Tafsir Surah Al An'am 152

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 152


وَلاَ تَقْرَبُواْ مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُواْ الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُواْ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللّهِ أَوْفُواْ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) [519], dan penuhilah janji Allah [520]. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.

[519] Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan kerabat sendiri. [520] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya.

Pada ayat 151 telah disebutkan lima dari sepuluh "Al-Washaya Al-Asyrah" sedang dalam ayat 152 ini disebutkan lima lagi atau empat lagi (menurut sebagian mufassirin) sedang yang satu lagi (yang kesepuluh) terdapat pada ayat l53 yaitu:

(6). Jangan mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat.

(7/8). Keharusan menyempurnakan takaran dan keharusan menyempurnakan timbangan.

(9). Berlaku adil dalam perkataan meskipun terhadap keluarga.

(10). Memenuhi janji Allah.

Adapun larangan mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik, maksudnya tidak boleh mengganggu siapa jua pun, baik orang lain maupun walinya sendiri, kecuali untuk memelihara, memperkembangkan dan membelanjakan untuk keperluan yang bermanfaat bagi anak yatim itu sendiri. Dan bila anak yatim itu sudah dewasa barulah diserahkan harta tersebut kepadanya. Mengenai usia para ulama menyatakan sekitar 15-18 tahun; artinya antara usia tersebut seorang anak yang normal sudah akan dapat menjaga dan memelihara hartanya. Keharusan menyempurnakan takaran dan timbangan ini berulang kali disebutkan di beberapa surat dalam Alquran dengan bermacam cara, bentuk dan hubungannya dengan persoalan yang bermacam-macam pula, antara lain firman Allah:

وَأَوْفُوا الْكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya:
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(Q.S Al Isra': 35)

Perintah Tuhan untuk menyempurnakan takaran dan timbangan adalah sekadar menurut kemampuan yang biasa dilaksanakan dalam soal ini, karena Tuhan tidak memberati hamba-Nya melainkan sekadar kemampuannya. Yang penting tidak ada unsur atau maksud penipuan. Yang dimaksud tentang keharusan berkata dengan adil kendatipun terhadap keluarga ialah setiap perkataan terutama dalam memberikan kesaksian dan putusan hukum. Dan ini adalah yang utama bagi setiap pembangunan terutama di bidang akhlak dan sosial, tanpa membedakan orang lain dengan kaum kerabat. Hal ini telah diterangkan pula dalam firman Allah:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya:
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
(Q.S Al Fath: 29)

Adapun yang dimaksud dengan janji Allah ialah semua janji baik terhadap Tuhan seperti firman Allah:

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَابَنِي ءَادَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya:
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(Q.S Yasin: 60)

Dan firman Allah lagi:

وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا

Artinya:
Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji.
(Q.S Al Baqarah: 177)

Ayat ini diakhiri dengan "semoga kamu ingat" sebab semua perintah atau larangan yang tersebut dalam ayat ini pada umumnya orang-orang Arab Jahiliah berbuat sesuai dengan itu, bahkan mereka berbangga karena memiliki sifat-sifat terpuji itu. Jadi ayat ini hanya mengingatkan mereka agar tidak lupa, atau agar mereka saling ingat-mengingatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.