Tafsir Surah Al Maidah 100

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-Maidah 100


قُل لاَّ يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُواْ اللّهَ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."

Pada ayat ini Allah swt. menyuruh Rasul-Nya untuk menjelaskan ciri-ciri sesuatu perbuatan dan orang-orang yang melakukannya, yang akan menyebabkan mereka memperoleh pahala atau siksa-Nya. Ditegaskan, bahwa kejahatan dan kekejian tidaklah sama dengan kebajikan dan amal saleh. Harta benda yang baik atau yang diperoleh dengan jalan yang halal tidaklah sama dengan harta benda yang jelek atau yang diperoleh dengan jalan yang tidak halal. Barang-barang yang mendatangkan mudarat tidaklah sama dengan barang-barang yang bermanfaat.

Demikian pula, orang-orang yang zalim tidaklah sama dengan orang-orang yang adil dan orang-orang jahat tidaklah sama dengan orang-orang yang saleh; orang-orang yang durhaka tidaklah sama dengan orang-orang yang taat dan bertakwa.

Masing-masing akan mendapat penilaian yang berbeda dari Allah swt. dan akan diberi-Nya balasan pahala atau siksa, menurut sifat-sifat dan keadaan masing-masing.

Kemudian Allah swt. memperingatkan hamba-Nya, agar mereka janganlah terpedaya melihat banyaknya perbuatan-perbuatan dan barang-barang yang tidak baik.

Perbuatan-perbuatan yang jelek memang amat disenangi oleh orang yang lemah iman. Terutama di kota-kota besar di mana banyak orang mendirikan usaha yang menggunakan fasilitas-fasilitas yang memudahkan terjadinya kemaksiatan. Demikian pula barang-barang yang jelek dan yang tidak halal, amat disenangi pula karena dapat diperoleh dengan cara yang mudah, seperti riba, judi, suap, curi, rampok, dan lain-lain sebagainya.

Akan tetapi orang-orang yang kuat imannya tidak akan terpedaya oleh semua godaan itu. Betapa pun banyaknya orang-orang yang melakukan kejahatan itu di sekitarnya, namun ia tetap berpegang kepada hukum-hukum dan petunjuk-petunjuk agamanya. Jumlah orang-orang semacam ini tidak sebanyak jumlah mereka yang cenderung kepada kejahatan dan kekejian. Tetapi Allah swt. bukan menilai banyaknya jumlah, melainkan Dia menilai hamba-hamba-Nya dari segi kebaikan sifat dan perbuatannya.

Pada akhir ayat ini Allah swt. menghadapkan firman-Nya kepada orang-orang yang berakal sehat, yang dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang bermanfaat dan yang mudarat, agar mereka tidak terpedaya oleh bermacam-macam godaan setan yang senantiasa ingin menjerumuskan manusia kepada kejahatan dan kesengsaraan. Keteguhan iman di tengah-tengah kemaksiatan yang beraneka ragam. Itulah yang akan dapat membawa mereka kepada kebahagiaan dan keberuntungan dunia dan akhirat.

Asbabun Nuzul Indonesia Depag Surah Al-Maidah 100


Al-Wahidi dan Al-Ashpahani mengetengahkan sebuah hadis dari sahabat Jabir dalam kitab At-Targhib, bahwa sewaktu Nabi saw. menuturkan ayat pengharaman khamar, tiba-tiba ada seorang badui (orang kampung) berdiri seraya bertanya, "Saya adalah seorang pedagang dan ini adalah barang daganganku, aku telah mendapat keuntungan harta dari hasil perdaganganku. Kemudian apakah harta itu bermanfaat bagiku jika aku gunakan untuk berbuat taat kepada Allah?" Lalu Nabi saw. menjawab, "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima (amal) kecuali hanya yang baik (yang halal)." Tidak lama kemudian Allah membenarkan perkataan Nabi-Nya itu melalui firman-Nya, "Katakanlah, 'Tidak sama yang buruk dengan yang baik...'" (Q.S. Al-Maidah 100).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.