Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 65
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُم بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
[482] Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. Yang datang dari bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya. [483] Maksudnya: Allah Imendatangkan tanda-tanda kebesaranNya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti-ganti. Adapula para mufassirin yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quraan yang berarti bahwa ayat Al-Quraan itu diturunkan ada yang berupa berita gembira, ada yang berupa peringatan, cerita-cerita, hukum-hukum dan lain-lain.
Ayat ini merupakan peringatan yang keras terhadap orang-orang yang ingat kepada Allah dalam keadaan menderita dan sengsara, kemudian setelah penderitaan dan kesengsaraan itu lenyap, mereka kembali mempersekutukan Allah.
Peringatan itu ialah bahwa Allah swt berkuasa mendatangkan azab yang tidak diketahui oleh manusia hakikatnya, mungkin dari atas atau dari bawah, mungkin dari kanan atau dari kiri, mungkin berupa tiupan angin yang kencang atau letusan gunung berapi yang dahsyat, atau mengacau-balaukan manusia sehingga menjadilah mereka bergolong-golong dan berpuak-puak yang selalu bersengketa atau mereka saling bunuh membunuh sesama mereka sehingga sebagian mereka merasakan keganasan sebagian yang lain. Karena ini hendaklah orang-orang kafir itu ingat bahwa sekalipun pada suatu waktu mereka telah diselamatkan Allah dari penderitaan dan kesengsaraan tetapi bila mereka ingkar kembali, Allah Kuasa mendatangkan malapetaka yang lebih hebat dari itu.
Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud dengan "azab dari atasmu" ialah pembesar-pembesar kamu dan yang dimaksud dengan "Azab dari bawah kakimu" ialah yang datang dari budak-budak dan rakyat jelata.
"Azab" yang dimaksud oleh ayat ini ialah segala macam malapetaka yang menimpa manusia, seperti peperangan, penganiayaan, penindasan, banjir, letusan gunung, musim kemarau dan sebagainya.
Dari Nabi Muhammad saw. ia berkata, "Aku telah berdoa kepada Allah agar diangkatkan (tidak ditimpakan) dari umatku empat macam azab, maka diangkatkan dari mereka dua macam dan Allah tidak mengangkatkan dari mereka yang dua macam lagi. Aku berdoa kepada Allah agar dihilangkan dari mereka azab berupa hujan batu dari langit, goncangan bumi, tidak mencampurkan mereka dalam golongan-golongan yang saling bertentangan dan tidak merasakan kepada sebagian mereka keganasan yang lain. Maka Allah menghilangkan dari mereka gempa yang dahsyat dan hujan batu dari langit dan tidak mengangkatkan dari mereka dua macam azab yang terakhir.
(HR Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas)
Jika diperhatikan sejarah umat-umat yang dahulu dan azab yang ditimpakan Allah karena sikap mereka terhadap Nabi-nabi, maka kelihatan bahwa Allah telah menimpakan kepada mereka azab empat macam yang tersebut dalam hadis nabi di atas. Dua macam azab yang pertama, berakibat kehancuran yang total bagi umat-umat yang memungkiri seruan Nabi-nabi mereka, selain dari pada orang-orang yang beriman, maka tidak seorangpun di antara mereka yang hidup lagi, seperti topan Nabi Nuh, sambaran petir kepada kaum Saleh, hujan batu yang menimpa kaum Lut dan sebagainya.
Azab dua macam yang pertama itu tidak ditimpakan kepada umat Nabi Muhammad saw. tetapi kepada mereka yang mengingkari seruan Nabi akan ditimpakan azab dua macam terakhir, yaitu mencampurkan mereka ke dalam umat-umat yang saling bertentangan dan merasakan kepada mereka penindas sebagian mereka terhadap sebahagian yang lain. Hal ini dapat dilihat di dalam sejarah, sejak zaman Nabi Muhammad saw. sampai pada masa kini.
Kemudian Allah memerintahkan agar Nabi dan kaum Muslimin memperhatikan bagaimana Allah menjelaskan dan mendatangkan tanda-tanda kekuasaan-Nya silih berganti, dengan berbagai rupa dan cara agar dengan cara yang demikian itu mudah dipahami dan diyakini, mudah diketahui mana yang benar dan mana yang batal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.