Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 71
قُلْ أَنَدْعُو مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُنَا وَلاَ يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَى أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَىَ وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang [488], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,
[488] Maksudnya: syirik.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk mengatakan kepada orang-orang yang mengajak beliau untuk mengikuti agama mereka lalu bersama-sama menyembah berhala, bahwa beliau dan pengikut-pengikutnya tidak mau meminta pertolongan kepada selain Allah seperti menyembah batu atau pepohonan dan lain-lainya yang nyata-nyata tidak dapat memberikan manfaat atau menolak mudarat. Akan tetapi dia hanya beribadah kepada Allah semata, yang mempunyai kekuasaan, Yang memberikan manfaat atau mudarat dan yang menguasai makhluk, yang menghidupkan dan mematikan.
Orang-orang yang berpikir secara wajar, tentu dapat membeda-bedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang benar dan mana yang salah karena tidak dapat diragukan lagi, bahwa menghambakan diri kepada Zat yang dapat diharapkan manfaat-Nya dan ditakuti siksaan-Nya, lebih utama dan lebih baik dari pada menghambakan diri kepada sesuatu yang tak dapat diharapkan suatu apapun dari padanya juga lebih baik pula menghambakan diri kepada Allah dari pada kembali kepada jalan yang sesat dan bergelimang dalam kemusyrikan.
Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa menyembah selain Allah tidak patut terjadi karena sebab-sebab sebagai berikut:
1. Bahwa orang yang berpikir secara wajar tetap memohon pertolongan kepada Zat Yang Berkuasa, Yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak mudarat.
2. Mereka tidak mau menjadi murtad kembali seperti keadaan mereka sebelum memeluk agama Islam.
3. Bahwa orang-orang yang telah mendapat petunjuk dari Allah yang telah diselamatkan dari jurang kesesatan tidak mungkin bisa disesatkan oleh siapapun juga, seperti ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُضِلٍّ أَلَيْسَ اللَّهُ بِعَزِيزٍ ذِي انْتِقَامٍ
Artinya:
Dan barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab.
(Q.S Az Zumar: 37)
Di dalam ayat ini Allah menggambarkan bahwa orang-orang yang murtad sesudah beriman adalah seperti orang yang terkena bisikan setan atau seperti orang kebingungan dalam mencapai sesuatu yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara mencapainya. Mereka dalam keadaan bimbang, karena merasa bahwa dirinya berada di antara persimpangan jalan. Mereka telah meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat tak tentu arah dan tujuannya. Di tengah-tengah kebingungan itu mereka digambarkan pula seolah-olah di panggil oleh kawan-kawannya yang beriman untuk kembali kepada jalan yang lurus, akan tetapi mereka itu tidak dapat memenuhi panggilan tersebut karena mereka telah berpisah jauh, pandangan dan pikirannya terarah kepada bisikan setan itu, sehingga tidak dapat lagi mendengar seruan itu. Gambaran ini sesuai dengan Firman Allah:
كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
Artinya:
Seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.
(Q.S Al Baqarah: 275)
Sesudah itu Allah memberikan dorongan kepada Nabi Muhammad saw supaya selalu berusaha agar orang-orang musyrikin dapat memenuhi panggilan untuk kembali ke jalan yang lurus, menjauhi jalan yang sesat yang membingungkan pikirannya.
Allah menegaskan bahwa petunjuk yang benar ialah petunjuk yang diturunkan Allah yang termuat dalam ayat-ayat-Nya. Di dalam petunjuk itulah terdapat bukti-bukti dan keterangan-keterangan tentang kebenaran-Nya yang tidak mengandung kebatilan.
Berbeda dengan seruan yang dikumandangkan oleh orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya yang hanya mengekor kepada jejak nenek moyang mereka. Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw agar menegaskan bahwa tugas yang dibebankan pada beliau ialah untuk menyerahkan jiwa raganya semata-mata kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.