Al Baqarah 265

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-Baqarah 265

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.(QS. 2:265)

وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Pada ayat ini, Allah swt. memberikan perumpamaan lain bagi infak yang dilakukan semata-mata karena mengharapkan keridaan Allah swt. dan menambah keteguhan iman dan kekuatan jiwa untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.

Infak itu dalam ayat ini diumpamakan sebagai sebidang kebun yang mendapat siraman cukup dari air hujan, sehingga kebun itu memberikan hasil dua kali lipat dari hasil yang biasa. Dan andai kata hujan itu tidak lebat, maka hujan gerimis saja pun cukup, karena kebun tersebut terletak di tanah yang tinggi, mendapatkan sinar yang cukup serta hawa yang baik, dan tanahnya pun subur.

Dapat pula dikatakan, bahwa yang diumpamakan dengan kebun itu adalah orang yang menafkahkan hartanya itu. Karena ia menginsafi, bahwa ia telah menerima rahmat yang banyak dari Allah swt., maka Ia bersedia untuk memberikan infak yang banyak dan walaupun suatu ketika ia memperoleh rahmat yang sedikit, namun ia tetap memberikan infak.

Membelanjakan harta di jalan Allah atau berinfak, benar-benar dapat memperteguh jiwa. Sebab cinta kepada harta benda telah menjadi tabiat manusia, sehingga karena sangat cintanya kepada harta benda itu terasa berat baginya untuk membelanjakannya, apalagi untuk kepentingan orang lain. Maka jika kita bersedekah misalnya, hal itu merupakan perbuatan yang dapat meneguhkan hati untuk berbuat kebaikan, serta menghilangkan pengaruh harta yang melekat pada jiwa.

Ayat ini ditutup dengan firman-Nya "Wallaahu bimaa ta`maluuna bashiir" (Allah senantiasa melihat apa-apa yang kamu kerjakan). Ini berarti bahwa Allah selalu mengetahui kebaikan-kebaikan yang dilakukan hamba-Nya, antara lain berinfak dengan niat yang ikhlas, maka Dia akan memberikan pahalanya. Sebaliknya, Allah juga mengetahui semua perbuatan-perbuatan yang tidak baik, maka Dia akan membalasnya dengan azab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.