Tafsir Surah Al An'am 96

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 96


فَالِقُ الإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Sesudah itu Allah swt. menyuruh manusia agar supaya memperhatikan perputaran waktu yang disebabkan oleh peredaran benda-benda langit yang berlaku menurut hukum sebab dan akibat pula. Allah SWT mengajak manusia memperhatikan alam terbuka yang dapat dilihat sehari-hari. Allah menyingsingkan cahaya pagi yang menghapus kegelapan malam. Cahaya itu tampak di ufuk langit bagian timur sesudah terbitnya matahari sehingga dunia tampak bercahaya terang. Keadaan ini mereka alami di saat-saat mereka melakukan segala macam kegiatan untuk keperluan hidup mereka Dan sebagai kebalikan dari suasana tersebut Allah swt. mengajak manusia untuk memperhatikan keadaan malam yang pekat. Allah menciptakan malam untuk beristirahat setelah mereka penat karena bekerja di siang hari. Keadaan ini digambarkan sebagai suasana ketenangan. Suasana yang silih berganti antara siang dan malam suatu keadaan yang mempunyai persamaan dengan perputaran hidup, agar mereka mempunyai pandangan hidup yang lebih luas.

Selanjutnya Allah swt. menyebutkan sebab-sebab yang mengubah suasana siang menjadi malam yaitu matahari yang beredar menurut waktu-waktu yang telah ditentukan. Dan sebagai bandingannya disebutkan bulan yang tampak cemerlang di waktu malam, baik matahari ataupun bulan beredar di angkasa raya menurut garis edarnya secara teratur dan tertentu.

Allah menyebutkan matahari dan bulan karena kedua benda langit itulah yang paling menonjol di antara benda-benda langit yang lain, yang secara umum manusia dapat memahami secara mudah kapan matahari dan bulan itu terbit dan kapan benda langit itu terbenam, dengan maksud agar manusia dapat memahami bahwa tiap-tiap kehidupan didahului oleh tiada dan akan kembali kepada tiada. Mengenai peredaran matahari dan bulan ini Allah menjelaskan selanjutnya dengan firman Nya:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

Artinya:
"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
(Q.S Yunus: 10)

Di dalam ayat ini, Allah swt. menyebutkan tiga macam nikmat Nya yang dapat dinikmati secara langsung oleh manusia yaitu nikmat yang diperoleh mereka tanpa usaha; nikmat cahaya pagi, nikmat ketenangan malam dan nikmat sinar matahari dan bulan agar manusia secara menyeluruh dapat memahami rahmat Allah yang menyeluruh bagi semua makhluk Nya.

Pada akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa penciptaan yang sangat tinggi nilainya itu, adalah ketentuan Allah sesuai dengan keluasan ilmu Nya kebesaran kekuasaan dan ketinggian hikmah Nya.

Allah swt. berfirman:

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

Artinya:
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala -sesuatu menurut ukuran".
(Q.S Al Qamar: 49)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.