Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 95
إِنَّ اللّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ اللّهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?
Allah swt. menjelaskan bahwa semua kehidupan terjadi karena adanya Pencipta kehidupan itu, yaitu Allah SWT. Allah swt. mengembang biakkan segala macam tumbuh-tumbuhan dari benih-benih kehidupan, baik yang berbentuk butiran-butiran ataupun biji-bijian. Diwujudkan demikian adalah dengan maksud supaya mudah dipahami oleh manusia, sesuai dengan pengetahuan mereka secara umum; termasuk pula segala jenis kehidupan yang oleh ilmu pengetahuan digolongkan pada tumbuh-tumbuhan yang berkembang biak dengan spora atau dengan pembelahan sel yang hanya dapat diketahui oleh orang-orang tertentu. Kesemuanya itu berkembang biak menurut hukum sebab dan akibat yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Dalam pada itu Allah swt. menjelaskan kelangsungan hidup serta perputarannya secara umum, yaitu bahwa Allah menciptakan segala macam kehidupan dari benda yang tidak bergerak, seperti menciptakan segala macam tumbuh-tumbuhan dari benih dan menciptakan binatang dan manusia dari nutfah. Dan selanjutnya Allah menciptakan benda-benda yang tidak bergerak dan makhluk hidup seperti menciptakan benih dari tumbuh-tumbuhan dan nutfah dari manusia dan binatang.
Pengertian ini adalah wajar dan mudah dipahami oleh manusia dalam alam kehidupan mereka sehari-hari. Walaupun ayat ini memberikan pengertian yang demikian, namun Allah berkuasa juga menciptakan sesuatu dari tidak ada. Selanjutnya benda-benda tersebut berkembang biak menurut hukum kelestarian, yaitu tiap-tiap unsur kehidupan diturunkan secara turun-temurun. Hal ini berlangsung terus sesuai dengan hukum kodrat. Sesudah makhluk hidup itu diciptakan, ia hidup dan mati, kemudian kembali menjadi asalnya.
Pada akhir ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa yang menciptakan segala galanya ialah mempunyai sifat yang Maha Sempurna yang mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas dan mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi yaitu Allah. Dengan demikian maka Allah lah yang seharusnya disembah, tidak boleh disekutukan dengan yang lain.
Kemudian Allah mencela orang-orang musyrik, mengapa mereka itu menyimpang dari ibadah yang benar yaitu menyimpang dari agama tauhid menuju penyembahan tuhan selain Allah, padahal kalau mereka mau memperhatikan kejadian alam semesta ini, niscaya mereka mengetahui bahwa perbuatan mereka itu adalah perbuatan yang tidak benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.