Tafsir Indonesia Depag Surah Al-Baqarah 243
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka,, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: 'Matilah kamu', kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.(QS. 2:243)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Dalam ayat ini Allah memberikan tamsil bagi suatu kelompok masyarakat yang patah semangatnya, tidak mau berjuang untuk kemajuan masyarakat dan agamanya. Dengan ayat ini Allah memberikan semangat agar sifat-sifat tersebut jangan dicontoh dan hendaklah manusia gigih berjuang untuk kejayaan bangsa dan agama. Dalam ayat ini dijelaskan berita orang yang lari dari tanah airnya di mana jumlah mereka ribuan banyaknya. Seharusnya mereka gagah berani, mampu untuk mempertahankan tanah airnya. Tetapi mereka lemah kehilangan semangat karena takut mati. Yang tergambar dalam pikiran mereka yang melarikan diri itu adalah jalan keselamatan. Sedangkan yang terjadi sebaliknya yaitu larinya mereka itu berarti memperkokoh kedudukan musuh untuk menjajah mereka dengan mudah. Kepada mereka yang penakut seperti ini Allah berfirman: "Hancurlah kamu karena kamu adalah pengecut!"
Kemudian setelah datang kesadaran mereka untuk bersatu kembali, Allah memberikan rahmat-Nya dengan menghidupkan semangat mereka kembali sehingga mereka bangkit mengumpulkan kekuatan untuk melepaskan diri dari perbudakan kaum penjajah karena Allah mempunyai kurnia, Maha Penyantun terhadap manusia namun demikian manusia tidak bersyukur kepada-Nya.
Ayat ini menurut suatu riwayat mengutarakan hal ihwal umat Bani Israil yang hendak melarikan diri dari wabah yang diturunkan Tuhan, padahal di suatu tempat yang berjangkit wabah, penduduknya tidak boleh melarikan diri dari tempat itu. Bani Israil yang berjumlah banyak yang hendak melarikan diri dari bahaya maut itu dimatikan Allah semuanya, ditengah-tengah perjalanan. Setelah mereka mati berapa lama, maka dengan perantaraan seorang yaitu Hizkil, Allah menghidupkan mereka kembali semuanya.
Hal ini adalah untuk pelajaran bagi mereka dan bagi orang-orang yang kemudian, bahwa manusia tidak dapat menghindarkan diri dari maut. Hidup mati adalah di tangan Allah. Bani Israil yang dihidupkan kembali itu dapat hidup selama umur yang sudah ditentukan Allah bagi mereka masing-masing.
Akan tetapi sungguh pun Allah menghidupkan mereka kembali sebagai karunia daripada-Nya, namun masih banyak juga yang tidak bersyukur kepada-Nya. Dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa apabila suatu umat selalu menentang ajaran Allah, maka umat ini akan selalu mendapat bahaya dengan berbagai cobaan daripada-Nya.
Hal ini telah menjadi sunah Allah bagi umat-umat terdahulu sampai sekarang. Tetapi menurut sebagian ahli tafsir ayat ini memberikan suatu pelajaran di mana Allah mengemukakan suatu contoh perbandingan bagi umat yang mati jiwanya, yang lari dari negerinya karena tidak mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankannya, sehingga negeri mereka menjadi jajahan dan rakyat yang ada di dalamnya menderita kemelaratan, penghinaan dan kemiskinan karena mereka diperlakukan sebagai budak oleh golongan yang berkuasa yang datang dari luar. Tetapi setelah masa itu berlalu, maka dengan kesadaran yang diberikan Allah kepada mereka hiduplah jiwa mereka. Mereka bangun serentak mengusir penguasa-penguasa zalim. Ini karunia dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang.
Tafsir Indonesia Jalalain Surah Al-Baqarah 243
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
(Tidakkah kamu perhatikan) pertanyaan disertai keanehan dan dorongan untuk mendengar apa yang dibicarakan sesudah itu (orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedangkan jumlah mereka beribu-ribu) ada yang mengatakan empat, delapan atau sepuluh ribu serta ada pula yang mengatakan berjumlah tiga puluh, empat puluh atau tujuh puluh ribu (disebabkan takut mati) sebagai maf`ul liajlih. Mereka ini ialah segolongan Bani Israel yang ditimpa oleh wabah sampar hingga lari meninggalkan negeri mereka. (Maka firman Allah kepada mereka, "Matilah kamu!") hingga mereka pun mati, (kemudian mereka dihidupkan-Nya kembali), yakni setelah delapan hari atau lebih, atas doa Nabi mereka yang bernama Hizqil. Ada beberapa lamanya mereka hidup tetapi bekas kematian tanda-tandanya terdapat pada diri mereka, tidak memakai pakaian kecuali nanti berbalik menjadi kain kafan, dan peristiwa ini menjadi buah tutur sampai kepada anak-anak mereka. (Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia) di antaranya menghidupkan mereka tadi, (tetapi kebanyakan manusia) yakni orang-orang kafir (tidak bersyukur). Adapun tujuan menyebutkan tentang orang-orang itu di sini ialah untuk merangsang semangat orang-orang beriman untuk berperang dan itulah sebabnya dihubungkan kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.