Al An'am 159

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 159


إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمْ وَكَانُواْ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan [525], tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.

[525] Maksudnya: ialah golongan yang amat fanatik kepada pemimpin-pemimpinnya.

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang yang berpecah-belah dalam agamanya dan mereka menjadi bermacam-macam golongan dan kelompok yang sangat fanafik sehingga dari perbedaan paham dan pendapat itu timbullah perselisihan dan permusuhan, masing-masing ingin benar sendiri sehingga mencari segala jalan untuk kemenangan bukan untuk mencari kebenaran dengan mempergunakan hadis-hadis yang tidak patut dipergunakan dan menakwilkan Alquran menurut selera dan kemauannya sendiri. Orang yang begini telah lepas dari tanggung jawab Nabi Muhammad dan urusan mereka terserah kepada Allah untuk memberi balasan yang sewajarnya. Menurut sunah Allah di dalam dunia ini, bahwa dua pihak yang berkelahi akan menjadi mangsa bagi pihak ketiga yang mencari keuntungan. Ini adalah balasan di dunia dan mereka akan merasakan balasan lainnya di akhirat setimpal dengan apa yang mereka perbuat. Menurut tafsir Al-Maragi, maka dengan pembahasan yang sama dapat diketahui bahwa sebab-sebab perpecahan di kalangan umat Islam dalam agama yang mengakibatkan kelemahan mereka dalam urusan dunia ada lima perkara yang maksudnya secara rigkas sebagai berikut:

1. Pertentangan (perebutan) kekuasaan dan ini terjadi semenjak permulaan Islam sampai sekarang.

2. Fanatik kebangsaan (rumpun keturunan). Karena setiap bangsa dan rumpun keturunan (ras) tidak senang dikuasai oleh yang lain.

3. Fanatik mazhab-mazhab dan pendapat-pendapat pokok agama dan cabang-cabangnya, seperti mazhab Syiah mencaci mazhab-mazhab lainnya seperti mazhab Hanafiah dan mazhab Syafiiyah, dan orang-orang ahli hadis mempertahankan dengan menyoroti orang-orang ahli qias.

4. Fatwa agama menurut pikiran saja. Karenanya banyak orang yang berani memberikan fatwa di dalam agama Islam padahal dia belum bisa mengambil suatu hukum sebagaimana mestinya dari dalil-dalilnya sehingga fatwanya membentur dan menabrak dalil-dalil yang pada hakikatnya ada tetapi tidak diketahui.

5. Usaha dan tipu daya dari kelompok musuh-musuh Islam sehingga banyak yang tersiar hadis mauduk (yang tidak benar) yang dapat merembes kepada pemimpin Islam dan mereka mempergunakannya sebagai dalil-dalil dalam agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.