aswad berkata: "Aku bertanya kepada Al A'masy tentang maksud ayat 129 ini: "Apakah yang engkau dengar dari para sahabat dan ulama tabiin? Al A'masy menjawab: "Aku dengar mereka berkata: "Apabila akhlak manusia telah rusak, maka mereka akan diperintah oleh manusia-manusia yang jahat. Allah berfirman:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

Artinya:
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya".
(Q.S Al Isra': 16)

Sebaliknya orang-orang mukmin mereka bersatu dan memiliki pemimpin dan orang kepercayaan yang terdiri dari orang-orang yang baik, jujur dan bertakwa kepada Allah SWT.

Firman Allah

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(71)

Artinya:
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya, Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf mencegah dari yang mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S At Taubah: 71)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.