Al Maidah 116

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-Maidah 116


وَإِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَـهَيْنِ مِن دُونِ اللّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِن كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلاَ أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".

Isa a.s. menyatakan bahwa yang demikian itu tidaklah benar, karena dia tidaklah berhak menyatakan sesuatu yang tidak patut bagi dirinya dan ibunya. Allah menanyakan hal demikian itu kepada Isa a.s. walaupun Allah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, agar Isa a.s. di hari kiamat itu menyatakan di hadapan para rasul dan umat manusia bahwa hanya Allahlah yang berhak disembah, serta dia menjelaskan kesalahan umatnya yang memandang dirinya dan ibunya sebagai Tuhan. Semua ibadah hanya dihadapkan kepada Allah sendiri. Ayat ini memberikan peringatan kepada orang-orang Nasrani baik mereka yang hidup kemudian atas kesalahan pikiran mereka dan kekeliruan akidah mereka. Banyak macam ibadah dan doa yang dilakukan oleh orang Nasrani ditujukan kepada Isa dan ibunya baik yang khusus untuk Isa dan ibunya masing-masing maupun ibadah itu dipersekutukan antara mereka dengan Allah swt. Kesemua ibadah demikian itu tak dapat dibenarkan, karena segala ibadah itu haruslah ditujukan kepada Allah swt. saja. Firman Allah swt.:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Q.S. Al-Bayyinah: 5)

Tiada Tuhan lain di samping Allah swt. yang ikut menerima ibadah para hamba baik sebagai perantara atau pun pengganti daripada-Nya. Nabi Isa a.s. menjawab pertanyaan Allah swt. tentang ibadah dan kepercayaan yang ditujukan kepada dirinya dan ibunya dengan jawaban yang diawali kata "Subhanaka" artinya "Maha Suci Engkau", yang maksudnya amat mustahillah ada Tuhan lain di samping-Nya dan sebaliknya pastilah Allah swt. Esa Zat dan sifat-Nya serta jauh dari adanya sekutu dalam ketuhanan-Nya.

Lalu Isa a.s. menegaskan bahwa dia sendiri atau orang lain yang semisal dengan dia tidaklah berhak untuk mengatakan sesuatu yang tidak patut bagi dirinya. Tidak terlintas sedikit pun dalam pikirannya untuk menyatakan dirinya atau ibunya sebagai tuhan selain Allah swt. karena dia diutus kepada manusia untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus yakni agama tauhid. Sekiranya dia menyatakan dengan ucapan pengakuannya sebagai Tuhan itu, atau terlintas dalam pikirannya, tentulah Allah swt. lebih mengetahuinya, karena Dia Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam pikiran manusia, lebih-lebih apa yang dilahirkannya. Tetapi manusia tidaklah mengetahui apa yang disembunyikan Allah swt. kecuali jika Dia memberitahukannya dengan perantaraan wahyu. Sesungguhnya hanya Allah sendiri Yang Maha Mengetahui segala yang gaib; ilmu-Nya meliputi segala yang pernah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi dalam ruang lingkup ciptaan-Nya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.