Tafsir Surah Al Maidah 112

💬 : 0 comment

Tafsir Indonesia Depag Surah Al-Maidah 112


إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَن يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَاء قَالَ اتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut 'Isa berkata: "Hai 'Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami ?". 'Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman".

Pada ayat ini Allah swt. menceritakan bahwa kaum Hawariyin itu pernah menanyakan kepada Nabi Isa a.s., apakah Allah dapat menurunkan kepada mereka suatu hidangan makanan dari langit. Pertanyaan itu bukan menunjukkan bahwa kaum Hawariyin itu masih ragu-ragu tentang kekuasaan Allah swt. Mereka telah yakin sepenuhnya tentang kekuasaan Allah. Akan tetapi mereka menanyakan hal itu untuk lebih menenteramkan hati mereka. Sebab, apabila mereka dapat menyaksikan bahwa Allah kuasa menurunkan apa yang mereka inginkan itu, maka hati mereka akan lebih tenteram, dan iman mereka akan bertambah kuat.

Hal ini juga pernah terjadi pada Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau memohon kepada Allah agar Allah memperlihatkan kepadanya bagaimana Dia kuasa menghidupkan makhluk yang telah mati. Berfirman Allah:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي

Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkan kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati?" Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)."
(Q.S. Al-Baqarah: 260)

Dengan demikian, pertanyaan kaum Hawariyin tadi dapat diartikan sebagai berikut, "Hai Isa, maukah Tuhanmu memperkenankan bila kamu memohon kepada-Nya agar Dia menurunkan kepada kita suatu hidangan?" Jadi yang mereka ragukan bukanlah kekuasaan Allah untuk melakukan hal itu melainkan apakah Tuhan bersedia mengabulkan permintaan Nabi, bila ia memintakan hal itu kepada-Nya untuk mereka. Patut diperhatikan dalam ayat di atas, bahwa ketika kaum Hawariyin mengemukakan pertanyaan mereka kepada Nabi Isa, mereka menyebutkannya dengan namanya, lalu diiringi dengan sebutan "putra Maryam", ini untuk menegaskan bahwa mereka tidak menganut kepercayaan bahwa Isa adalah Tuhan, atau anak Tuhan. Mereka yakin bahwa Isa adalah makhluk Allah yang dipilih-Nya untuk menjadi nabi dan rasul-Nya. Dan juga adalah putra Maryam, bukan putra Allah.

Pada akhir ayat tersebut diterangkan jawaban Nabi Isa kepada kaum Hawariyin. Ia menyuruh mereka agar bertakwa kepada Allah, yaitu agar mereka tidak mengajukan permintaan atau pun pertanyaan yang memberikan kesan seolah-olah mereka meragukan kekuasaan Allah. Ini merupakan suatu pelajaran yang amat baik, sebab orang-orang yang beriman haruslah memperkokoh imannya, dan melenyapkan segala macam hal yang dapat mengurangi keimanan itu. Allah Maha Kuasa, atas segala sesuatu. Lagi pula, menyediakan suatu hidangan adalah suatu pekerjaan yang tidak patut untuk diminta kepada Allah. Dia Maha Mulia. Dia telah mengaruniakan kepada hamba-Nya segala sesuatu di bumi, baik berupa bahan makanan, pakaian, bahan perumahan, dan sebagainya. Maka tugas manusia adalah untuk mengolah bahan-bahan yang tersedia itu, untuk mereka buat makanan, pakaian, rumah dan sebagainya, untuk kepentingan mereka sendiri. Dan Allah tidak meminta bayaran apa-apa atas nikmat-Nya yang telah disediakan-Nya itu, yang tak terhitung jumlahnya. Apabila Allah tidak menurunkan hidangan dari langit, maka hal itu tidaklah mengurangi arti kekuasaan dan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Sebab itu, janganlah mengurangi pula terhadap iman dan keyakinan manusia kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar!
Apabila ada penulisan yang salah atau kurang tepat.