Al An'am 12

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al An'am 12


قُل لِّمَن مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ قُل لِلّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ رَيْبَ فِيهِ الَّذِينَ خَسِرُواْ أَنفُسَهُمْ فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang [462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman. [463]

[462] Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya [463] maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman

Allah swt. menyuruh Rasul-Nya, agar menanyakan kepada kaumnya yang ingkar itu, "Kepunyaan siapakah segala yang ada di langit dan di bumi ini?" Pertanyaan ini untuk mematahkan dasar pikiran syirik, karena bangsa Arab Jahiliah itu sebenarnya telah mengakui bahwa yang menciptakan langit dan bumi ini ialah "Allah"

Kemudian Allah memerintahkan Rasul saw. untuk menjawab sendiri pertanyaan itu dengan jawaban, "Kepunyaan Allah". Kaum musyrikin tentulah akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang serupa. Tidak ada jawaban lain bagi mereka. Mereka tidak akan memungkirinya dan mengelakkannya. Karena itu mereka tidak boleh menyandarkan sesuatu dari alam ini kepada orang lain selain kepada Allah. Hanyalah Allah sendiri Raja dan Pemilik alam raya ini dengan segala isinya.

Allah swt. yang diakui ada-Nya oleh orang musyrikin Yang menciptakan langit dan bumi dan Yang memiliki keduanya itu telah menyatakan tentang diri-Nya melalui Rasul-Nya bahwasanya sifat kasih sayang merupakan keharusan dari zat-Nya dan sifat kasih itu meliputi keseluruhan makhluk-Nya. Dia Maha Penyayang kepada seluruh hamba-hamba-Nya dengan melimpahkan bermacam-macam nikmat lahir dan batin kepada mereka. Jika mereka berbuat dosa, Dia tidak segera menjatuhkan azab kepada mereka, sebaliknya mereka diberi kesempatan untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah. Perbuatan dosa yang mereka lakukan sehingga mengakibatkan murka Allah, bukanlah sebabnya dari Allah tetapi adalah merupakan akibat kesalahan manusia itu sendiri. Bukankah karena kasih sayang Allah, manusia itu diciptakan di atas dasar fitrah kejadian yang sempurna? Kemudian mereka diberi petunjuk untuk mengenali dan mengesakan-Nya dengan jalan menunjukkan bukti-bukti yang ada pada manusia dan pada alam semesta ini, karena rahmat Allah diutus-Nya Rasul-rasul kepada mereka dengan membawa Kitab-kitab yang penuh dengan ajaran-ajaran yang menuju kepada rida-Nya dan ajaran yang mencegah mereka dari murka-Nya. Akan tetapi kemudian manusia itulah yang menodai ajaran yang baik itu dengan kejahatan-kejahatan. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan menghina para Rasul. Allah berfirman:

وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ

Artinya:
Tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(Q.S Az Zukhruf: 76)

Karena rahmat Tuhan itu pulalah orang musyrikin Mekah tidak dibinasakan seperti umat-umat di masa yang silam.

Rasulullah saw. bersabda.

إن الله لما خلق الخلق كتب كتابا عنده فوق العرش: رحمتي سبقت غضبي

Artinya:
Tatkala Allah selesai menciptakan makhluk ini, Allah menulis di dalam kitab-Nya (Lohmahfuz) yang ada di sisi-Nya di atas Arasy, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku"
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dengan kasih sayang Allah itu pula, pasti Dia akan menghimpunkan manusia itu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Keadilan akan ditegakkan hari itu. Manusia dikumpulkan pada hari itu, tak seorangpun yang akan dialpakan. Adalah menjadi rahmat yang besar bagi hidup dan kehidupan manusia, bilamana dia yakin dan sadar akan kejadian hari berkumpul itu. Kesadaran ini menjadi pendorong baginya untuk membersihkan jiwanya dan meluhurkan budinya. Ketidakadilan yang terjadi dalam kehidupan duniawi, tentulah akan diperhitungkan oleh Allah dan diputuskan kembali dengan penuh keadilan pada hari kiamat itu.

Allah swt. tidak akan membiarkan saja pada pagi hari berkumpul itu orang yang merugikan dirinya yakni orang menodai fitrah kejadian dirinya yang bersih, merusak mentalnya yang sehat dan menghilangkan kesediaannya untuk menerima kerasulan Muhammad saw. dan tidak mau mendengarkan wahyu, mereka memilih jalan kekafiran, karena mereka tidak beriman kepada hari akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.