Tafsir Surah Al An'am 131

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 131


ذَلِكَ أَن لَّمْ يَكُن رَّبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا غَافِلُونَ

Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah [505].

[505] Maksudnya: penduduk suatu kota tidak akan diazab, sebelum diutus seorang rasul yang akan memberi peringatan kepada mereka.

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa telah terjadi sunah dan ketetapan Nya sesuai dengan hikmah kebijaksanaan dan keadilan Nya, apabila Dia hendak membinasakan suatu umat karena kedurhakaan dan kezalimannya. Terlebih dahulu Dia mengutus seorang Rasul yang akan memberi peringatan kepada mereka. Dia tidak akan menurunkan azab dan siksa Nya kepada suatu umat padahal umat itu dalam keadaan lalai dan terlena karena tidak datang kepada mereka seorang Rasul yang memberi tuntunan dan petunjuk yang akan memperingatkan dan menimbulkan kesadaran dalam hati mereka bahwa mereka benar-benar telah sesat dari jalan yang lurus dan telah melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang bertentangan dengan keadilan dan perikemanusiaan.

Siksaan yang diturunkan Allah kepada hamba Nya yang durhaka yang amat keras, misalnya siksaan yang memusnahkan mereka seperti yang pernah terjadi pada kaum `Ad dan Samud; dan ada pula siksaan yang menghina mereka dengan cara mengusir dan mencerai beraikan mereka, seperti yang diderita oleh Bani Israel; dan ada pula siksaan yang menghancurkan kekuatan mereka, seperti yang diderita oleh kaum musyrikin Mekah. Sesudah Nabi Muhammad diutus Allah kepada manusia untuk segala tempat dan zaman, siksaan yang menghancurkan dan memusnahkan itu tidak ada lagi. Adapun malapetaka yang terjadi, seperti gempa, topan, banjir dan sebagainya, adalah cobaan dan ujian bagi umat manusia agar mereka insaf dan sadar akan kekuasaan Allah dan agar mereka selalu ingat kepada Nya, dan tidak berpaling dari petunjuk dan ajaran yang diturunkan Nya dengan perantaraan Rasul Nya.

Allah sekali-kali tidak akan menganiaya hambanya, bahkan merekalah yang menganiaya dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan sunah dan ketetapan Nya dan melanggar norma-norma yang telah diberikan Nya untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Mungkin dilihat ada beberapa umat yang tampaknya kuat dan jaya padahal umat itu telah melemparkan norma-norma keadilan dan-perikemanusiaan, bahkan ada yang mengingkari kekuasaan Allah dan menganggap agama Nya sebagai racun yang membunuh manusia, tetapi hal itu adalah istidraj dari Allah yang membiarkan mereka tenggelam dalam paham kebendaan, sombong dan takabur atas hasil yang mereka capai. Namun akhirnya mereka akan mengalami nasib seperti orang yang sombong dan takabur. Terserahlah kepada manusia itu sendiri apakah ia akan menjadi orang yang beriman, mematuhi dan menjalankan semua aturan dan ajaran yang diturunkan Nya dengan perantaraan Rasul Nya, dan dengan demikian dia akan hidup berbahagia jasmani dan rohaninya, ataukah dia akan menganggap dirinya lebih berkuasa atau lebih pintar serta menganggap ajaran-ajaran agama itu sudah ketinggalan zaman. Dia bebas berpikir berbuat dan menetapkan sesuatu menurut kehendaknya dan akhirnya akan terombang ambing antara teori-teori yang tidak tentu ujung pangkalnya serta terjerumus ke jurang kehancuran, keonaran dan kerusakan. Allah telah membentangkan di hadapan manusia jalan yang baik dan jalan yang buruk; terserah kepadanya jalan mana yang akan ditempuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.